Untuk dia aku tidak pernah tahu bagaimana rupamu dan seperti apa sikapmu tapi, aku harap kamu adalah sosok lelaki yang bisa menerimaku apa adanya tanpa memandang status hartaku atau bagaimana latar belakang keluargaku. Bisakah kamu memahami dan menerima itu semua? jika iya aku tidak akan memberimu sesuatu yang mahal, mungkin hanya sebuah cinta tulus dari dalam hati yang tidak akan pernah aku lunturkan dari hidupku. Jika tidak mungkin aku akan menunggu dan menyimpan semua khayalanku.
"Kepada para siswa diharapkan untuk memasuki lapangan dan berbaris sesuai dengan kelas masing-masing, terima kasih". Suara keras dan santun yang keluar dari mulut seorang pria bertubuh kekar dan tinggi yaitu pak Adi sebagai pimpinan sekolah SMA Sains Indonesia cukup membuat para pelajar berlari seperti anak ayam yang sedang mencari induknya.
"Aleta!!"
"Apaan sih Ter ganggu orang tidur aja". Aleta yang sedang terhanyut dalam ayunan bantal kapas diruang osis begitu kesal saat Tera teman sekaligus ketua osis disekolah memanggilnya dengan sangat lantang.
"IHH!! lo itu gimana sih katanya ngerjain proposal sama udangan buat acara HUT kok malah asik-asikan tidur, emang lo nggak denger yh tadi pak Adi nyuruh semua siswa buat ngumpul dilapangan!!".
Suara lantang dan serak Tera keluar dengan bebasnya ketelinga Aleta.
Sejak ditunjuk menjadi sekretaris osis Aleta memang begitu sibuk sampai ia tidak bisa mengatur waktu tidur karena tugas proposal dan undangan HUT sekolah ke-10 akan dimulai 2 bulan lagi.
"iya gue denger kok lagian suara pak Adi keras gitu mana mungkin gue nggak denger, nih proposal sama undangan udah siap disebar tinggal stempelnya aja tuh yang kurang soalnya udah abis masa iya harus gue juga yang beli!".
Aleta mencoba membela diri dan mencoba lari dari celotehan Tera yang tidak bisa seperti apa lamanya.
Seperti hari-hari biasanya Aleta menyusuri jembatan dipinggir pantai dan menantikan senja. Udara dingin senja dan terangnya langit jingga membuat Aleta sedikit mengatasi rasa bosan dan lelahnya disekolah, mencoba meluapkan kekesalan hatinya karna tidak pernah bisa menemukan seseorang yang mampu membuatnya melupakan sedih.
Gadis berambut coklat dengan keelokan tubuh yang bisa dikatakan sempurna itu hanya diam saat kicauan burung mulai hilang mengikuti hilangnya sinar senja.
Dari sudut kiri jembatan terlihat seorang pria tampan yang selalu menemani Aleta menikmati senja walau dari jarak yang cukup jauh, hanya senyum tipis yang Aleta berikan setiap ia melihat pria itu dan selang beberapa detik kemudian pria itu mulai hilang di balik pohon kelapa besar.
"Halllooooo...". Seru Aleta mencoba menyapa pria yang selalu muncul dijembatan tepat saat Aleta membentangkan tanganya. "Holllaaa....."
Berulang kali Aleta menyapa pria itu tapi tidak ada satupun tanda-tanda bahwa pria itu akan meresponnya, akhirnya Aleta nekat mendekati pria tampan itu dan menepuk pundak kanannya sebagai tanda bahwa Aleta sedang menyapanya.
"Maaf gue nggak liat lo makanya gue nggak nengok". Sahut pria itu sesaat setelah Aleta menepuk pundaknya.
"Gila!! lo buta atau tuli sih, udah diteriakin dari tadi nggak ngerespon pake alasan nggak ngeliat segala lagi, kalo emang nggak mau diganggu bilang dong kan gue ng---.
"Iya gue buta sorry ya". Potong pria itu lalu meninggalkan Aleta.
Aleta yang terlihat bingung sekaligus tidak enak hati kepada pria itu hanya diam menatap ia pergi, entah kenapa kaki Aleta terasa berat ingin mengejar pria itu dan meminta maaf karna telah membuat ia sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN TO FORGET
Romance"Pokoknya gue nggak pernah nyesel kenal sama orang yang pernah jahat sama gue, karna dari mereka gue belajar untuk tidak menjadi orang seperti mereka. Karna gue tahu banget gimana rasanya di dikhianati, diselingkuhin, ditipu, bahkan gue tahu banget...