Untitled.“Ya Tuhan! Coba kau lihat dia!” Seru seorang gadis berambut pirang itu. Tepat di sebelahnya seorang pemuda yang ditaksir berumur 20-an hanya menatap malas sahabatnya.
“Apalagi kali ini?” Tanyanya malas.
“Lihat, Taemin. Di arah jam 10 ada manusia playboy tukang tebar pesona.” Dengan heboh Soojung—nama gadis itu—menepuk-nepuk bahu Taemin. Matanya nampak menyiratkan rasa kesal namun kagum di saat bersamaan. Walau sebenarnya ia mati-matian untuk menahan teriakan heboh dihadapan sahabatnya yang tampan ini.
“Ya, aku sudah cukup melihatnya. Lalu aku harus apa?” Tanggap Taemin dengan suara lelah. Ia menatap kesal layar laptop yang menampilkan jendela Ms. Word dihadapannya. Sudah cukup muak ia menghadapi setumpukan tugas dari dosen tak tahu diri, dan apalagi sekarang ini? Apakah ia harus menghabiskan waktunya yang sangat berharga itu hanya untuk melihat—siapa tadi?Ah, iya. Si playboy tukang tebar pesona. Siapa lagi kalau bukan Choi Minho. Pemuda tampan yang mendapatkan julukan Flaming Charisma—atau apalah itu, Taemin tidak terlalu peduli juga—berjalan menuju ke arahnya dengan wajahnya yang agak kesal.
Dengan agak kasar Minho menggeser posisi Soojung yang duduk tepat di sebelah Taemin. Ia menatap lamat-lamat wajah mulus itu dan hanya memandanginya dalam diam.Untuk beberapa saat mereka bertahan saling diam. Bahkan, Soojung yang mulutnya tak terbiasa untuk diam pun ikut membisu. Dalam hati, Taemin harap-harap cemas seraya meremas-remas jemari kurusnya di bawah meja. Hatinya berdegup kencang kala merasakan mata elang Minho menatapnya tajam. Ia menelan ludah.
“Apa ada yang ingin kau bicarakan padaku?” Tidak tahan dengan atmosfer aneh di sekelilingnya, Taemin memutuskan untuk membuka suaranya terlebih dahulu. Walau sebenarnya ia juga kesal pada Minho. Apa salahnya sampai-sampai pemuda tampan—baiklah Taemin mengakui hal ini—dihadapannya ini menyebarkan tatapan penuh intimidasi?
“Tentu saja,” jawabnya cepat. Taemin hanya mengerjapkan matanya ketika Minho sedikit menaikan intonasi dalam suaranya.
“Kau tidak membalas pesanku. Bahkan panggilanku pun tidak kau jawab, dan sekarang nomermu tidak aktif. Sebenarnya kau ini kenapa?” Minho bertanya cepat-cepat ke arah Taemin. Ekspresinya menuntut jawaban, dan kernyitan di dahinya itu meyakinkan semuanya.
“Kau ini bicara apa? Aku tidak mengerti!” Sentak Taemin. Matanya membulat kaget saat Minho menariknya dari bangku taman kampus menuju pojokan yang agak jauh dari keramain.
“Minho sebenarnya ada apa?” Taemin menatap Minho. Tangannya yang digenggam oleh Minho terasa memanas.
“Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kau ini kenapa?” Sahut Minho. Mata besarnya seolah-olah ingin melahap Taemin yang merasa kecil dihadapannya. Dengan berani Taemin menantang tatapan itu.“Aku baik-baik saja. Kau lah yang berlaku aneh, Tuan Choi!” Jawab Taemin kesal. Ia sudah lelah dan berencana pulang setelah ini. Namun sekarang ia harus berhadapan dengan pemuda aneh ini.
“Jangan panggil aku seperti itu! Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Mengapa kau tidak menghubungiku akhir-akhir ini? Kau tidak tahu kalau aku mengkhawatirkanmu?” Seketika itu juga Taemin terkejut. Ia tidak menyangka Minho akan menembak permasalahan itu sekarang. Ia menatap ragu wajah Minho yang terlampau serius.
“Aku sedang sibuk dengan tugas-tugasku. Memangnya kau pikir kau siapa? Aku tidak harus menghubungimu ‘kan?” Napas Taemin terengah—tanpa sadar menaikkan suaranya tepat di wajah Minho.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot, Two Shot
Romanceisinya cerita pendek 2min yang langsung selesai dalam satu atau dua chapter. ⓒ 2019 Nicky Roslyn All Right Reserved.