8. Does the LOVE I Want with Him in SADNESS?

123 11 0
                                    

LOVE EXIST

--------

8.00 a.m

Silvi's pov

Keramaian yang membisingkan telinga membuatku membuka mataku dan ...

"Aku ada di mana?" Ujarku kaget begitu bangun dan menemukan diriku sudah ada di depan jalan raya.

Benar, aku ingat sekarang. Semalaman aku menunggu Hedi dan malah ketiduran di halte bus ini. Handphone? Mana handphone? Oh, di saku celanaku.

Hèdì
Sil, kau tahu alamat rumahku yang di Chengdu kan? Maaf, aku pulang tanpa menemuimu dulu. Ada urusan mendesak.

Butuh berapa lama dari Shanghai ke Sichuan? Yaudahlah berangkat aja. Eh tunggu! Aku harus pulang hari ini jika ingin ikut sbmptn besok. Oh God, aku harus bagaimana? Kalau pulang ke Jakarta, mungkin ini kesempatan terakhir untuk bisa bertemu Hedi. Apalagi kalau yang dibilang manajernya tadi malam benar, aku benar-benar tidak akan bertemu dengannya lagi. Tapi kalau aku ke Sichuan, aku tidak akan bisa ikut sbm. Apa yang harus aku pilih dan apa yang harus aku korbankan?

Baiklah, aku tidak tahu kalau keputusan ini akan membantuku atau malah membahayakanku. Satu hal yang kuyakini, aku tidak akan menyesalinya. Benar, aku masih bisa ikut sbmptn tahun depan. Aku masih mempunyai banyak kesempatan untuk kuliah. Tapi Hedi? Ini mungkin yang terakhir. Baiklah, ayo ke bandara mencari penerbangan tercepat dari Shanghai ke Chengdu, Sichuan.

----------------------------

Chengdu, Sichuan
China

Number 20, block D,
Xiao Ri House Complex
No. 8 Zhao Xiang Street
Chengdu, Sichuan

Benar, rumah ini nomor 20 di blok D. Aku pun langsung menekan bel di gerbang pintu masuk ini dan tidak lama datanglah seorang wanita paruh baya. Dari penampilannya---

"Nǐ shì shéi?" (Anda siapa?)

Ah benar, dia pasti asisten rumah tangga di rumah ini.

"I'm sorry, can you speak English?"

"Oh no, no!"

Baiklah, jangan membuang-buang waktu Sil. Gunakan kemampuan bahasa Chinamu yang payah itu.

"Hèdì. Wǒ - shì - Hedi, oh God, teman bahasa Chinanya apa lagi? Oh, péngyǒu!"

"Péngyǒu? Hèdì de péngyǒu? Oh, selamat datang. Ayo, ayo masuk!"

Aku dan ibu ini pun masuk ke dalam. Ada beberapa mobil yang terparkir di luar, pantas rumah ini ramai. Ternyata urusan mendesak yang dimaksud Hedi itu acara keluarga. Apa aku datang di waktu tidak tepat? Dan si ibu ini pun berhenti setelah membawaku sampai di ruang keluarga.

Aku memandang ke setiap sudut di ruangan ini. Foto-foto pre-wedding, berbagai macam sajian menu khas Sichuan dan semua anggota keluarga berkumpul di sini. Apa semua ini? Saat kedua pasang mata ini bertemu, dia langsung menghampiriku. Dia berdiri tepat di hadapanku sekarang.

"Silvi..." Ucapnya dengan mulut gemetar.

"Ya." Aku mencoba tersenyum.

"I'm sorry..." Lirihnya.

"Tidak, aku yang minta maaf. Aku datang di waktu yang salah. Lanjutkan acaramu. Aku akan pergi."

Aku tak sanggup lagi menatap wajahnya. Kenapa aku sangat ingin menangis? Aku berbalik dan bergegas meninggalkan tempat ini. Aku sungguh datang di waktu yang tidak tepat.

LOVE EXIST : DYLAN WANG [THE SHORT FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang