sore itu Aleta menghabiskan waktunya besama Rais berkeliling kota ya, walau mereka sendiri sebenarnya sudah bosan melihat pemandangan kota yang bentuknya hanya gedung bertingkat dan kendaraan berasap, tapi jika di nikmati bersama semuanya akan terasa indah dan sempurna.
"Is gue lapar kita mampir di cafe bentar ya buat ngisi perut". Aleta membuka mulut.
"Ok sayang kita makan dulu ya".
Jawaban Rais barusan membuat Aleta merasa sedikit gerogi karna sebelumnya Rais hanya memanggilnya dengan sebutan nama. Mungkin Rais sudah mulai ada rasa dengannya.
"Kamu mau pesan apa?". Tanya Aleta pada Rais yang dari tadi menatapnya dengan tatapan tajam.
"Apa aja yang penting makannya sama kamu." Jawab Rais tidak menggerakkan bola matanya, Aleta tersenyum melihat tingkah laku Rais.
"Yaudah pesen ini aja ya." Aleta menunjukkan salah satu menu makanan yang akan ia pesan dan Rais membalas dengan anggukan kecil.
Setelah makan Aleta dan Rais singgah di taman kota untuk sekedar menikmati udara malam yang dingin. Aleta tidak punya alasan untuk menolaknya karna dirinya sendiri sangat menunggu moment ini.
"Hari ini hari terakhir gue ada di sini setelah itu kita bakal ngejalanin hubungan yang berjarak cukup jauh mulai dari sekolah sampai buat jalan bareng aja mungkin agak sulit gue lakuin sama lo jadi gue minta saran sama lo gimana baiknya."
Rais menggenggam tangan Aleta yang dingin karna udara malam. Aleta tidak menduga akan hal ini bahkan Aleta sendiri berharap agar Rais tidak mengingat hari ini, tapi yang namanya perpisahan jarak pasti akan terjadi dalam sebuah hubungan dan itu masih wajar.
"Saran gue cuma satu Is gue mau kita tetap jalanin hubungan ini, nggak mandang jarak tapi kalau di jalaninya dengan hati itu mudah Is." Jawaban Aleta terhadap pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut Rais.
🕊🕊🕊
1 Bulan kemudian...
"Udah lama benget nggak ada yang ngirim amplop merah sama buket bunga kerumah padahal gue masih penasaran sama pengirimnya"
Aleta memandang keluar jendela kamar yang berhadapan langsung dengan gerbang rumahnya,
tak lama kemudian lambourgini merah meluncur ke arah rumah dengan pengendara pria berbaju kuning."Pagi sayang...". Sapa Rais mencium pipi Aleta.
"Hari ini ada rencana mau pergi kemana ?".
"Kita ke jembatan ya ada yang pingin aku cari tahu di sana."Jawab Aleta sembari mengambil bunga yang di berikan Rais untuknya.
Setelah sampai di jembatan Aleta sama sekali tidak menemukan apa-apa atas pertanyaannya selama ini, tidak ada Anan di sana padahal ini sudah lewat dari waktu yang di janjikan padanya.
"Hai... Seneng kesini ya ?".Tanya seorang wanita asing dari balik pohon kelapa di belakang Aleta.
"Is lo balik duluan aja nggak papa kan gue punya urusan privasi di sini please... Jangan mikir yang aneh-aneh". Aleta menepuk bahu Rais pelan tanpa memperdulikan wanita asing tersebut.
"Ok gue juga udah mulai bosan di sini kalau gitu sekarang gue tinggal lo di sini ya". Rais menjawab Aleta dan pergi meninggalkannya sesuai dengan perintah Aleta.
"Maaf lo siapa ya apa kita pernah kenal sebelumnya ?". Aleta bertanya pada wanita asing tersebut.
"Lo pernah liat gue nggak sebelumnya ?". Wanita asing tersebut bertanya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN TO FORGET
Romance"Pokoknya gue nggak pernah nyesel kenal sama orang yang pernah jahat sama gue, karna dari mereka gue belajar untuk tidak menjadi orang seperti mereka. Karna gue tahu banget gimana rasanya di dikhianati, diselingkuhin, ditipu, bahkan gue tahu banget...