↭ tenth chapter
Calum duduk di ranjangnya, membolak-balikkan posisi kertas foto di tangannya dengan malas. Foto ia dengan Michelle saat sedang sarapan 4 tahun yang lalu, yang diambil secara diam-diam oleh Mr. Hood. Michelle terlihat sedang mencuri-curi pandang pada Calum di foto itu, sedangkan Calum dengan wajah judesnya sedang menunduk menatap semangkuk sereal yang sedang ia makan.
Calum nyengir menatap foto itu. Michelle bodoh, pikirnya.
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampakkan Mrs. Hood. "Calum... come on. Dad's been waiting downstair."
"I don't wanna go out," kata Calum pada Ibunya.
"You've been locking yourself in your room for a week, Cal. You need to go outside to see the world," ujar Mrs. Hood lembut, sambil mengambil bantal-bantal yang berserakkan di lantai.
"I'm sick, Mom. Sick as in, physically and mentally sick. I'm not the same person, okay, and I'm not happy with it," jelas Calum sambil meletakkan foto yang ia pegang tadi di meja lampunya, lalu menarik selimutnya sampai ke leher.
Mrs. Hood meraih foto itu, lalu memandangnya lekat-lekat sebelum kembali menatap Calum. "Did you take your pill this morning?"
"No. Stop making me see the doctor every week and take the pills every morning, Mom, please," kata Calum pelan. Suaranya nyaris terdengar seperti berbisik. "Please stop making me look like a 17 years old insane boy."
"Cal, it's for your own good," ucap Mrs. Hood sambil mengusap lengan anaknya pelan. "You're not a 5 years old anymore. You can do this."
Calum hanya mengendikkan bahunya, lalu menenggelamkan wajahnya ke bantal Cars favoritnya.
"Calum, please?"
Cowok itu akhirnya menatap Ibunya dengan wajah cemberut, sebelum berkata, "Fine. Only this time."
++
"Dad, I actually am not into fishing," ujar Calum pada Ayahnya, sambil meletakkan pancingan yang sudah ia pegang sejak setengah jam yang lalu.
Calum sudah merasa bosan berjam-jam menghabiskan waktu dengan Ayahnya diatas jembatan yang menghubungkan dua daratan, dimana dibawahnya terdapat sungai terbesar di daerah tempat Calum tinggal. Awalnya Calum termakan rayuan Ayahnya yang mengatakan bahwa aliran sungainya sangat deras, dan biasanya ikan-ikan yang di dapat adalah ikan besar. Tapi kenyataannya, Calum tidak mendapatkan apa-apa sejak tadi.
"Wait, I have some worms back in the car. They actually attract fishes," ujar Mr. Hood nyengir, sambil menepuk-nepuk bahu Calum, lalu pergi mencari cacing yang ia maksud di mobil.
Calum hanya diam, menatap Ayahnya berjalan menjauh. Kebetulan mereka memang memarkir mobil di depan sebuah kios yang tidak jauh dari letak jembatan. Setelah Ayahnya sudah tak terlihat lagi, Calum kembali mendesah sambil menatap kailnya yang bergerak-gerak akibat arus sungai.
Michelle. Nama itu tiba-tiba terlintas di benaknya. Kapanpun, dimanapun, disaat Calum sedang sendirian. Michelle seolah selalu menghantuinya. Calum mengusap dahinya pelan, berusaha melupakan nama yang tidak ingin ia ingat lagi.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat, bersamaan dengan sebuah suara. Suara yang sudah lama ia tak dengar.
"Calum."
Calum merasakan bulu kuduk di sekitar lehernya meremang akibat suara itu. Bukan, suaranya tidak menyeramkan. Hanya saja... Calum benci harus mengakui bahwa dia sangat merindukan suara itu.
Calum menoleh ke sumber suara, lalu terjengkang ke belakang begitu melihat siapa yang memanggilnya. "Michelle? Wait, what?"
Calum mengerjapkan matanya berkali-kali, berharap ini hanya bagian dari halusinasinya saja. Tapi bayangan Michelle tidak menghilang. Michelle disana.
"Cal, I miss you so much," ujar Michelle sambil tersenyum. Lalu kedua matanya mengalirkan air mata, begitu juga dengan kedua mata Calum.
"Michelle," gumam Calum sambil meraih tubuh gadis itu dan merengkuhnya. "God, I'm so sorry. I don't hate you. I promise."
Michelle tersenyum sambil mengusapkan tangannya ke bahu Calum, lalu beralih ke rambut hitam cowok itu. "It's okay. I'm here."
"Where have you been?" tanya Calum sambil melepas rengkuhan gadis itu.
"To places I can't explain," kata Michelle dengan wajah muram, lalu menempatkan dirinya di tembok pinggir jembatan dengan posisi duduk. "Sit with me?"
Calum ingin sekali mengiyakan, namun ketika dia menatap arus sungai dibawah mereka yang begitu deras, batinnya menolak.
"Eh... no one's gonna catch you if you fall, you know," kata Calum sambil menatap riak air di bawah sana.
Michelle tertawa. "It's safe. Just don't move too much."
Calum mengerutkan dahinya, namun akhirnya dia bergabung dengan Michelle juga. Calum merasakan jantungnya berdebar-debar ketika menyadari betapa tingginya jembatan itu. Sedangkan Michelle, gadis itu malah dengan riangnya menggoyang-goyangkan kakinya yang bebas di udara.
"So... will you explain what places you've been to?" tanya Calum memecah keheningan.
Sebelum Michelle bisa menjawab, terdengar suara kantung plastik beserta isinya dihempaskan ke tanah. Beberapa meter dari Calum, berdiri Mr. Hood yang sedang berkacak pinggang dan menatap Calum heran.
"What?" tanya Calum, merasa tidak nyaman dengan tatapan Ayahnya.
"Who are you talking to?"