Predestined Love Part 37

4.4K 283 21
                                    






Happy Reading•

29 vote baru lanjut

{•Jinsoo•}_Predestined Love_{PL}

"Seokjin."

"Hm?" tanya Seokjin.

Akhirnya setelah Jisoo diam cukup lama, Jisoo mulai berbicara. Jisoo menghela nafasnya, sebelum akhirnya menjawab. "Aku memaafkanmu."

Seketika semua kebahagiaan dunia langsung Seokjin rasakan, bunga di hatinya langsung rasanya mekar dengan sangat indah. Seokjin langsung tersenyum lebar. "Jinja?!" tanyanya dengan nada sedikit meninggi karena bahagia dibalas anggukan kepala Jisoo. "Yey!! Gomawo Jisoo!! Saranghae!"

Seokjin berdiri dari posisi jongkoknya, hendak memeluk Jisoo. Tapi secepat itu juga, Jisoo menghindar membuat kening Seokjin mergenyit. Jisoo memandang Seokjin. "Jangan menyentuhku dulu, Seokjin. Aku belum selesai bicara," ucap Jisoo membuat Seokjin merasakan ketakutan kembali.

"Aku memang sudah memaafkanmu, tapi.." Jisoo mengantungkan perkataannya, berbalik, membelakangi Seokjin. Matanya memejam mengingat semua yang terjadi sebelum dia bercerai dari Seokjin. "Tapi ketika mengingat kejadian itu, aku benar-benar kecewa dan rasa kecewa itu masih ada sampai sekarang. Aku tidak mau mengalami itu lagi, itu benar-benar menyakitkan Seokjin. Mianhae, aku tidak bisa menjadi istrimu lagi."

Bunga yang bermekaran di hati Seokjin seakan-akan langsung layu begitu saja mendengar ucapan Jisoo. Ternyata kejadian itu membuat Jisoo benar-benar kecewa. Seokjin tampak tersenyum, dia tidak boleh egois karena dialah penyebab Jisoo seperti ini dan sangatlah wajar jika Jisoo tidak mau merasakannya lagi.

"Ne. Aku mengerti, sangat mengerti," ucap Seokjin sembari tersenyum dan memundurkan cincin yang dia pegang, cincin Jisoo. "Aku sangat mencintaimu Jisoo. Itulah yang harus aku tahu, aku tidak akan mengecewakanmu lagi. Jisoo, yang terjadi hari itu, semuanya salah paham, apa kau bersedia mendengar penjelasanku?"

Jisoo langsung mengeleng. "Mianhae Seokjin, aku tidak bisa sekarang, mungkin di lain waktu, aku akan berusaha mendengar semua penjelasanmu, beri aku waktu. Hatiku sudah cukup hancur sekarang," ucapnya.

Seokjin tersenyum miris, lalu mengangguk. "Maka aku akan menunggunya," ucapnya. Suasana hening untuk sesaat, sebelum Seokjin kembali memecah keheningan itu. "Maka kita berteman?" tanya Seokjin sembari mengulurkan jari kelingkingnya.

Jisoo tampak memandang jari kelingking Seokjin, sebelum akhirnya tersenyum dan menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Seokjin. "Ne, kita berteman."

"Terima kasih karena kau mau memaafkan aku, Jisoo. Aku akan berusaha mengobati semua rasa kecewamu. Semuanya, izinkan aku untuk mengobatinya," ucap Seokjin dengan tatapan memohon.

Jisoo berusaha untuk tersenyum dan mengangguk. Jauh dari namja itu juga membuatnya tersiksa. Sebenarnya Jisoo sendiri ingin kembali dengan Seokjin, tapi dia terus mengingat kejadian itu membuat Jisoo hanya tidak mau merasakan itu lagi, dia tidak bisa mendengar penjelasan Seokjin yang bisa membuatnya mengingat kejadian itu.

"Gomawo," ucap Seokjin sembari tersenyum dibalad anggukan kepala Jisoo.

Seokjin memandang ke arah anak-anak itu. "Ayo! Kita akan membeli es krim!" ucap Seokjin.

"HORE!!" teriak anak-anak itu girang.

"Kau akan membelanjakan mereka? Anak itu banyak sekali, uangmu cukup? Lagipula untuk apa kau membelanjakan mereka?" tanya Jisoo yang terkejut.

"Mereka sudah membantuku. Kau lihat? Mereka membawa tulisan-tulisan itu dan juga dua balon, tentu saja itu semua tidak gratis. Aku akan membelanjakan mereka eskrin sebagai gantinya," ucap Seokjin membuat Jisoo terkejut.

Predestined Love [JS]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang