c o n f u s e d;

1K 161 16
                                    

"Ughh!"

Chaeyoung melenguh, meraih jam waker yang terus berbunyi nyaring itu lalu menekan tombol off. Merenggangkan ototnya pelan, Chaeyoung lalu mengedarkan pandangannya. Ia ingat sesuatu, di mana Hwall?

"Hwall? Hwall lo di kamar mandi?"

Hening. Tidak ada jawaban.

Mengangkat bahu acuh, Chaeyoung lalu bangkit berjalan ke kamar mandi.










"Eric? Kamu sendirian?"

Padahal Chaeyoung sudah berusaha untuk tidak peduli, tapi kenapa ia sangat ingin tau tentang keberadaan Hwall sekarang?

"Iya, lah. Kan, di rumah cuma kita berdua." Eric menjawab tanpa menoleh ke arah Chaeyoung.

"Hwall kemana?"

Chaeyoung terdiam lalu menepuk mulutnya pelan. Seharusnya ia tidak bertanya!

"Pulang, lah. Kalo nginep dia pasti udah ada di sini, kan? Atau jangan-jangan semalem Hwall emang nginep di sini terus tidur bareng Ka– aduh, sakit!" Eric mengaduh sambil mengusap kepala yang baru saja terkena lemparan sendok itu dengan pelan. Eric mencebik, reaksi Chaeyoung terlalu berlebihan.

Ayolah, ia cuma bercanda!

"Makanya kamu jangan ngaco!"

"Kemaren Hwall juga ngomong ngaco. Masa katanya kak Chaeyoung cantik, cantik dari mana coba?" Eric menatap Chaeyoung dari atas ke bawah dengan tatapan mengejek.

"Kak Chaeyoung emang cantik kali, Ric."

Eric dan Chaeyoung sontak menoleh, Yunseong dan Hyunjin, keduanya menghampiri Son bersaudara lalu duduk di meja makan tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Kalian mau sarapan di sini? Cuma ada roti, gapapa?"

"Gapapa, asal Kak Chaeyoung yang siapin."

"Gas terus, Seong. Jakandor." Chaeyoung menunduk malu.

Kenapa mereka bertiga suka sekali mengoda Chaeyoung, sih?

















"Pulangnya bareng, ya." kata Yunseong saat ia dan Chaeyoung sudah berada di depan kelas Chaeyoung.

"Baru juga berangkat, Seong. nanti deh Kakak kabarin, takutnya nanti ada kerja kelompok."

Yunseong tersenyum lalu meninggalkan kelas Chaeyoung setelah sebelumnya mengacak rambut gadis itu hingga berantakan, belum lagi cubitan di kedua pipi Chaeyoung.

Chaeyoung saja sampai heran, apa hari ini Yunseong tengah berulang tahun sampai wajahnya terlihat sangat bahagia seperti itu? Tidak, sudah pasti bukan. Chaeyoung ingat betul tanggal lahir Yunseong.

"Lo sukanya sama adek kelas ternyata." Tzuyu terkekeh pelan. Wajah kesal Chaeyoung itu terlihat lucu di mata Tzuyu.

"Berisik, ah!"

Baru sepuluh menit Chaeyoung duduk nyaman dibangkunya, seseorang yang dari tadi pagi mengganggu pikirannya kini muncul dengan cengiran lebar.

Siapa lagi jika bukan Hwall?

Tunggu, sejak kapan Hwall berekspresi seperti itu?

"Kak Chaeyoung!"

Chaeyoung menaikan satu alisnya, "Hyunjoon?"

"Seratus!" Benar, kan. Yang datang ini bukan Hwall, tapi Hyunjoon.

"Kenapa?"

"Aku mau ngomong sesuatu, ikut, yuk. Ikut yaaa? Sebentar ajaa." Hyunjoon mamajukan bibirnya, merajuk, "Okay?"

Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Hyunjoon meraih tangan Chaeyoung, lalu membawa gadis mungil itu menuju atap sekolah.





🍂🍂🍂




"Lo mau ngomong apa, Hyunjoon? Cepetan, bentar lagi bel."

"Pacaran, yuk!"

"Lo ngajak pacaran apa ngajak berantem, sih?"

"Loh kurang jelas, ya? Kan, aku bilang, pacaran, yuk! Itu artinya aku mau Kak Chaeyoung jadi pacar aku!"

"Hyunjoon—"

"Gak! Kak Chaeyoung gak boleh pacaran sama dia!" Yunseong. Dari mana ia tau posisi Chaeyoung sekarang? "Lo ngapain pacaran sama Kak Chaeyoung kalo lo gak cinta sama dia?"

Jika dilihat dari tatapan dan gesturnya sekarang, Hwall kembali menguasai tubuh Hyunjoon, terbukti dari caranya tersenyum—yang lebih cocok disebut seringaian—lalu tatapan tajamnya pada Yunseong.

I don't need love, i'm obsessed.

"Masalah lo apa, sialan?"

"Harusnya gue yang tanya itu, brengsek."

Chaeyoung menciut. memperhatikan keduanya secara bergantian. Baik Yunseong maupun Hwall, keduanya sama-sama saling melemparkan tatapan mematikan.

Astaga, gue harus gimana?

Stuck; [Son Chaeyoung X Heo Hwall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang