Part 8

72 10 2
                                    

"SHEINA! MAU KEMANA KAMU? KAMU MAU PERGI DARI RUMAH? PERGI AJA DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI!" ujar papa Sheina, Aksara yang melihat anak gadisnya keluar sambil menggendong tas dipunggungnya.

"KAMU APA APAAN SIH? SHEINA ITU ANAK KAMU! TEGA YA, KAMU NGUSIR ANAK KAMU SENDIRI?!" tanya Karin tidak percaya.

"Sheina mau ke rumah Ardo," kata Sheina tak acuh.

"NGGAK SOPAN BANGET KAMU, SHEINA! Pasti menurun dari Ibunya yang nggak tau etika," sinis Aksara disertai senyum mengejeknya.

"MAKSUD KAMU AP-"

BRAAKK . . .

Kerasnya suara pintu yang dibuat Sheina membuat kaget keduanya. Rasanya, Sheina benar benar ingin pergi dari rumah itu. Tidak mau terlalu larut, Sheina pun melanjutkan perjalanannya ke rumah Ardo.

Tok tok tok...

Sheina mengetuk pintu rumah Ardo. Tak selang lama, seseorang dengan pakaian yang selalu rapi membuka pintu. Dia Adryana, ibu Ardo.

"Eh, Sheina... Masuk-masuk." sapanya. Mereka pun masuk ke rumah bertingkat itu.

"Ardo nya lagi keluar sebentar. kalo mau nunggu di kamarnya Ardo nggak papa kok. Apa mau nunggu disini aja?" tanya Adryanan ramah pada Sheina.

"Sheina tunggu dikamar Ardo aja, Tan. Sheina juga mau numpang mandi. Hehe." Adryana tersenyum melihat tingkah Sheina lalu mengangguk dan membiarkan Sheina ke kamar anaknya.

Sheina menghempaskan tubuhnya di kasur Ardo. Sheina menghirup napas dalam dalam. Berusaha melupakan masalah yang terjadi diantara keluargnya.

Sheina memejamkan matanya. Berusaha untuk tidur lalu bertemu dengan sang pujaan hati. Siapa lagi kalau bukan Tuhan. Eh, Arkanda.

Abang pilih yang mana . . .

"Siapa sih, yang telpon? Ganggu aja. Nggak tau apa kalo gue lagi mau tidur, pusing, galau, merana, butuh asupan makanan, gizi dan kasih sayang," umpat Sheina beruntun.

"Hallo? Selena Grande in here."

"Sheina dimanose? Jelong-jelong cus."

"Gue dirumah lo, Henardi.... Lo yang dimana?"

"Ya udah, tunggu ya.. Eike cus mau palulang."

Sheina menutup sambungan telponnya dan menuju kamar mandi di dalam kamar Ardo untuk membersihkan diri sebelum keluar 'jelong jelong' bersama Ardo.

Kadang, Sheina merasa iri dengan Ardo. Bagaimana tidak, selalu saja Ardo yang dilirik dan digoda sama om om banyak uang. Padahal, yang cewek tulen itu kan Sheina. Sheina kan juga ingin digoda sekali-sekali. Eh.

"Sheinaaaaaa... Ardo bahenol is baacckkk..." teriak Ardo sambil menaiki tangga rumahnya.

Kleek...

Braak...

Dengan cepat Ardo menutup kembali pintu kamarnya saat mendapati Sheina hanya menggunakan sehelai handuk yang melilit di tubuhnya. Muka Ardo merah padam sekarang. Setidak peduli itu kah Sheina jika Ardo dengan bebas melihat Sheina sedang berganti baju? Mau dilihat dari segi manapun juga, Ardo tetaplah laki laki.

"Masuk aja, Do... Gue cuma lagi ganti baju," teriak Sheina dari dalam kamar Ardo.

Cuma ganti baju? Cuma, katanya? CUMA?

Thanks For Your Perfect Acting, Jerk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang