chapter 4

4 0 1
                                    

"Thanks ya". Aleta memulai percakapan.

"Thanks buat apa?".
Tanya Rais bingung karna Aleta tiba-tiba saja berterima kasih padanya.

"Udah lupain". Aleta menjawabnya dengan tenang.

"oh iya gue boleh nanya sesuatu ngak?".

"lo mau ngasih gue sepuluh pertanyaan juga bakalan gue jawab gratis lagi". Jawab Rais sedikit tertawa.

"kita tuh sebenernya apasih ?".

     Pertanyaan Aleta barusan membuat Rais bingung dan tertegun pasalnya baik Aleta maupun Rais sama-sama belum mengetahui rasa yang mereka miliki satu sama lain apa hanya sekedar sayang atau mungkin cinta. Bagi Aleta Rais adalah sosok yang ia cari selama ini, sosok yang hilang dari separuh hatinya dan bagi Rais Aleta adalah sosok wanita yang sempurna bila di jadikan teman dekat tapi bukan untuk teman hidup.

    Cangung itulah yang mereka rasakan saat ini Aleta yang merasa malu atas pertanyaannya barusan dan Rais yang masih berdebat dengan hatinya.

"Gue sayang sama lo tapi gue bingung sama hati gue rasanya kayak ada yang janggal tapi gue nggak ngerti apa kejanggalan itu".
Rais membuka mulut memecah kesunyian diantara mereka.

"Kalau gitu kenapa nggak kita cari bareng aja ?".
Tanya Aleta menatap Rais dengan tatapan penuh harapan.

"Ok kita bakalan cari kejanggalan itu sama-sama tapi gue minta sama lo untuk serius dalam komitmen yang kita buat gue nggak mau sampai lo ngeluh atau bosan sama pilihan yang kita jalanin karna gue ngelakuin ini atas dasar sayang dan gue mau lo ngelakuin hal yang sama ke gue".

    Jawaban Rais barusan membuat hati Aleta sedikit gerogi dan lega karena itu artinya Rais telah mengerti perasaannya saat ini dan Aleta akan menjaga itu sampai kapan pun bahkan bila ia harus kehilangan semua hartanya.




                                     🕊🕊🕊




"Semua hari yang gue lewati sekarang berubah menjadi berlian di setiap detiknya dan itu gue dapetin dengan gratis karna lo Is, entah apa yang ada di otak gue sekarang serasa gue di buat mabuk tujuh turunan kalau setiap momentnya harus gue jalanin sama lo, mungkin alay tapi yang namanya jatuh cinta itu bisa buat semua yang tidak mungkin jadi mungkin". Ucap Aleta dengan senyum lebar di bibirnya.

     Satu minggu sudah Rais dan Aleta menjalani hubungan yang semakin hari semakin dekat namun belum ada status resmi yang mereka miliki, hanya sebagai teman dekat yang saling menjaga hati dan perasaan. Baik Aleta maupun Rais sama-sama menikmati hubungan yang mereka jalani, bagi Rais dengan terus berjalannya hubungan mereka adalah pembelajaran penting bagi Rais karna hatinya sudah cukup jujur menyatakan persaannya pada Aleta setidaknya itu juga yang mebuat hari-hari Aleta mengalami banyak perubahan.

"Lo tahu nggak dari sikap lo yang selama ini lo kasih ke gue buat gue sadar bahwa yang namanya cinta sejati itu beneran ada makasih ya Let berkat lo gue kembali ngerasaan kebahagiaan di hati gue".

   Rais mendekat memeluk Aleta dalam pelukan hangat yang membuat Aleta semakin merasa nyaman berada di dekat Rais.

"Bentar ya Is handpone gue bunyi".

   Aleta melepas pekukan Rais dan sedikit menjauh dari Rais untuk mengangkat telpon yang mungkin saja penting.

"Ok no problem". Jawab Rais yang kembali memandangi indahnya laut di jembatan.

"Halo, maaf saya bicara dengan siapa ?".

      Aleta menjawab telpon dan BOM suara pria yang tidak asing terdengar dari balik layar telpon yang di terimanya barusan. Sosok pria tidak asing tersebut mengingatkan Aleta dengan seseorang yang pernah ia kenal tapi ia hampir tidak mengingat sosok pria tersebut kecuali ketika ia melihat keadaan sekitarnya, tempat Aleta saat ini berdiri yang kembali mengingatkannya pada sosok pria itu. Aleta mematikan telponnya dan kembali pada Rais yang menunggunya.

RETURN TO FORGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang