Matahari mulai menampakkan keceriaannya, teriknya terasa sampai ke ubun ubun hani. Hani menatap kesilauan Sang mentari, ia menyipitkan matanya sambil melihat keatas dan berucap pelan
"Tuhan, bantu aku melupakannya" Katanya sedikit terisak
Bahkan pagi ini hatinya sudah terasa sesak mengingat kejadian malam itu. adegan itu terus terulang seakan yang ada dibenaknya hanyalah banyangan Jungkook seorang, Pria yang selalu ia banggakan dan ia harapkan itu malam tadi melontarkan kata kata cukup tajam dan itu sangat menyakiti hatinya.
"Kau fikir dengan kedatanganmu semuanya akan baik baik sajaa, huh?"
"Apakah dengan menemuiku seperti ini hubungan kita akan kembali seperti semula?"
Hani mengingat ulang reka kejadian itu, betapa ia melihat wajah jungkook yang tampak sangat marah dan sikapnya yang begitu dingin, itu bukan seperti jungkook yang ia kenal, yang dengan begitu hangatnya memperlakukannya, yang tidak pernah marah dengannya apapun kesalahan yang Hani perbuat. Hani memejamkan matanya sejenak, ia mencoba menghembuskan nafasnya berulang kali. kini tak terasa langkah kakinya telah sampai di gerbang rumahnya sendiri, Dengan berat hati Ia berjalan lunglai memasuki gerbang rumahnya. Hani kembali ke rumahnya dengan topeng kebahagiaan, seakan menanggalkan rasa sakit itu sementara.
.
.
.
Jungkook Poov
"Kau pasti membenciku kan oh Hani?" Tanyanya dalam sendu
"Apa aku begitu kasar padamu malam tadi?" tanyanya pada sebuah foto gadis kecil di genggamannya.
"ya aku tahu, aku membuatmu menangis. aku bukan lelaki yang baik untukmu" kata Jungkook memeluk erat foto kecil Hani dalam dekapannya
"aku benar benar Merindukanmu" tuturnya pelan bersamaan air mata yang juga ikut membasahi pelipis matanya, kembali ia lihat foto itu, Jungkook benar benar marah dengan Hani yang meninggalkannya tanpa kabar, Jungkook sangat membenci Hani meninggalkannya, disisi lain ia pun masih mencintai gadis itu. Menyimpan hatinya untuk gadis itu, Gadis yang dulu meninggalkannya tanpa kabar lalu kembali tanpa alasan dan tanpa merasa bersalah. Jungkook kembali mengingat laki laki yang bersama Hani itu, apakah itu kekasih Hani atau siapapun dia, yang jelas dimata Jungkook lelaki itu sangat menyebalkan, status laki laki itu benar benar membuat tanda tanya besar padanya.Hani melihat ke arah kakek dan Jae yang sedang sarapan bersama, mereka berdua lantas menyambut hani dengan rasa bahagia.
"Kakek" peluk hani dari belakang sambil menempelkan pipinya ke wajah kakeknya
"Hani ah.. kenapa kau tidak mengabari kakakmu jika ingin tidur dirumah temanmu?"
"maafkan aku kakek. Janji tidak lagi seperti itu" kata hani menghukum dirinya dengan menjewer telinganya sendiri, kakek melihat sikap hani yang masih tidak ada ubahnya seperti saat ia masih kecil pun tersenyum sambil memeluk hani kembali.
"Baiklah, makanlah" Jae menyuruh adiknya untuk segera sarapan
"Aku sedang diet" jawab hani beralasan untuk diet, yang sebenarnya ia sedang tidak memiliki nafsu makan.
"Kau ingin jadi apa dengan diet? Tulang berjalan?" ledek Jae memukul kepala hani
"Kakekk!!" hani mengadu ke kakeknya namun kakeknya tidak membela seakan mengisyaratkan kata kata jae itu ada benarnya.
"Makanlah, sini aku suapkan." Kata jae memasukkan suapan roti secara paksa ke bibir mungil adiknya, meski hani berusaha menolak namun tenaga Jae lebih kuat dua kali lipat dari hani dan akhirnya potongan roti itu berhasil masuk kedalam mulutnya. Lantas hani terpaksa mengunyahnya dengan rasa keberatan.
"Hani ahh bersiaplah selepas ini, kita akan pergi"
"Mau pergi?? kemana?"
"Menemaniku kesuatu tempat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
FanfictionSaat bulan mulai terlelap perlahan membangunkan fajar, saat itulah kau menghilang. indahnya sakura yang bermekaran seakan terhalang musim gugur yang tak hanya memisahkan dedaunan dari rantingnya namun juga tentang kisah ini. kau meninggalkanku disin...