Happy reading guys...
Anjar melangkah perlahan mendekati Putri yang belum sadarkan diri disusul Anne dibelakangnya. Anjar duduk di tepi kasur lalu memperhatikan wajah ayu Putri dengan mata yang masih terpejam.
Kesal dengan sikap Kakaknya yang hanya memandang Putri, Anne melangkah lebih dekat ke Anjar lalu menggeplak pundak kiri Anjar.
"Ih Mas Anjar, kenapa malah dilihatin doang? Buruan itu Kak Putri diobatin lukanya." Geram Anne.
"Aduh Ne. Kasar banget sih kamu." Ucap Anjar sembari mengelus lengannya yang tadi digeplak Anne.
"Lah.. habisnya Anne tuh kesel sama Mas Anjar, diminta obatin malah dilihatin doang orangnya."
"Eh..eh.. kamu mau kemana?" Ucap Anjar saat melihat Sang adik hendak berbalik.
"Mau keluar." Balas Anne ketus.
"Kamu tetap di sini buat bantuin Mas." Ucap Anjar tegas.
"Kamu buka tuh jaketnya." Perintahnya kepada Anne.
"Mana bisa Mas, kalau Anne sendiri yang buka? Harusnya itu Mas juga bantuin pegangin Kak Putri, biar Anne yang buka jaketnya."
Anjar menghela nafasnya kasar lalu menarik pelan tubuh Putri menjadi duduk.
Anne menarik turun resleting jaket Putri lalu perlahan mulai menarik lengan kanan Putri dan terakhir ia menarik pelan lengan jaket kiri Putri agar tak terkena lukanya sampai terlepas hingga menyisakan tanktop putih yang digunakan Putri sebagai dalaman jaketnya.
Anjar memalingkan wajahnya saat melihat pemandangan yang tersaji di depannya.
"Udah Mas." Ucap Anne. Anjar kembali merebahkan tubuh Putri ke kasur lalu ia mengusap wajahnya kasar sambil berucap istighfar beberapa kali di dalam hatinya.
"Mas... " panggil Anne.
"Tuh kan malah bengong, itu lukanya obatin." Geram Anne gemas melihat sikap Kakaknya hari ini.
"Iya.. iya.. bawel banget sih kamu."
Anjar mengubah posisi tubuh Putri menjadi miring ke kanan dengan posisi luka di lengan kirinya menghadap ke atas. Ia lalu membersihkan area yang luka dan sekitarnya."Perlu dijahit nggak Mas?" Tanya Anne sambil memperhatikan apa yang dilakukan Kakaknya itu.
"Nggak perlu. Lukanya nggak dalam, cukup dioles salep terus dikasih perban aja." Anjar membenarkan kembali posisi tubuh Putri menjadi terlentang lalu ia membereskan alat-alat medisnya.
Anjar menyelimuti tubuh Putri sampai sebatas leher.
"Apa yang menyebabkan dia bisa pingsan begini?" Anjar beralih menatap Anne yang kini berdiri di depannya.
"Apa dia kena pukul?" Lanjutnya lagi.
"Nggak. Kak Putri Pingsan setelah lihat ada noda darah di tangan kanannya yang digunakan untuk membekap lengan kirinya." Terang Anne.
"Sinkop vasovagal." Ucap Anjar lalu ia tundukkan kepalanya.
"Rana." Gumamnya pelan namun masih bisa didengar oleh Anne.
"Apa hubungannya Mas, sinkop vasovagal sama Kak Kirana?"
"Perempuan ini mengalami jenis phobia yang sama dengan Rana. Phobia darah." Balas Anjar sambil menatap Anne.
"Pingsan pada orang yang memiliki phobia darah itu disebabkan karena gangguan sinkop vasovagal. Sinkop vasovagal ini terjadi ketika bagian dari sistem saraf yang mengatur detak jantung dan tekanan darah tidak berfungsi sebagaimana mestinya dalam menanggapi pemicu seperti saat melihat darah." Terang Anjar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA
RomanceAmnesia' sudah terbit versi cetak dan ebook sudah tersedia di play store »» https://play.google.com/store/books/details?id=eyzdDwAAQBAJ Keisha Putri Kirana sosok perempuan cantik, anggun, dan feminim kini menjelma menjadi sosok Kirana Putri. Perempu...