4. And Everything has Changed

143 9 0
                                    

LOVE EXIST

--------


DESEMBER, 2018

Setelah ujian akhir semester berakhir, minggu ini sekolah kami mengadakan porak. Ini adalah porak terakhir kami sebagai siswa kelas XII.

"Yuhuuu!!! Akhirnya voli menang juga kelas kita. Kita masuk final guys!" Seru Winda saat dia, aku dan Widi berjalan ke kelas setelah menonton pertandingan voli barusan. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Cape juga ya jadi supporter sambil teriak-teriak." Ucap Winda saat kita baru aja duduk.

"Emang dasar! Kamu yang paling heboh di antara kita semua." Omel Widi pada Winda.

"Gapapa lah yang penting IPA 3 juara!"

Kita bertiga pun tertawa bahagia.

"Oh ya, Sil Meteor Garden tamat!!!" Seru Winda yang mendadak histeris.

"Ya terus?" Tanyaku.

"Aku gak nonton tamatnya kemarin. So, please download-in buat aku ya? Ya? Please!"

"Gak drama Korea gak drama Thailand dan sekarang drama China. Pecinta drama Asia tapi kok gak modal. Pengennya gratisan mulu!" Omelku dengan ketus.

"Ah benar drama Thailand! Gak sabar buat nonton lanjutan kisah Pangeran Inn-ku di Princess Hours. Thank you udah ingetin. Aku minta episode 9 dan 10 ya? Udah di download kan?"

"Udah aku hapus!"

"Silvi!"

"Iya-iya, udah aku download."

"Oh ya, ngomong-ngomong saat tadi aku nonton Rasyid waktu main voli kok mirip sama yang jadi si Pangeran Inn ya?"

"Mirip siapa Win?" Tanyaku dengan refleks.

"Tao Phiangphor."

"Tapi kok menurut aku dia lebih mirip sama yang jadi Daoming Si."

Oh God! Aku keceplosan...

"Mirip Daoming Si ya?"

Deg! Tiba-tiba satu suara menginterupsi kita. Kita menoleh ke belakang. Sejak kapan dia mendengar pembicaraan kita? Aku hanya bisa mengerutkan dahi saat melihat siapa orang itu. Sangat memalukan ketangkap basah seperti ini.

"Ayo ke taman di samping UKS!" Bisiknya padaku lalu melenggang pergi.

WHAT? Apa coba ngajak ngobrol? Deket juga nggak!

Baiklah, lima menit sudah berlalu. Tidak ada salahnya untuk menemuinya.

Setelah sampai, aku melihat Rasyid sudah duduk di bangku taman. Aku pun duduk di sampingnya.

"Kenapa?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Lagi galau ya?

"Maksudnya?"

"Atau kalian emang udah putus?"

"Kamu bicara apa si?"

"Aku melihatnya."

"Melihat apa? To the point aja! Bentar lagi final voli dimulai."

"Dylan Wang."

"Apa?" Aku menoleh ke Rasyid.

Maksud Rasyid apa coba? Kok dia tiba-tiba ngomongin Dylan.

"Saat istirahat. Aku melihatnya. Hari itu aku tidak ke kantin. Kau tahu kan kalau di kelas kita ada kursi panjang di belakang? Aku tidur di sana." Rasyid pun menoleh kepadaku.

Saat istirahat? Jangan-jangan? Jadi suara penggaris jatuh itu bukan gara-gara si kucing tapi, tapi Rasyid? Oh - My - God!

Hari di mana aku sedang men-stalk Hedi lalu tidak lama Hedi meneleponku dan meneruskannya ke panggilan video. Dan bodohnya aku tidak memakai headset. Saat itu kelas sepi jadi aku pikir kalau kelas benar-benar kosong. Tapi nyatanya? Rasyid, dia---

"Melihatmu diam seperti ini, itu membenarkan semuanya. Aku penasaran, apa hubungan kalian sebenarnya?"

Kenapa dia harus melihatnya? Apa yang harus aku katakan sekarang?

"Lihat! Kau bahkan sekarang diam lagi. Benar yah tebakanku kalau kalian udah lost contact? Atau putus?"

"Putus apaan! Mana mungkin aku pacaran dengan orang seterkenal dia."

"Benar juga. Tapi itu yang membuatku penasaran. Cukup mengejutkan dengan fakta satu ini. Fakta bahwa kau mengenal Dylan Wang secara pribadi." Rasyid bicara dengan penuh penekanan. Apa maksudnya coba?

"Ya terus? Kau mau apa? Mau membeberkan semuanya? Beberkan saja! Paling aku dibully dan dijelek-jelekkin sama semua fans-fansnya."

"Santai aja kali. Itu malah membuatmu semakin kentara. Kapan terakhir kalian berhubungan?"

Aku menghela napasku berat. Rasyid kenapa kepo banget si? Tapi aku juga tidak bisa mengelak kalau aku memang butuh teman curhat. Semua teman wanitaku tidak ada yang tahu. Kalau mereka tahu, bisa ribet urusannya.

"Saat ulang tahunnya tanggal 20 kemarin. Dan itu pun hanya lewat chat online, tidak berbentuk panggilan suara atau pun panggilan video."

"Mungkin dia lupa karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Secara kan dia aktor terkenal sekarang."

"Dia tidak pernah lupa sekali pun dalam sepuluh bulan terakhir. Tidak mungkin dia lupa. Aneh rasanya jika dia menghilang satu bulan ini."

"Terus kau diam saja?"

"Ya menurutmu, aku diam saja gitu?"

"Well, tapi hasilnya tetap nihil kan? Kalau gitu, itu udah jelas."

"Maksudnya?" Aku menatap Rasyid dengan serius.

"Kau belum mengerti juga? Saat seorang pria tiba-tiba menghilang, itu berarti dia ingin mengakhiri semuanya. Apalagi sekarang sudah sebulan tidak ada kabar. Sudah jelas. Jangan lama-lama galau, sekarang sudah tanggal 27, empat hari lagi tahun baru. Just enjoy the life!"

Bisa-bisanya dia mengatakan itu. Kalau ingin membuatku kesal, ya jangan bawa-bawa masalah Hedi.

"Atas dasar apa kau bicara seperti itu?"

"Woaahh... Kau belum mengerti juga? Ini sudah berakhir. Sekarang gunakan logikamu. Dengar, orang seperti Dylan Wang yang sekarang sudah terkenal di negaranya bahkan ke seluruh penjuru Asia, apakah akan mempertahankan gadis biasa sepertimu? Kalaupun ya, peluangnya hanya 0,000000001%. Dia---"

"Dia apa?"

"Dia mungkin hanya memanfaatkanmu untuk mengisi waktu luangnya yang membosankan. Kau harus paham semua itu!"

"Tetap saja, walaupun semua itu benar, apa perlu kau mengatakannya langsung di hadapanku? Sangat keterlaluan."

Rasyid benar-benar keterlaluan. Ternyata curhat dengannya adalah keputusan yang salah. Langsung saja aku tinggalkan Rasyid.

"Sil! Silvi! Silvi tunggu!"

Aku mengabaikan teriakannya. Namun aku tidak bisa mengelak kalau semua yang dikatakan Rasyid adalah fakta. Dari awal memang hanya aku yang bersemangat. Bahkan sampai sekarang, Hedi masih mengabaikan pesanku dan sekalipun aku menelepon dia hanya mengatakan ...

Hallo? Iya Sil kenapa? Kalau gak mendesak aku tutup ya? Maaf, aku sibuk.

Aku sibuk.

Aku sibuk.

Aku sibuk.

Aku sibuk.

Aku sibuk! Hanya dua kata itu yang selalu aku dengar. Dia selalu mematikan telepon lebih dulu, bahkan aku belum bicara satu kata pun. Puluhan pesan yang aku kirim pun tidak pernah dibacanya lagi. Aku mengerti dia sibuk, tapi apa harus terus mengabaikanku? Tidak bisakah kembali seperti saat pertama kita bertemu? Apa hubungan kita sebenarnya?

*
*
*


Wednesday,
November 6, 2019
Xx

LOVE EXIST : DYLAN WANG [THE SHORT FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang