Part 14

84 3 0
                                    

     Saat Fahri menahan panas nya  telinganya karena ceramah bu Rukmini yang seperti kereta api. Di kelas semua murid tampak menikmati suasana ini. Rasanya lepas dari singa betina itu adalah sebuah keberuntungan. Beda dengan Bian yang masih saja tenang tanpa terpengaruh suasana kelas saat ini. Ketika mereka semua saling ribut pun Bian hanya merenung di bangku pojok tempat nya duduk.

     Berbeda lagi dengan Raka, dia masih ikut membuat keributan di kelas. Benar-benar menunjukkan keberandalan nya sebagai siswa. Memimpin keributan yang ada di kelas. Membuat suasana kelas benar-benar pecah, layaknya pasar.

   Guru kelas sebelah pun hanya bisa mengelus dada ketika mendengar suara gaduh itu. Sudah biasa mendengar keributan yang dilakukan kelas sebelah.

     Tapi bukannya diam, mereka makin tambah ramai. Kelas pun rasanya sudah tak terkendali. Akhirnya bu Chika bertindak. Beliau masuk ke kelas sebelah dengan berkacak pinggang.

" Heh, kalian ini gak punya aturan apa?"

Tanya bu chika pada semua murid.
Suasana kelas pun seketika hening ketika mendengar teriakan bu chika.

" Punya, bu. " Jawab sangat ketua kelas.

Mereka semua hanya bisa menundukkan kepala tanda mereka takut.  Tapi berbeda dengan raka yang masih santai melakukan kegiatannya. Bu Chika yang melihat itu mulai geram akan nya. Bu Chika langsung menghampiri Raka dan menyeret nya untuk ikut ke ruang bk.

     Semuanya masih menunduk, tanpa berani bersuara. Akhirnya bian pun bangun dari tidur singkatnya itu.

" Napa, pada diem semua? " Tanya bian pada semua temannya.

" Raka dibawa ke bk sama bu Chika. " Jawab Sam pada Bian.

" Udah biasa aja, gak usah pada tegang napa.  Enek gue lihatnya. " Ucap bian sarkas.

    Ketika habis mengucapkan itu, bian langsung cabut dari kelas. Sungguh manusia setengah es itu. Teman-teman nya di bawa ke bk ini malah cabut dari kelas, bikin masalah aja.

    Sam yang sebagai ketua kelas hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan para anak buahnya. Pada gak bisa di atur semua.


                                 ~~~
     Bian pergi ke markas yang biasa ia tempatin bersama Raka dan fahri. Berjalan santai dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Sangat terlihat keren, apalagi dengan wajah yang rupawan membuat kaum hawa berebut ingin menjadi pacarnya.

     Dengan angkuh bian melewati ruang bk, ia melihat fahri yang masih di tahan bu Rukmini dan Raka yang sedang di ceramahi bu Chika. Tanpa ada niatan membantu dia berlalu pergi berjalan ke taman belakang.

     Raka yang melihat nya hanya bisa memendam rasa kesal pada sahabat nya yang kayak patung itu. Fahri pun juga sama, rasanya pingin kabur saja dari bu Rukmini yang ngocehnya tiada henti.

      Di dalam markas pun bian langsung menyandarkan badannya ke tembok kayu rumah pohon ini.  Matanya terpejam dengan pikiran yang berkelana entah ke mana. Raut wajahnya pun tak berubah,masih tetap dingin. Mungkin hanya Tuhan yang tahu apa yang sedang ia rasakan  sekarang ini.

Prince Trouble Maker and Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang