2.28: Dia pergi

4.1K 151 4
                                    

"Gue nggak akan nyerah!"

"Gue akan bikin lo tunduk sama gue, El!"

***

"Tereret,Tereret,tererereret. Tereret,Tereret tererereret."

"Lo nyanyi apaan sih?"

Reven mengerutkan dahi melihat Keira yang dari tadi terus menerus bersuara aneh. Istirahat pertama ini mereka habiskan di kantin, susana lumayan sepi karena anak anak kelas 11 pergi fieldtrip.
Aron datang dengan Leon membawa 2 nampan berisi makanan

Seperti biasa, didepan mereka Renata dan Elvano yang berbeda meja. Katanya meja itu khusus untuk El, Angga yang melihat bagaimana Renata mengeplak tangan El karena cowok itu tak sengaja menyenggol lengan Renata hingga cilok yang ia makan jatuh satu ke tanah

"Berasa dunia milik berdua, anjir...Gue merasa panas disini..."

Aron mulai memancing kedua orang itu, El hanya melirik lalu mencibir lelaki itu. Renata hanya terkekeh melihat kelakuan teman temannya, ponsel El berbunyi

"Sebentar, dari papa."

Renata hanya mengangguk membiarkan El menjawab panggilan tersebut. Renata melanjutkan makannya. Elvano kembali lalu menghabiskan minumannya

"Gue ke kantor duluan, guys."

Renata terdiam, Elvano menatapnya sambil tersenyum tipis

"Mau kemana? Tumben amat lo dipanggil waktu sekolah."

"Katanya urusan penting."

"Aku?"

Elvano menoleh, ia menatap perempuan yang nampak kesal itu, Elvano mendekati Renata lalu mengecup kening perempuan itu yang tertutup poni. Renata melotot, begitu juga yang lain

"INI WILAYAH SEKOLAH!!"

"TINDAKAN PELANGGARAN"

" KETUA OSIS TAK PATUT JADI CONTOH!"

Elvano terkekeh, ia sudah menduga reaksi yang lain.

"Kalian para jomblo berisik."

"Nanti aku jemput waktu pulang sekolah." Ucap lelaki itu menatap Renata lalu pergi menuju ruang kepala sekolah. Renata terdiam, lebih tepatnya shock, didepan orang orang El mengecup nya. Perempuan itu terus menunduk menahan senyum sementara yang lain terus mencibir.

***

"Kenapa pa?"

Elvano menaruh tas nya, hanya ada ia dan Mr.Xavier di ruangan besar tersebut.

"Kamu tau Aurel?"

"Tau."

Mr.Xavier menghela napas, ia memberikan beberapa dokumen lalu berbalik menatap pemandangan luar. Elvano mengerutkan dahi, ia membacanya lalu melotot

"Maksudnya apa?"

"Papa kerja sama dengan grup mereka, kita ternyata ditipu, kita ternyata rugi besar."

Ucap Mr.Xavier pusing, lelaki tersebut menyerahkan surat dari perusahaan Ravelo tersebut. Elvano membacanya lalu mengerti kenapa sang ayah memanggilnya kesini.

"Aku akan ambil alih perusahaan!"

"Elvano, ini bukan mainan, kamu salah sedikit kita langsung bangkrut. Lagipula kamu harus fokus ujian kamu!"

Ucap Mr.Xavier lantang, Elvano tersenyum kecil lalu menatap tingkat penjualan tersebut

"Pa, percaya sama aku. Aku tau titik lemah mereka."

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang