3. Wind

588 41 11
                                    


Wind

Foreword: This happen bcs I am Thirsty and h**ny XD









Arakan berwarna jingga meyeruak di hamparan langit luas. Mega matahari tenggelam dengan anggun di balik awan besar di sebelah barat. Hangat benda berpijar itu digantikan oleh dinginnya kegelapan yang datang menjelang.



Petang . . .



Seorang pemuda manis berjalan dengan sedikit tergesa di koridor kampusnya. Rambut pirangnya bergerak pelan imbas dari gerakan tubuhnya. Taemin –nama pemuda manis tesebut—menyusuri lorong-lorong yang sudah sepi. Tidak ada aktivitas yang dilakukan mahasiswa di kampus ini mengingat jam sudah menunjukan pukul 6 sore.




Taemin masih bertahan di tempat ini karena ada beberapa keperluan yang harus ia selesaikan.




Huft. Kenapa tadi aku tidak membawa mobil saja ya?” Rutuk Taemin pada dirinya sendiri.
Akhirnya ia memutuskan untuk pulang menggunakan taksi saja. Langkah kaki ringannya membawa tubuhnya menuju ke halte bus.




Angin petang ini terasa membekukan seluruh tulang. Terasa begitu menusuk hingga menembus kulit Taemin. Rambutnya tersibak halus oleh sapuan angin. Kembali ia eratkan balutan sweater putih yang sedang ia kenakan.




Ck…” Bibir plum Taemin bergerak pelan setelah ia mendecak. Tubuhnya sudah mulai menggigil karena ia sudah berdiri di halte ini kurang lebih 15 menit dan belum ada satupun taksi yang lewat.




Hembusan angin musim gugur ini seperti sebuah bisikan. Lampu jalanan yang temaram sudah mulai dinyalakan.




Dedaunan yang meranggas lalu terbang melayang mengikuti arah angin makin menambah kesunyian di sekitar Taemin. Terdengar suara lolongan anjing di kejauhan.



Taemin mencoba untuk merilekskan tubuhnya barang sejenak seraya memejamkan mata. Angin terasa membelai-belai permukaan kulitnya.



Untuk beberapa saat keadaan ini cukup membuat Taemin merasa tenang. Seharian tadi ia sudah melakukan banyak kegiatan. Dimulai dari kelasnya yang penuh sejak pagi. Lalu sibuk mencari bahan untuk tugas dan dilanjutkan dengan rapat dadakan yang dilaksanakan  oleh organisasinya.


Huft. Ini cukup melelahkan.




TAP TAP TAP




Terdengar sebuah derap kaki di jalanan ini. Indra pendengaran Taemin dapat dengan jelas mendengar suara tersebut yang semakin mendekat ke arahnya.



Mata lelahnya terbuka secara perlahan. Memfokuskan tatapan matanya ke arah sesosok pria jangkung yang sudah berada beberapa meter darinya.






Taemin POV


Kufokuskan arah pandangku menuju pria yang ada dihadapanku saat ini. Mata bulatnya yang besar seperti merenggut kesadaranku untuk beberapa saat. Tubuh tingginya benar-benar terlihat proporsional ditambah dengan bahu lebar dan dada bidangnya yang dibalut dengan setelan kemeja berwarna putih.



Ugh… Aku benar-benar tertegun melihat semua yang ada pada dirinya.




“Taemin.” Alunan suara bass yang terdengar seperti sebuah bisikan namun dapat terdengar dengar dengan jelas di telingaku. Untuk beberapa detik aku termangu menatap kedua mata elangnya, namun buru-buru aku kembali pada alam sadarku ketika tiba-tiba ia mengusap pipi kiriku.



One Shot, Two ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang