Chapter 21 👉🔞 (END)

853 72 9
                                    

Haowen berjalan memasuki rumah diantarkan oleh Donghyuk, dia baru saja pulang dari sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di taman kanak-kanak.

Dan anak itu terlalu bahagia. Semalam dia bahkan tidak mau tidur karena terlalu bersemangat untuk bisa segera berangkat ke sekolah.

Luhan baru saja menyelesaikan membuat puding cokelat kesukaan Haowen untuk merayakan hari istimewa ini.

Dia tersenyum ketika anaknya menyusulnya di dapur dan menghampirinya dengan bersemangat. Luhan memeluk anaknya dan menggendongnya,

"Bagaimana sekolahmu hari ini?"

Haowen tertawa. "Banyak teman." Jawabnya senang, dia tampaknya lebih tertarik pada puding cokelat yang tersaji indah di meja dapur. "Aku mau itu." gumamnya penuh semangat.

Luhan mencium dahi anaknya dengan penuh kasih sayang. Haowen telah tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan bahagia.

Dia tumbuh dengan dicintai oleh kedua orangtuanya. Dan dia begitu tampan seperti ayahnya. Darah Yunani mengalir kental di tubuhnya dengan struktur tulangnya yang tinggi dan khas, rambut dengan sulur keemasan seperti ayahnya, dan mata yang dalam.

Tidak diragukan lagi, darah Oh Sehun yang mengalir di dalam tubuh Haowen begitu kental.

"Kau harus mencuci tangan dan kaki lalu berganti pakaian." Luhan mengecup leher anaknya, tempat aroma khas anaknya, aroma bedak yang bercampur minyak kayu putih berpadu, "Hmmm kau bau asam... ayo cepat ganti pakaianmu."

Haowen terkikik geli dengan ciuman ibunya di lehernya. Dia memberontak dan berteriak-teriak sambil tertawa sampai kemudian Luhan melepaskannya.

Anaknya itu langsung melompat dari gendongannya, lincah seperti belut dan berlari-lari ke kamarnya untuk berganti pakaian. Seorang pelayan langsung mengikutinya untuk membantunya.

Luhan tersenyum menatap kepergian anaknya dan melanjutkan menyiramkan saus fla susu ke puding buatannya.

"Sepertinya enak."

Luhan mendongakkan kepalanya dan mendapati Yeonseok yang sedang berdiri di pintunya. Tadi lelaki itu pergi sebentar untuk urusan bisnis.

Dan sepertinya dia sudah kembali hampir bersamaan dengan Haowen. Tiba-tiba Luhan menatap Yeonseok dengan curiga.

"Kau mengikuti Haowen ke sekolah barunya ya?"

Mata Yeonseok tampak bersinar penuh rasa bersalah, tetapi pria itu berusaha mengelak, dia memasuki ruangan dan mengangkat bahunya, mencolek saus fla buatan Luhan dan memasukkannya ke dalam mulutnya. "Wah ternyata rasanya seenak bentuknya." gumamnya tenang.

Luhan mengamati Yeonseok dengan tatapan menuduh. "Jangan menghindari pertanyaanku Oh Yeonseok!, Kau mengikuti Haowen ke sekolah ya?"

Yeonseok mengangkat bahunya, "Aku cuma ingin tahu. Aku pikir aku harus menjaganya jika terjadi sesuatu.. Kau tahu mungkin ada teman-teman sekolah yang mengganggunya.. atau guru-guru yang terlalu galak kepadanya."

"Yeonseok! Haowen masuk ke taman kanak-kanak, bukan ke lembaga pemasyarakatan." Luhan menyela dengan frustrasi, tetapi kemudian merasa geli. "Kau tidak bisa menahan diri untuk mengikutinya ya, apakah kau mencemaskannya, Yeonseok?"

"Sangat." Yeonseok mengakui. "Ini hari pertama sekolahnya dan aku tidak tenang memikirkannya. Ini hari pertama dia berinteraksi dengan teman-temannya, dengan orang luar. Selama ini dia hanya dengan kita dan para pelayan."

Luhan tersenyum, "Tetapi sepertinya Haowen sudah mengatasi semuanya dengan baik. Kau lihat tadi? Dia berlari-lari dengan gembira menghampiriku."

Yeonseok mengangguk, "Sepertinya aku bisa lebih tenang." Lalu tatapannya berubah penuh gairah, "Sayang malam ini giliran Sehun."

From The Darkest Side (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang