Title: Painkillers Antagonist
Cast: Minho, Taemin, Irene, OC and others
Part: 1 of?
Genre: Drama, Action, Angst, Tragedy
Disclaimer: Fanfiksi ini berdasarkan film yg pernah aku tonton jaman SMA?/SMP dulu hahaa... (MY FAVE) Kurang lebih ceritanya akan sama kecuali beberapa hal yg memang harus diubah menyesuaikan kebutuhan cerita. Filmnya akan dikasih tau kalau sudah tamat 😃 untuk menghindari spoiler.
Warning: Rated M untuk adegan kekerasan!
Happy reading~
Dalam dingin malam aku bertanya
Bagaimana kau bisa datang dalam hidupku
Aku tidak pernah percaya pada keberuntunganku
Kau datang seperti sinar bulan yang terpancar di atas danau pekat
Perlahan dan lembut
Kukira Tuhan sudah terlalu sibuk akhir-akhir ini
Namun Ia menciptakanmu
Keyakinku akan diriNya memuncak
Langkah kakinya mengendap-endap tanpa menimbulkan suara di tengah malam sunyi. Mata elangnya menatap kertas di tangan sebelum kembali mengawasi sebuah rumah di hadapannya. Dari jendela ia bisa melihat siluet seseorang yang masih bangun di dalam sana. Setelah memastikan alamat yang dituju sudah tepat, pria bertubuh tinggi menaiki anak tangga menuju pintu utama.
Alis tebalnya menukik dengan raut wajah penuh amarah. Pria berahang tegas itu segera menendang pintu dengan kaki kanannya mengejutkan sang tuan rumah.
"Si-siapa kau!?" teriak pemilik rumah yang bertampang gahar.
"Kematianmu." Wajah tampan pria berkepala plontos itu berubah penuh dengan kekejaman. Ia melangkah yakin ke depan sebelum memegangi kedua bahu lelaki yang ia anggap sebagai musuhnya seakan ingin mencegahnya melarikan diri.
"A-apa yang mau kau lakukan?" penuh ketakutan, sang tuan rumah menatap pria tak diundang di hadapannya. Ada bekas luka memanjang dari pangkal dahi sebelah kanan hingga kepala bagian belakang pria yang mendatanginya. Seperti luka yang ditimbulkan akibat hantaman benda keras.
Si pria yang tak diundang hanya menatap datar tanpa emosi lalu mulai menghujamkan tinju keras ke perut lawannya.
Bugh!
Arghh!!!
Tak mau kalah, sang tuan rumah bangkit berdiri dan membalas pukulan musuhnya.
Tubuh tegap laki-laki plontos terdorong hingga menabrak lemari kaca di belakangnya. Seperti kebal dan tidak merasa kesakitan, ia kembali menegakkan tubuhnya dan kembali menendang targetnya hingga tersungkur. Sang target mengerang kesakitan dengan darah yang mengucur dari hidungnya. Pria itu merangkak menjauh sambil sesekali merintih.
Sang kematian mengernyitkan dahi tak mendapati keberadaan musuhnya dimana pun. Ia berjalan pelan dan semakin memasuki rumah suram targetnya hingga tiba ke pintu dapur. Jika ruangan-ruangan sebelumnya memang minim cahaya, di tempat ini jauh lebih buruk.
Tanpa sepengetahuannya, targetnya telah bersembunyi seraya mengamati gerak-geriknya. Ia menggenggam patahan kayu di tangannya, tidak ingin mati sekarang. Dengan napas memburu dari mulutnya ia berlari menuju tamu yang menyebut dirinya kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot, Two Shot
Romanceisinya cerita pendek 2min yang langsung selesai dalam satu atau dua chapter. ⓒ 2019 Nicky Roslyn All Right Reserved.