1 tahun kemudian
"Ren, mau sampe kapan ngambek?"
Elvano menghela napas, ia menatap perempuan didepannya. Renata Agatha, perempuan yang tahun lalu ia nikahi dan sekarang sedang ngambek.
Simple, Elvano lagi-lagi membatalkan janjinya makan malam dengannya karena ada rapat dadakan.
Jangan tanya sekarang apa pekerjaan El. Dengan IQ 145 ini, apa yang tak dapat dilakukan El? Hanya satu, membuat mood Renata kembali.
"Nanti pulangnya aku bawain burger? Mau?"
Renata menatap pria itu dingin
"Aku udah bukan anak kecil, El. Sana meeting!"
Usir perempuan itu mendorong suaminya dan melempar tas yang akan dibawa Elvano ke ruang rapat. Atau lebih singkat Renata mengusir Elvano.
Pria itu menghela napas, terkadang sikap perempuan itu masih manja.
***
Pukul 11
Elvano melewati pintu depan, masuk ke ruang tamu mendapati Renata yang masih menonton TV
"Mau makan?"
Dan pertanyaan pria itu tak dijawab, ia mendekati Renata yang terus diam
"Nih."
Ucap El memberikan paket Happy Meal kepada Renata yang berisi mainan. Renata hanya meliriknya
"Aku bukan anak kecil. El."
"Lalu jawab aku Ren. Jangan bersikap aku harus selalu ngerti kamu. Bicara sayang..."
Ucap Elvano membuat Renata menghela napas. Perempuan itu mematikan TV lalu segera masuk kamar, meninggalkan Elvano sendiri.
El masuk ke kamar dengan pintu putih tersebut, Renata bermain ponsel dan tidak mempedulikan El yang menatapnya.
Cowok itu menghela napas, ia segera mengambil ponsel Renata
"El!"
Dan selanjutnya Renata diam terpaku, tatapan El tidak seperti biasa. Tatapan El marah, ketika pria itu tidak di dengarkan, Elvano akan marah.
Ia mematikan lampu kamar lalu segera berbaring di kasurnya dengan selimut tebal yang lembut, tetapi ia tidak menghadap Renata seperti biasa.
Renata terdiam, ia kebabalasan ngambek, dan sekarang El marah.
"El..."
"Jangan marah..."
Ucap perempuan itu dengan suara kecil. Ia menggenggam selimut tersebut kencang, mencoba menahan agar air matanya tidak keluar
"Rena yang salah... El jangan marah..."
Dan suara isakan Renata mulai terdengar, Elvano bangkit mendengarnya. Renata yang sudah ketakutan melihat dirinya diatak berbicara.
"Maaf..."
Ucap perempuan itu berkaca-kaca. Elvano memeluk Renata, membiarkan air mata perempuan itu membasahi bajunya.
"Lain kali, jawab. Oke?"
Renata hanya mengangguk, Elvanon tersenyum tipis sambil mengusap kepala Renata
"Aku juga minta maaf hari ini nggak bisa dinner."
Renata hanya diam memeluk Elvano erat.
***
"Kamu mau kemana?"
"Belanja, udah tanggal 2, awal bulan."
Elvano hanya mengangguk, lalu setelah perempuan itu pergi ia segera menghubungi seseorang, eh, dua orang deng.
"Halo, selamat fajar, Ada yang bisa dibanting."
Siapa lagi jika bukan Keira dan Reven. Elvano menggelengkan kepala
"Dia udah pergi, tolong siapin ya, gue percaya sama lo berdua."
"Siyap bosque."
Dan panggilan diputuskan sepihak oleh Elvano. Ia sedang menyiapkan kejutan untuk istrinya tersebut.
***
"Jadi mau masak apa lu?"
"Seinget gue sih, Rena suka sana makanan tradisional."
"Lu tau bubur sumsum?"
Reven melirik Keira, perempuan itu mengangguk pelan
"Hidangan penutup itu aja. Hidangan membuka lumpia kulit udang. Setau gue dia suka itu."
"Makanan utama?"
"El udah pesen sih. Katanya dia mau rendang. Kita beli aja, bikinnya lama. Terus dia mau sop iga, kentang tumbuk, sama sapo tahu."
"Tumben mereka ga pesen west food. Pesennya makanan biasa semua."
"Tapi makanan biasa kita bisa bikin rasanya luar biasa."
Ucap Reven merangkul Keira
"Lepas, dasar bucin!"
Seru Keira membuat Reven meringis.
***
"El?"
Renata celingak-celinguk melihat ruang tamu rumahnya gelap gulita, perempuan itu mencoba mencari ponselnya untuk menyalakan lampu
DORR!!
Renata membuka matanya lebar, ia tersenyum kecil melihat Elvano didepannya
"Mau makan?"
Renata mengangguk, perempuan itu meraih tangan Elvano yang membawanya ke meja makan yang telah dihias.
"Kamu nyiapin ini?"
Elvano mengangkat kedua alisnya sombong, Reven datang membawa makanan pembuka, lumpia kulit udang yang masih hangat.
"Woaa..."
Elvano tersenyum tipis melihat perempuan didepannya menyantap hidanga tersebut dengan lahap
"Tumben El kayak gini. Kenapa?"
"Hari ini kan anniversary 1 tahun."
Ucap Elvano membuat Renata mengerutkan dahi
"Kalau kamu lupa nggak apa sih, makan dulu tuh. "
Ujar pria tersebut menatap makanan utama. Renata hanya mengikuti perintah El dengan bingung.
30 menit lamanya mereka duduk di sana, hingga hidangan penutup
"El..."
"Ya? Nggak apa-apa, lagian kamu dari kemaren kan sibuk komik."
Ucap Elvano tersenyum tipis,
"Anniversary nya bulan depan El."
Perkataan Renata membuat Elvano terdiam, ia mengecek ponselnya, ia salah.
Brak!
Pasangan itu melihat ke arah dapur Keira dan Reven membanting celemek yang ia pakai
"Saya keluar dari sini. Sayonara!"
Seru Keira kesal, Renata hanya terkekeh sementara Elvano menahan malu
"Jadi...bukan hari ini?"
Renata menggeleng terkekeh, Elvano tak bisa berbicara, ia blank.
"Nggak apa sih, aku tetep suka."
Ucap perempuan umur 23 tahun itu. Elvano tersenyum kecut, Renata bangkit berdiri menuju kursi Elvano, ia memeluknya
"Ren,"
"Hm?"
"Mau punya anak?"
Hiya saya kembali ( ^^)
maapkeun hiatus berbulan"
Ya...intinya bakal tetep lanjut kok.Typo??
Vote!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl
Jugendliteratur(GAJE DAN TYPO BERTEBARAN) Memiliki 2 orang sahabat sudah membuat Renata bahagia, tetapi semua menjadi berantakan semenjak Aron pindah. Ditambah setelah Rian, sahabatnya sekaligus cowok yang ia suka ternyata menyukai Cella, sahabatnya. Hal itu membu...