e g o i s t i c;

1K 169 33
                                    

"Lo tau Katarina Son?"

Chaeyoung meremas roti yang dipegangnya saat mendengar nama Katarina Son disebut kembali. Nama yang sudah ia ubah secara resmi, nama yang membawanya pada pengalaman terpahit selama hidupnya.

"Gue denger geng yang dulu ngebully dia masuk rumah sakit karena ditusuk orang."

"Lah?!"

"Gak boong gue. Banyak sayatan yang mirip cakar kucing di muka mereka."

"Pelakunya kucing?"

"Yakali! Tapi nih ya, pihak kepolisian nyerah sama kasus ini. Pihak keluarga geng itu juga udah pasrah, makanya kasusnya di tutup."

Chaeyoung menghela nafas lega. Benar, kan? Mereka pantas mendapatkannya. Jujur saja, Chaeyoung sering mengutuk mereka dalam doanya, bahkan Chaeyoung sempat berpikir jika mereka harusnya mati saja.

Chaeyoung merasa ia memang jahat jika berdoa seperti itu. Tapi andai kalian tau, dulu Chaeyoung juga selalu disumpahi agar cepat mati, bahkan Chaeyoung memang hampir mati kehabisan nafas karena dikurung di ruangan pengap tanpa adanya ventilasi udara selama beberapa jam.

Chaeyoung tidak tau jika merespon pangeran sekolah, Lee Juyeon, membuat Chaeyoung nyaris kehilangan nyawanya.

Mengerikan memang, Chaeyoung tidak bisa menyalahkan Juyeon atas kejadian ini. Karena Juyeon sendiri terlihat sangat stress sampai memutuskan untuk pindah jauh dan membuang segala sesuatu yang bisa membuatnya kembali.

Penggemar fanatik sukses menghancurkan hidup keduanya, hanya karena sebuah perasaan suka.

"Kenapa ngelamun?"

Chaeyoung tersentak, berusaha sekuat apapun untuk melupakan, masa lalu kelam itu tetap mengikutinya, "Atap sekolah, yuk? Pengen tidur."










"Yunseong ngehindarin gue dari minggu lalu, semenjak Hyunjoon—"

"Jadi apa jawaban lo?"

"—gue mau."

"Mau apa?"

"Jadi pacar lo." Chaeyoung menunduk malu. Menyembunyikan wajah merahnya di balik rambut.

"Gue apa Hyunjoon?"

"Dua-duanya aja boleh, gak?"

Hwall tersenyum manis lalu membawa Chaeyoung ke dalam pelukannya, "Boleh."

"Kamu ganteng kalo senyum tau, kenapa takut senyum, sih?"

"Kamu lupa kalo aku ini cuma sisi kelam dari seorang Hyunjoon? Aku gak bakal bisa senyum gini karena aku emang simbol penderitaan Hyunjoon."

Chaeyoung menatap Hwall yang masih tersenyum manis itu dengan tatapan sendu, "Tapi kalian berhak bahagia."

"Hyunjoon iya, aku enggak. Kamu harus tau, kalo nanti aku cerita semuanya dan nyoba buat sembuhin luka, aku bakal menghilang. Gak akan ada lagi Hwall, yang ada cuma Hyunjoon."

Apa chaeyoung egois jika menginginkan mereka? Jika iya, tak apa Chaeyoung disebut egois atau gadis serakah karena menginginkan dua pribadi itu. Chaeyoung hanya tidak bisa jauh dari malaikat pelindungnya.

Bukankah pantas jika Hwall di sebut malaikat pelindung? Chaeyoung tau jika pelaku penusukan itu Hwall, seseorang yang terobsesi padanya, seseorang yang tak segan melukai orang lain hanya untuk melindungi kekasihnya.

Stuck; [Son Chaeyoung X Heo Hwall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang