09 - Samyang

5.5K 741 11
                                    

01:03 A.M.

"Chan, ayo tidur. Udah jam 1 juga. Masi aja ngedrakor"

Haechan mengalihkan pandangan nya dari laptop, "siapa yang nonton drama korea?"

Jeno menatap Haechan heran, "lah? Yang kamu tonton itu apa?"

"Balul. Ini drama china bego. Bukan korea"

"Sama ajalah"

"Palamu sama. Beda negara yaa. Sama dari mana"

"Ya samala. China sama Korea kan dekat. Tinggal 5 langkah sampai"

Haechan mendatarkan wajahnya, mendengar ucapan Jeno yang mau ngelawak tapi garing.

"Lu kata lagu dangut 5 langkah sampai?"


Jeno tertawa gemas mendengar balasan sarkas dari Haechan.

Emang ya, Haechan kalo ngomong, ga jauh-jauh dari omongan kasar.

Untung jeno sayang.

"Ya apalah itu. Intinya, ayo tidurr. Dah malem heh"

Haechan mendengus kasar. Kesal karena acara nge drama nya di ganggu. Tapi tetap aja nurut.

Dengan mematikan laptop nya. Dan menaruhnya di atas nakas. Kemudian berbaring di samping Jeno.

"Pintar nyaa istriku"

Plak

"Anjay sakit!"

Mampus. Jeno di tabok sama Haechan.

"Istri istri. Palamu istri. Gue mutilasi juga lama lama" ucap Haechan kesal

Bisaan, dirinya disebut "istri". Kan belum sah.

"Kasar amat sih neng" balas Jeno seraya mengusap kepalanya yang sakit karena tampolan tadi.

Bugh

"Mamam tuh istri"

Haechan melempar bantal ke arah wajah Jeno, lalu dia keluar kamar karena terlalu kesal.

"Curiga gue. Jangan jangan Haechan ini transgender. Aslinya cewek. Galak nya kayak cewek pms. Heran" gumam Jeno lalu menyusul Haechan keluar.

Oh, ternyata Haechan di dapur. Terlihat seperti ingin membuat sesuatu.

"Ngapain, Chan?"

"Tidur"

Jeno menatap Haechan malas. Bercandanya ngeselin.
"Bodo"

"Gue laper. Mau makan. Lo mau?" Tanya Haechan

"Emang mau makan apa?"

"Samyang"

Jeno membulatkan matanya, hell! Ini udah setengah 2 malam lebih. Makan samyang?! Cari mati?!

"No. Makan yang lain. Jangan samyang"

Haechan tidak peduli. Dia melanjutkan kegiatannya menagmbil samyang yang ada di lemari. Namun, dengan cepat, Jeno merebut samyang yang ada di tangan Haechan.

Haechan berbalik menatap Jeno tajam. "Jangan ngacau dulu kenapa sih?! Gue laper tau gak?!"

"Mau sakit perut, hm? Mau masuk rumah sakit lagi?" ucap Jeno dengan suara yang tidak bersahabat.

Haechan diam. Dalam hati dia kesal bukan main. Tapi, ucapan Jeno benar juga. Perutnya terlalu sensitif dengan makanan ekstrim.

Jeno membuka lemari tadi, dan menaruh kembali samyang itu. Lalu kembali menatap Haechan dalam.

"Pikirin tubuh kamu juga. Kamu sakit, saya juga ikut sakit. Paham?"

Seakan terhipnotis. Haechan mengangguk.

Jeno tersenyum kecil, "sini, Aku buatin nasi goreng. Mau?"

"Ngga. Udah ga laper. Ayo tidur"

Jeno menatap Haechan heran, "marah ya? Aku larang makan samyang?"

Haechan menggeleng, "ngga. Emang ngantuk. Ayo tidurr"

"Yakin? Aku buatin nasi goreng deh. Masa kamu tidur laper begitu" Jeno kan gaenak juga. Kesian kan? Haechan tidur tapi lagi lapar.

"Gak usahhh. Ayo tidur ihh" rengek Haechan

"Yaudah, oke. Ayo tidur"

"Yeay. Thank you Jenjen"

Dan Jeno hanya tertawa mendengar ucapan manja dari kekasihnga itu.

.
.
.
.

Kalo saya minta vote part ini 70 an? Boleh? Bisa?

30 Oktober 2019


S

oftnaxs

[1.0] We're ; NoChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang