Malam itu Anan datang kerumah Aleta entah dari siapa ia menerima alamat rumahnya tapi Anan mengaku bahwa ia sudah mengetahuinya sejak lama namun bukan itu yang menjadi pertanyaan bagi Aleta, pertanyaan yang pasti adalah apa yang membuat Anan mendatangi rumah Aleta dan hal penting apa yang membuat Anan sampai berani menyusuri jalan seram yang menuju kerumahnya ? Jawabannya singkat hanya untuk mengucapkan selamat tinggal tapi bukan untuk selamanya.
Anan janji bahwa minggu depan ia sudah kembali ke Indonesia. Ia hanya pergi sebentar untuk menjalani pengobatan dan hal itu di rasa sangat penting bagi Anan karna Aleta adalah satu-satunya orang yang berharga di hidupnya yang harus ia tinggal sebentar.
Mendengar ucapan Anan Aleta hanya diam tidak berkutik, dalam otaknya adalah masa bodoh Anan pergi atau tidak karna Aleta tidak pernah mau merespon hati Anan dengan alasan belum siap tapi dalam hati kecil Aleta berkata bahwa tidak ada Anan itu berarti Aleta harus kembali kesepian di rumahnya karna saat ini hanya Anan yang bisa di jadikan teman.
Besoknya Anan pergi meninggalkan Aleta dan meninggalkan Jakarta, berat sedikit kehilangan Anan tapi ambisinya untuk dekat dengan Rais tidak sebanding dengan kesedihan hatinya yang ditinggal pergi oleh temannya tersebut.
Hari- hari Aleta masih sama tidak ada hal istimewa termasuk hari jadi sekolahnya yang membuat ia merasa semakin bosan kecuali jika setiap menitnya ia ditemani oleh Rais, tapi itu tetap saja tidak mungkin karna pertemuan mereka hanya sebatas terima kasih dan berbincang mengenai jadwal turnamen, selebihnya hanya tengok-menengok bila berpapasan di lapangan.
🕊🕊🕊
Hari begitu cepat berlalu, sore ini adalah hari ke-4 turnamen futsal berlalu dan itu merupakan salah satu tanda bahwa pertemuan Aleta dengan Rais akan segera berakhir. Hanya sedikit yang Aleta inginkan saat ini, hanya dapat bercengkrama lebih dengan Rais dan membahas sedikit tentang kepribadian satu sama lain, bukan tentang jadwal atau mekanisme pertandingan futsal.
" Alet... jangan bengong mulu dong, nih minuman biar hati lo adem".
Tera datang dan memberi Aleta sebotol minuman dingin.Ya banyak berpikir tentang rencana kedepannya dengan Rais membuat tenggorokan Aleta sedikit tandus. Setelah meneguk minuman yang diberikan oleh Tera, Aleta kembali melamun dan kali ini ia membayangkan sebuah rencana besar yang akan membuatnya bisa mendapat perhatian Rais walau dengan menurunkan sedikit derajatnya.
"NAH!!!". Aleta berteriak.
"Alet lo apaan sih basah nih baju gue".
Amuk Tera sontak kaget dengan tingkah Aleta yang membuat minumannya tumpah membasahi pakaiannya."Hmm... Thanks ya Ter berkat minuman lo otak gue jadi beneran encer". Aleta tersenyum sembari memeluk Tera.
"Lo sakit? tadi gue nggak ada ngomong otak lo bakalan encer dapet minuman dari gue tapi hati lo bakal a... astaga ... Aleta handsome banget sih coba lo nengok deh!!!".
Ucap Tera gemetar dan sedikit gemas melihat kumpulan anak futsal dari tim Funbase Medika lewat di hadapannya barusan. Melihat ekspresi Tera yang lucu Aleta tertawa geli dan segera menengok ke arah yang di hadapkan olehnya. Dengan hati-hati namun pasti Aleta memfokuskan pandangannya kepada leader dari tim tersebut, siapa lagi jika bukan Rais.
Tadinya memang ingin tertawa geli namun saat melihat sang pujaan hati lewat di depan mata, Aleta merubah raut wajahnya menjadi merah karna begitu terpesona oleh ketampanan yang disajikan di depannya.
"Is itu bukannya cewek yang waktu itu --".
"Iya dia cewek yang bulan lalu kita temuin di sekolah". Potong Rais yang sudah paham dengan wanita yang di maksud oleh salah satu temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN TO FORGET
Romance"Pokoknya gue nggak pernah nyesel kenal sama orang yang pernah jahat sama gue, karna dari mereka gue belajar untuk tidak menjadi orang seperti mereka. Karna gue tahu banget gimana rasanya di dikhianati, diselingkuhin, ditipu, bahkan gue tahu banget...