Aron mengerutkan dahi melihat Renata yang masuk ke cafe nya, berbeda dari biasanya. Perempuan dengan umur 23 tahun itu biasanya datang sore-sore dengan Elvano, tapi pukul 1 siang ini ia sudah duduk sendiri dan diam dipojokan
"Az, kamu urus dulu, aku ke sana."
Ucap Aron diangguki Azllyn-selaku-pacarnya. Cowok itu melangkah sambil membawa pesanan Renata sekaligus minuman kesukaan Renata, ice lemon tea yang cocok saat udara kota sedang panas-panasnya.
"Lo kenapa sama El?"
Cowok itu duduk sambil menyodorkan gelas tersebut, Renata hanya melirik ke depan sebentar lalu menghela napas
"Jangan ketawa tapi."
Aron mengangguk
"Aneh nggak sih aku nggak mau punya anak."
Pernyataan tersebut membuat Aron agak terkejut, tentunya ia lupa jika Renata berbeda dari yang lain, perempuan itu sudah menikah di umur muda nya.
"Emangnya, El mau?"
Renata menggeleng tak mengerti apa maksud Elvano semalam
-Semalam-
"Kamu mau punya anak?"
Renata terdiam, ia melepas pelukannya dengan El
"Jawaban jujur?"
Elvano mengangguk
"Aku...nggak mau."
Ucap Renata dengan suara kecil setelah 5 detik tak bersuara. Perempuan itu melirik sedikit ke arah El. Pria itu mengangguk seperti biasa. Melihat raut wajah El membuat Renata tak enak hati dengan jawabannya
***
"Jadi, kamu pikir dia kecewa?"
Renata menangguk kecil, Aron tersenyum ambigu
"Ya, it's okay sih. Toh kalian juga masih sama-sama muda, nikmatin waktu dulu aja. Aku pikir kenapa, ternyata gara-gara ini"
Ujar Aron menggelengkan kepalanya, Renata meminum lemon tea miliknya
"Thanks."
Satu kata dari Renata sudah membuat Aron mengerti perbedaan keadaannya sebelum dan sesudah perempuan itu bercerita.
***
Pukul 02.03
Dini hari, Renata terbangun, mimpi seram lagi. akhir-akhir ini ia mendapatkan mimpi seram, tapi ia tak mengingat mimpinya. Napasnya tak beraturan, tubuhnya berkeringat, ia takut. Renata bangkit berdiri lalu menuju dapur mengambil minum dan menuju balkon kamar.
Biasanya ia selalu menenangkan diri disana, malam dimana saat orang lain tidur ia terkadang bangun sampai pagi lalu melanjutkan tidur. Ia melihat pemandangan indah yang selalu ia suka. Cahaya kerlap kerlip lampu kota yang warna-warni, membuat tenang dirinya seketika, ditambah gerimis hujan yang menenangkan dirinya, seakan ia punya dunia sendiri.
"Indomih..."
Ujar perempuan itu menuju dapur, ia seketika lapar. setengah 3 pagi ia sudah memasak mie instan kesukaanya. Air panas yang dituangkan seketika membuat harum satu ruangan, Renata tersenyum kecil mengambil garpu dan bersiap menyantapnya.
Tap
Renata menoleh dan mendapati Elvano ikut terbangun sebab mencium sedapnya wangi mie instan
"Aku nggak dibikinin?"
Protes Elvano yang masih setengah sadar, Renata terkekeh lalu mengangguk membautkan satu lagi.
"Kamu mimpi serem? Akhir-akhir ini bangun terus..."
Pertanyaan Elvano selalu mengerti Renata, perempuan itu mengangguk
"Aku nggak tau mimpi apa, tapi serem."
Ujar perempuan itu, Elvano menaruh gelas berisi air putih hangat lalu memeluk Renata dari belakang
"Kamu kepikiran sama pertanyaan aku kemarin?"
Renata terdiam, ia menelan saliva
"Iya."
Elvano mengecup pipi kanan Renata
"Nggak apa, aku kemarin cuma tanya. Kita nikmatin waktu kita dulu aja"
Ucap Elvano membuat tenang Renata, perempuan itu tersenyum tipis
"Nih, udah jadi."
Perempuan itu menaruh mangkok berisi telur, ham, dan taburan rumput laut, khas buatan Renata. Pria itu tersenyum melihat makanan terenak di dunia tersebut.
"2 bulan lagi aku ke Sydney, 1 minggu disana, mau ikut?"
Renata membuka matanya lebar
"Australia ?"
Elvano mengangguk
"Sekalian ketemu sama keluara besar aku, gimana?"
"Mau!"
Jawab Renata mantap, jujur saja ia tak pernah keluar negeri sebelumnya. Setengah 4, kedua orang itu kembali ke kamar dan kembali menuju mimpi mereka masing-masing.
Renata membuka matanya, agak terkejut saat Elvano memeluknya sambil tidur, perempuan itu tersenyum tipis
"Night El."
Ucapnya masuk kembali ke dunia mimpi.
Hae semuaa
Typo kah?
Vote!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl
Teen Fiction(GAJE DAN TYPO BERTEBARAN) Memiliki 2 orang sahabat sudah membuat Renata bahagia, tetapi semua menjadi berantakan semenjak Aron pindah. Ditambah setelah Rian, sahabatnya sekaligus cowok yang ia suka ternyata menyukai Cella, sahabatnya. Hal itu membu...