a p a r t m e n t - a;

1.5K 181 69
                                    

Eric memicing memperhatikan Chaeyoung, Kakak kesayangannya yang kini tengah sibuk bercermin. Aneh, ini baru pertama kalinya Eric melihat Chaeyoung berdandan selama itu, di sore hari pula.

Biasanya gadis itu hanya sebatas memakai pelembab bibir saja, bahkan saat hendak berkencan dengan mantan pacarnya dulu—memang sudah lama sekali sih, mungkin saat Chaeyoung masih menduduki bangku SMP—

Tapi tetap saja aneh, memang seistimewa apa orang yang akan pergi dengan Chaeyoung sekarang?

"Temen? Apa temen?" tanya Eric mencoba memastikan sekali lagi. 

Chaeyoung berdecak, kenapa Eric ingin tahu sekali, sih? "Temen."

Sebenarnya, semalam Hwall menghubungi dan menyuruhnya untuk datang, mengajak untuk mencari tahu tentang si penguntit yang sudah berani menganggu Chaeyoung. Dengan syarat, Chaeyoung tidak boleh memberitahu siapapun.  Termasuk Eric sekalipun.

Chaeyoung yang memang sudah sangat penasaran tentu saja meng-iya-kan. Apalagi menurut Eric, Hwall sudah akrab dengan hal seperti itu, bahkan bisa dibilang pro. Hwall pasti bisa membantunya, kan?

"Di jemput atau ke sana sendiri?"

"Di anterin Yunseong, kebetulan searah." Eric mengangguk paham, "Kakak pulangnya malem, kamu kalo laper delivery aja, okay?"

Sebelum pergi, Chaeyoung menyempatkan diri untuk mengacak rambut Eric sampai decakan kesal dari bibir adiknya terdengar.





🍂🍂🍂




"Maaf lama." Chaeyoung tersenyum canggung, ia merasa tidak enak karena sudah membuat Yunseong menunggu lama.

Yunseong tersenyum, alih-alih mempermasalahkan keterlambatan Chaeyoung, ia malah memperhatikan penampilan gadis itu dari atas ke bawah, cantik. Satu kata yang selalu Yunseong pikirkan jika bertemu dengan Chaeyoung.

"Tumben bawa motor? Matic lagi."

"Punya Yeji, sengaja biar dipeluk."

Chaeyoung memicing, Yunseong sedang bercanda? Tapi kenapa wajahnya terlihat serius sekali?

Sempat hening beberapa saat sampai Yunseong menarik tangan Chaeyoung mendekat lalu memasangkan helm. Jarak mereka terlalu dekat sekarang. Jujur saja, Chaeyoung merasa gugup. Ia belum pernah sedekat ini dengan laki-laki manapun selain Eric dan Ayahnya.

"Ayo naik, Kak."

"I-iya."










"Ini apartement siapa?" Yunseong memperhatikan dengan seksama apartement di depannya.

Apartement yang terlihat mewah bahkan saat dilihat dari luar gedung. Sang pemilik unit di sini pasti bukan dari kalangan orang biasa.

"Temen."

Yunseong mengalihkan tatapannya, selama ia mengenal Chaeyoung, ia juga kenal dengan teman-teman Chaeyoung. Yunseong masih ingat betul jika gadis itu tidak punya teman yang tinggal di daerah ini.

Lalu ini, teman yang mana? Apa Yunseong melewatkan sesuatu?

"Yaudah, kalo butuh jemputan telpon aja, ya."

Dan Yunseong pergi setelah Chaeyoung mengangguk setuju.





🍂🍂🍂






Chaeyoung menatap ragu pintu bernomor 2309 di depannya. Pasalnya, ini kali pertama Chaeyoung mengunjungi rumah laki-laki sendirian. Biasanya ia akan minta ditemani oleh teman, Eric, Hyunjin, atau Yunseong.

Stuck; [Son Chaeyoung X Heo Hwall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang