Shadow #36 - Membongkar Rahasia (2)

1.5K 138 1
                                    

Ace's house, New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ace's house, New York.

Mata mereka kini beradu dalam keheningan yang menyesakkan. Meski pipinya telah basah, Alicia tak sedikitpun ingin beranjak untuk sekadar menyekanya.

Gadis itu menginginkan kebenaran.

Ia kemudian mengumpulkan semua nyali yang tadi sempat menghilang dan bertanya, "Apa maksudmu, Ace?"

Lalu laki-laki bertubuh tinggi itu duduk di sebelah Alicia. Meski gadis itu bergerak mengambil jarak pada akhirnya. "Saat aku mengganggumu di cafetaria, apa kau ingat bahwa kau sempat berkata bahwa wajahku mengingatkanmu pada seseorang?"

Dan gadis bermata biru itu mengernyitkan keningnya heran.

"Akulah orang yang menginginkan kematian orangtuamu, Alicia," ungkap Ace perlahan. "Aku mendekatimu dan mencari informasi tentang mereka, lalu kubiarkan dad memanipulasi otakku. Karena kupikir, orang tuamu memang menghancurkan bisnis mom dan dad saat itu."

Kontan saja Alicia merasa terkejut. Ia bangkit dan berseru, "Jadi, kau yang membunuh mereka, huh?! Kau membunuh orang tuaku!"

Alih-alih balas berteriak, Ace justru bersikap tenang dan menatap kekasihnya penuh penyesalan. "Bukan aku. Tapi dad. Dialah orang yang mempersiapkan kecelakaan itu," katanya berterus terang. "Seharusnya kau juga ada di sana dan mati dalam kecelakaan tunggal San Antonia."

Netra biru itu membulat tak percaya. Bagaimana bisa, Ace mengatakan hal sekeji itu dengan begitu enteng padanya. Tapi akhirnya Alicia tetap bungkam, tak kuasa bersuara.

"Sayangnya kau malah diadopsi oleh orang tua Amanda yang juga memperburuk perkembangan bisnis orang tuaku," sambung Ace. "Dad lagi-lagi membunuh mereka dan kali ini kau mengalami amnesia parsial. Cukup buruk, tapi dad belum berhenti."

Alicia kemudian berbalik dan memandangi jendela besar di hadapannya gamang. Ia ingin sekali menangis, berteriak, memaki dan berkata kasar pada Ace saat itu juga. Tapi yang terjadi setelahnya justru air matanya kembali mengalir membasahi pipi.

Sepenggal ingatan masa lalu itu perlahan kembali dan melintas di hadapan Alicia.

"Aku berencana memasukkanmu ke penjara dan membuatmu lebih menderita dengan memalsukan kematian James," lanjut Ace. "Aku sengaja mematikan kamera pengawas dan menjadikanmu orang terakhir yang melewati lorong sebelum dia ditemukan tewas." Laki-laki bermata cokelat itu kemudian mendengus pendek;mencemooh. "Tapi sayangnya, Elena memergoki James berada di depan kamarku dan kupikir itu cukup membahayakan."

"Jadi kau membunuh Elena?" tanya Alicia sinis. Ia sungguh sudah tahu jawabannya, bukan?

"Menurutmu kenapa polisi tidak dapat menemukan laman situs gelap itu, Alicia?" Ace menatap lurus-lurus ke arah punggung Alicia. "Karena Elena memang tak memilikinya. Aku sengaja membuat Nicholas percaya dengan situs gelap itu dan mencoba menjebakmu di sana. Tapi lagi-lagi aku gagal karena Jake."

"Sehingga kau membunuhnya juga?" selanya. Alicia kemudian mendengus geli. "Kau membunuh teman-temanmu hanya karena kau pengecut, bukan?"

"Setelah membunuh mereka semua, tanpa kusangka aku justru jatuh cinta padamu, Alicia," katanya dengan suara yang lebih lembut. "Aku terjebak dalam situasi yang pelik saat itu dan beruntung Amanda juga terlibat di sana. Dia sangat membencimu dan aku memanfaatkan keadaan."

"Kau sudah membohongiku selama ini!"

Kemudian Ace bangkit dan meraih pergelangan tangan kekasihnya itu. "Kau boleh tidak memercayaiku untuk banyak hal. Tapi perasaanku sungguh serius. Aku sudah bergantung kepadamu, Alicia." dan mencoba merangkul tubuh kurus yang tampak gemetaran di hadapannya itu.

"Tidak, Ace!" Alicia menepis kasar tangan Ace darinya. "Aku sudah tidak bisa memercayaimu." Gadis bertubuh kurus itu-pun kemudian menyeka kedua pipinya yang basah dan melangkah mundur. "Kau membunuh orang-orang yang tidak bersalah dengan alasan yang tidak bisa kuterima."

"Orang-orang itu sudah menghancurkan hidupku, Alicia!" timpal Ace tak mau kalah. "Kau mau tahu? Wanita di teater itu adalah perawat yang dulu merawat ibuku dan hampir mencelakainya hanya karena masalah kecil. Lalu pria tamak yang gendut itu? Dia merebut seluruh saham dad dengan cara yang kotor sampai ayahku koma di rumah sakit sekarang."

Alicia menutup mulutnya rapat-rapat. Sementara kedua matanya mengamati raut wajah kekasihnya penuh selidik.

"Dan dosenmu ... ia dihamili orang lain, tapi berusaha memanipulasinya dengan mengatakan bahwa anak yang dikandungnya adalah anak dad dan ia meminta banyak uang!" Ace menyeka wajahnya frustrasi. "Orang-orang itu, tidak sebaik yang kau lihat, Alicia! Dan inilah kebenarannya."

Tubuh Alicia seketika jatuh ke lantai. Ia terduduk setelah kedua kakinya melemas secara tiba-tiba. Serta pandangannya kini hanya tertuju pada lantai dingin di bawah kaki Ace.

Gadis itu benar-benar tak bisa menerima kebenarannya sekarang.

Ia sungguh tak siap menerima semuanya.

"Tapi percayalah akan satu hal, Alicia," kata Ace lirih. "Percayalah bahwa aku tidak akan pernah menyakitimu. Bahkan untuk berpikir melukaimu sedikit saja, aku tak akan mampu."

Perlahan, Alicia mendongak. Mata mereka bertemu dan gadis itu tak menemukan kebohongan di sana. Ace sungguh mengatakannya dengan tulus.

Namun belum sempat Alicia membalas perkataan kekasihnya itu, Nicholas tiba-tiba muncul dari balik pintu dan menodongkan pistol ke arah Ace. "Ace Wilson Blake, kau ditahan atas kasus pembunuhan berencana dan percobaan penganiayaan terhadap kekasihmu sendiri," serunya tegas. "Angkat tanganmu dan menyerahlah!"

Ace kemudian tercenung di tempatnya. Ia mengangkat kedua tangannya ke udara seraya memalingkan wajahnya ke arah Alicia. Pandangan sedih bercampur penuh harap itu terpancar jelas di wajahnya.

"Alicia...,"

Namun gadis berambut hitam itu memilih tak bereaksi dan menundukkan kepalanya. Ia menahan isak yang lebih keras saat Nicholas memborgol tangan Ace dan menggiringnya keluar kamar.

Alicia mendongak, memandangi sisa-sisa bayangan Ace yang masih terngiang di pikirannya.

Bukankah ini adalah akhir yang sungguh diharapkan Alicia? Ia akhirnya tahu siapa yang membunuh Mrs. Portman serta orang-orang di masa lalunya.

Bukankah seharusnya Alicia merasa lega akan semua kebenaran ini?

Another Shadow : Secret Series (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang