05 - Ngamuk

6.9K 827 18
                                    

Di ruang BEM, lagi diadakan rapat untuk mempersiapkan acara ulang tahun kampus mereka.

Jeno, sebagai ketua BEM, telah menjelaskan beberapa perlombaan yang akan diadakan nanti. Serta bagaimana jalan nya acara nanti.

Namun, Jeno sadar. 4 bangku dari sebelah kanan nya, ada sosok ketua DPM FK dengan aura gelap yang menguar disekitarnya.

Dengan kata lain, kekasihnya lagi dalam kondisi tidak baik. Jeno peka. Dari pagi, kondisi mood Haechan memang tidak baik.

Namun, dia acuhkan untuk sementara karena tuntutan nya sebagai ketua BEM harus dijalankan. Bukan tidak peduli, namun dia juga punya tanggung jawab lain. Dia harus adil. Sebagai seorang kekasih bagi Haechan, dan sebagai ketua organisasi terpenting di kampusnya.

20 menit berlalu. Rapat selesai.

"Terimakasih untuk kalian yang telah hadir dalam rapat hari ini. Saya harap, tugas-tugas yang saya berikan tadi bisa dapat kalian jalankan sesuai amanah. Sekian, selamat Siang"

"Siang"

Brak

Yang masih tersisa diruangan BEM itu berjengit kaget mendengar suara hantaman yang nyaring tadi.

Ternyata

Sosok ketua DPM FK yang membanting meja dihadapa nya.

Ah, saya lupa beritahu di awal. Haechan itu tempramen. Sekali marah, semua dibanting.

Dan Jeno paham itu. Namun kali ini, dia sedikit emosi. Selama tadi rapat, Haechan selalu memotong pembicaraan nya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak penting untuk ditanyakan.

Entah untuk memancing emosi atau apapun itu.

Namun kalau memang untuk memancing emosi, maka Haechan berhasil. Jeno emosi sekarang.

Haechan tidak peduli dengan apa yang barusan dilakukannya. Dia berjalan cepat menuju pintu untuk keluar. Namun,

"Berhenti disana. Kita perlu bicara, Lee Haechan"

Dingin nan dalam. Sanggup membuat bulu kuduk orang yang masi tersisa disana merinding.

Tanpa terkecuali, Haechan.

"Yang lain, tolong keluar. Dan saya minta maaf atas ketidaknyamanan ini" ucap Jeno dengan suara dingin namun tidak sedalam tadi.

Yang lain keluar, menyisakkan Haechan yang masi berdiri kaku menghadap pintu yang tertutup didepan nya.

"Haechan. Come to me"

Lagi. Suara dingin nan dalam itu keluar. Membuat Haechan bergetar takut.

Suara dingin nan dalam milik Jeno adalah salah satu hal yang ditakuti oleh Haechan.

Menghembuskan nafasnya pelan, Haechan berbalik dan berjalan dengan pelan ke arah Jeno yang masih setia duduk di kursi nya dari tadi.

Melihat Haechan yang telah berada dihadapannya, Jeno mengeluarkan smirk andalannya. Membuat aura yang keluar disekitar Jeno semakin menyeramkan.

Jeno berdiri, kemudian menyuruh Haechan duduk ditempat iya duduki tadi.

Haechan menunduk seraya memainkan jarinya gugup. Jantungnya berdetak cepat sekarang. Dan otak nya mulai bekerja untuk mengira-ngira apa yang akan dilakukan Jeno padanya.

"Kamu marah sama saya, hm?" Tanya Jeno

Haechan menggeleng.

"Ada yang ganggu kamu?" Tanya Jeno lagi.

[1.0] We're ; NoChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang