s t u c k

4.3K 276 25
                                    

When i look at you, feels like I'll run out of breath
How are you so chillingly pretty?




H-2 menuju Masa Orientasi Siswa, kediaman keluarga Son tampak lebih berisik dari biasanya. Eric dan beberapa temannya terlihat sibuk dengan beberapa bahan untuk keperluan MOS nanti.

Seperti sudah menjadi tradisi, bukan? Para siswa baru diberi daftar teka-teki makanan dan minuman oleh para anggota OSIS. dan sialnya, teka-teki itu dinilai sulit untuk sebagian siswa.

"Coklat Marshanda apaan, sih, anjir?!" Eric mendesah kasar, melempar buku yang memuat catatan itu kesembarang arah.

"Mungkin kita harus bawa coklat yang ada tanda tangan Marshandanya." jawab Felix yang sepertinya juga sudah pusing, terbukti dengan ia yang memilih untuk merebahkan diri di lantai rumah Eric.

"Masih mending kita dapet Marshanda, kelasnya si Yunseong dapet coklat Rihanna. makanya dia sama si Jungmo langsung terbang ke Amerika." Hyunjin selaku saudara kembar Yunseong memberi informasi.

Decakan kesal terdengar setelah Hyunjin berbicara, apa-apaan? Kalaupun Yunseong dan Jungmo sampai ke sana, memangnya Rihanna mau menemui mereka dan memberi tahu coklatnya dengan senang hati apa?

"Yaudah, coba siapa yang tau alamat rumah Marshanda?" Eric sedikit lebih semangat.

Merasa sedikit termotivasi sepertinya. Ia tidak boleh kalah, kalau Yunseong saja sampai rela terbang ke Amerika demi tugas yang tak seberapa ini, masa Marshanda yang satu negara tidak bisa dapatkan.

Gengsi, dong.

"Mending cari tanda tangannya di google, ntar kita print terus tempel di atas coklat." ujar Bomin memberi saran.

Sunwoo menghela nafas pasrah. Ide dari Bomin terdengar kurang masuk akal dan cenderung goblok, tapi daripada harus direpotkan dengan berpikir lagi, laki-laki bermarga Kim itu hanya bisa menurut saja.

Satu teka-teki terpecahkan!

"Nasi pocong? Ngapa harus bawa-bawa pocong, sih?!" pekik Sanha yang memang penakut mendadak emosi,

Setelah artis, mahkluk tak kasat mata pun ikut diseret?

"Ini gue tau nih, waktu SMP gue pernah. Nasi pocong itu, ketupat!" kata Seungmin mengangguk semangat, ia yakin jawabannya benar.

"Lontong, bego! Mana ada pocong bentuk ketupat?!" kata Sunwoo akhirnya. Laki-laki itu tidak tahan lagi, kenapa mayoritas temannya ini sedikit sinting?

"Masa?"

"Serah."

"Ric, toilet di mana?" Hwall yang sedari tadi hanya diam memperhatikan ketujuh temannya.

"Pake toilet yang ada di kamar gue aja. Lantai dua, pintu warna biru, ya."




🍂🍂🍂





Chaeyoung memainkan pipinya tanda bosan. Biasanya jika sedang bosan, selalu ada Eric atau si kembar Hyunjin dan Yunseong yang menemaninya bermain. Tapi sekarang mereka sedang sibuk mempersiapkan mos, teman-temannya juga masih sibuk menghabiskan waktu libur yang tinggal dua hari itu.

Seketika Chaeyoung menyesal, kenapa ia menolak ajakan Sang Ibu atau Tzuyu yang saat ini tengah berlibur di salah satu daerah yang sudah terkenal akan keindahan pesona alamnya?

"Main PS di kamar Eric aja, deh." putus Chaeyoung akhirnya.

Gadis mungil itu memasuki kamar Eric yang persis berada di depan kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Toh Eric sedang tidak ada di kamarnya, kan?

Alih-alih menyalakan playstation, Chaeyoung malah meloncat ke atas tempat tidur Sang Adik. Ia berbaring di sana. Menghirup aroma menenangkan yang membuat matanya memejam,

Pintu kamar mandi terbuka. Chaeyoung menoleh, "Er— loh? Lo siapa!"

Hwall mematung saat mendengar pekikan seseorang yang sekarang tengah berdiri di atas kasur sambil menunjuk ke arahnya itu.

Tanpa ekspresi, Hwall menjawab, "Temen Eric."

Mengangguk paham, Chaeyoung lalu turun dari kasur sambil memamerkan senyum canggungnya. Hampir saja ia berteriak dan menuding teman Eric itu sebagai maling, "Gue Chaeyoung, Kakaknya Eric."

Mengalihan pandangannya ke arah tangan Chaeyoung yang terulur, Hwall menyambutnya. Menerima uluran tangan Chaeyoung, menggenggamnya sedikit erat. Benar dugaannya tadi, tangan Chaeyoung terasa begitu pas ditangannya.

"Gue maafin, asal Kak Chaeyoung mau bantuin gue."

"Bantu apa?"

"Mecahin teka-teki MOS."

"Oh, gampang. Mana coba liat soalnya?"

Hwall menyerahkan selembar kertas berisi beberapa soal yang ia tulis tadi. Saat ini ia dan juga Chaeyoung sudah duduk santai di kursi meja belajar milik Eric.

Chaeyoung tersenyum lebar, benar tebakannya tadi. Teka-teki yang sama seperti saat ia MOS dulu. Entah karena para anggota OSIS yang tidak kreatif, atau malas memikirkan soal teka-tekinya.

Cantik.

Satu kata yang terlintas dipikiran Hwall saat memperhatikan chaeyoung yang tengah fokus menulis dengan intens, salah satu bibirnya terangkat. Laki-laki dengan marga Heo itu memuja Chaeyoung dalam pikirannya,

Gadis dengan mata unik seperti singa dan tahilalat di bawah bibir itu begitu menarik dan juga cantik.

Untuk pertama kalinya ia merasakan perasaan aneh, dan untuk pertama kalinya juga ia merasa sangat tertarik dengan gadis yang bahkan baru pertama kali ia temui.

Cinta pada pandangan pertama? Cih, hal itu ternyata memang ada.

Chaeyoung unik, dan Hwall menyukainya.

"Selesai!" ujar Chaeyoung girang lalu menyerahkan jawabannya pada Hwall.

"Makasih."

Hwall bangkit dari duduknya setelah Chaeyoung membalas ucapan terima kasihnya. Beberapa langkah menuju pintu, ia kembali menoleh ke arah Chaeyoung,

"Jangan turun ke bawah, Kak. Kalo ada apa-apa telpon Eric aja."

"Loh, kenapa?"

"Banyak predator."

Chaeyoung tertawa, menganggap hal yang dikatakan Hwall tadi hanya sebatas lelucon. Gadis manis itu tidak mempedulikan fakta bahwa kini Hwall menatapnya dengan tatapan tajam, tanda bahwa laki-laki itu serius dengan ucapannya.

"Gue bahkan belum tau namanya." Chaeyoung mengerucutkan bibirnya.

Mengangkat bahu berusaha acuh, Chaeyoung memilih kembali ke kamarnya. Merebahkan diri, memejamkan mata, lalu tertidur seperti biasa.




🍂🍂🍂




"Lo boker, ya? Lama amat." tanya Hyunjin saat melihat Hwall turun dari tangga.

"Nih jawaban teka-tekinya, kalian gak usah ngaco lagi." Hwall meletakkan kertas jawaban itu di depan Eric.

"Lah, jadi coklat Marshanda itu maksudnya permen chacha?"

"Lah? Rugi dong gue? Mana coklat yang gue beli coklat silverquin lagi!"

Hwall memejamkan mata, tak mempedulikan teman-temannya yang kembali ribut. Entah kenapa pikirannya kini terfokus pada Chaeyoung. Aneh, sepertinya Hwall sudah gila. Bagaimana bisa gadis yang baru ia temui beberapa menit yang lalu membuatnya merasa rindu?

Hwall memang gila, ia menginginkan gadis manis itu. Son Chaeyoung, harus menjadi miliknya.

Stuck; [Son Chaeyoung X Heo Hwall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang