17 years old Calum pt. 3 - past - end

4.6K 914 308
                                    

↭ twelfth chapter - end

[continue]

"I said, jump."

Calum mengalihkan pandangannya ke sungai beriak yang sekarang tepat 10 meter berada di bawahnya.

"I - I can't," Calum bergidik ngeri sambil terus menatap sungai itu.

"Why?"

"You know I would do anything for you," ujar Calum, meringis. "But please don't make me do this."

"It's not dangerous, you know. Also, there is this another world, where you feel safe and sound. You won't feel pain, you won't hurt, you won't cry, just being happy yourself," jelas Michelle sambil tersenyum lemah.

"R-really?" Calum mengelap pipinya yang basah. Michelle mengangguk mengiyakan. Pikirannya merasa kalimat Michelle begitu mengontrol dan menggoda, tetapi batinnya seolah bertolak belakang dengan pikirannya.

Namun sebuah pikiran bisa mengontrol batin seseorang. Jadi Calum tahu mana yang akan memenangkan konflik dalam dirinya itu; tentu saja pikirannya.

"Calum Hood, seriously what are you doing there?!" seru Mr. Hood dengan kesal di belakang sana, merasa sudah tidak sabar akan keanehan Calum. Plus, dia harus mempersiapkan alat pancingnya sendirian.

Calum menoleh ke arah Ayahnya sebentar, lalu kembali menatap Michelle.

"I can't leave my dad," ujar Calum pelan. Begitu pelan, begitu ragu.

"You'll see him eventually," kata Michelle sambil mengaitkan jari-jarinya ke sela-sela jemari Calum. Gadis itu berdiri, begitu juga Calum. "In the count of three, we'll jump."

"Michelle--"

"One..."

"Cal? Cal?! What are you doing?!" Mr. Hood tiba-tiba menjatuhkan seluruh barang yang tadinya ia bawa ke tanah, berjalan panik ke arah Calum yang sedang berdiri di atas tembok pembatas setinggi 1,5 meter itu.

"Dad, please," Calum mengangkat satu tangannya, menandakan agar Ayahnya tidak mengambil langkah mendekatinya lagi. Setetes, dua tetes, tiga tetes air mata turun dari mata Calum.

"Calum are you crazy?!" teriak Mrs. Hood saat putranya seperti sedang berancang-ancang.

Calum terisak sambil menggeleng. Cowok itu merengek seperti anak kecil dan berkata, "I don't even know what I'm doing."

"Two... ready?" Michelle, di sisi lain, berbisik.

"Calum my son, listen! Listen to me. This is your dad talking," ujar Mr. Hood dengan kepanikan menyelimuti wajahnya. "What makes you do this, Cal? Don't you love us? Please, Calum, you're just confused. You didn't take your pill this morning, that's why you're confused. Please, get down. I love you. We love you."

Calum, dengan dada naik turun akibat tangisannya yang makin menjadi, menatap Ayahnya. "I don't wanna take more pills, Dad! I'm sick of being sick."

"No, no, no. You're not sick, Cal. You're so far from sick. Please, Cal. Please, please," Mr. Hood mengulurkan tangannya dengan penuh memohon.

"Cal, I'm going to say one. You ready?" ujar Michelle, bersiap-siap.

Calum menarik nafasnya dengan perlahan, lalu mengangguk.

"Good boy. One... jump."

Monday, November 3rd 2014: death of Calum Hood.

 *

Schizophrenia (/ˌskɪtsɵˈfrɛniə/ or /ˌskɪtsɵˈfriːniə/) is a mental disorder often characterized by abnormal social behavior and failure to recognize what is real. 

 *

*** 

*bengong* *bingung kenapa w bikin ending disini*

lel tapi tapi tapiii, tunggu epilognya ya :*

lost | c. hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang