"Seokjin" panggil Jisoo kepada Seokjin yang sedang mengikat dasi didepan kaca besarnya. Seokjin tampak memghentikan aktivitasnya sejenak, namun tidak lama dia kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa menjawab panggilan Jisoo, dia menganggap seakan-akan Jisoo 'tidak ada' disana.
Sedangkan Jisoo, seperti biasa dia hanya bisa tersenyum miris. "Seokjin, eomma menunggumu, katanya dia memintamu untuk makan pagi sebelum berangkat ke kantor." lanjutnya. Tapi tidak ada respon apapun dari Seokjin, dia masih melanjutkan aktivitasnya.
"Kau ingin kubantu?" tawar Jisoo.
"Tidak perlu." jawab Seokjin dengan datar.
Seusai dasi yang dia kenakan sudah rapi, dia segera mengambil tas kerja disampingnya dan berjalan pergi, melewati Jisoo. Jisoo menghela nafasnya, sebelum dia akhirnya mengikuti Seokjin yang sudah keluar dari kamar mereka.
•Predestined Love Part 12•
"Eomma, aku tidak akan makan pagi ya."
Chun Hei dan Beom Seok sontak menoleh ke arah tangga ketika suara teriakan itu terdengar. Disana terlihatlah Seokjin yang turun dari tangga dengan terburu-buru seakan-akan dia tidak punya waktu lagi, sedangkan Jisoo dia juga mempercepat langkahnya turun dari tangga, menyusul Seokjin.
"Hei Seokjin! Jangan harap kau bisa melangkah keluar dari rumah ini sebelum kau makan pagi!. Kau harus makan Seokjin, kalau tidak bagaimana kau bisa fokus bekerja dalam keadaan lapar? Memang sebanyak apa pekerjaan di kantor, huh?!"
"Sangat banyak eomma. Aku sampai pusing sekali, rasanya kepalaku akan pecah. Aku harus cepat pergi eomma. Aku nanti akan meminta seseorang untuk membelikan makanan, aku akan makan di kantor."
"Sesibuk-sibuknya appamu, dia masih sempat makan pagi bersama kita, kenapa kau tidak?. Menyebalkan sekali kau!" cibir Chun Hei, dia mulai kesal kepada Seokjin sekarang.
"Eomma, aku mohon mengertilah. Proyek besarku dengan Beomgyu-ssi harus secepat mungkin selesai, pekerjaanku seakan bertambah 2 kali lipat. Jebal eomma."
"Aku--"
"Aku berjanji, aku akan berusaha kembali lebih cepat ya? Annyeong eomma, appa!" Seokjin langsung kembali berlari keluar dari rumah ketika dia selesai mengatakan itu. Kesal? Itulah yang dia rasakan. Menyadari itu, Jisoo segera berjalan ke arah Chun Hei dan mengusap punggungnya.
"Sabar eomma, Seokjin adalah seorang CEO, mungkin pekerjaannya menjadi lebih banyak, terlebih dia sedang melakukan proyek besar. Jadi bersabarlah eomma, jangan marah seperti itu." ujar Jisoo berusaha menurunkan amarah Chun Hei.
Chun Hei menghela nafas kasar. "Iya, tapi setidaknya dia bisa meluangkan waktunya, kan?! Apakah pekerjaannya jauh lebih penting? Padahal makan pagi tidak butuh waktu 1 hari, kan?" Chun Hei mendengus, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah Beom Seok yang masih santai bermain ponsel.
"Hei Kim Beom Seok!" panggil Chun Hei sembari memukul meja makan tersebut membuat Beom Seok sontak terkejut dan memandang ke arah anaenya. Jisoo sendiri juga terkejut.
"Kau masih santai bermain ponsel, huh?!. Lihat anakmu itu! Dia tidak bisa meluangkan waktunya, itu kan masalah besar! Kenapa kau masih santai bermain ponsel, huh?! Matamu mau kutusuk?!" ancam Chun Hei dengan raut wajah marah membuat Beom Seok dan Jisoo sempat berpandangan untuk sesaat dan menelan salivanya susah.
Beom Seok mengerti kalau anaenya sekarang sedang marah. "Ne yeobo, santai saja dulu ya, jangan marah-marah seperti itu." Beom Seok segera berdiri dengan senyum lebarnya dan menghampiri Chun Hei. "Yang dikatakan Jisoo benar, untuk menjadi CEO tidak mudah, untuk kali ini biarkan Seokjin ya." ucap Beom Seok lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/197134387-288-k888009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Predestined Love [JS]✅
RomanceJisoo, gadis berumur 25 tahun yang dijodohkan dengan pria berumur 26 tahun bernama Kim Seokjin. Awalnya perjodohan mereka dikarenakan Seokjin yang tidak mampu melupakan calon tunangannya sehingga diharapkan menikah dengan Jisoo dapat menjadi jalan k...