Sesosok pria bertubuh jangkung itu menghembuskan nafasnya pelan. Matanya menerawang sekitar, ada hal aneh yang ia temui malam ini. Tidak biasanya rumahnya gelap dan sepi.
Langkah demi langkah Kevan lewati. Dengan mengendap-endap Kevan berharap Keylo tidak bangun dari tidurnya malam ini, jika saja itu terjadi.. hm, mungkin sebuah piring terbang akan mendarat cepat di jidatnya saat ini.
"Sepi amat rumah gue buset! Kek kuburan.." bisik Kevan pelan. Ia menghentikan langkahnya saat menyadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.
"Huss.. mbak Khun Khun jangan ikutin Kevan, Kevan udah punya bini.. bukan bujangan lagi!"
"Om Kevan, buluk!"
Kevan menoleh spontan ke arah belakang, ia menatap sosok remaja bertubuh tegap yang berdiri di belakangnya sambil menggenggam sebuah dildo. Mata Kevan menyipit seketika, saat sosok itu nampak tidak terlihat jelas karena minimnya cahaya.
"Siapa lu?!"
"Om Kevan kepo!"
"Beuh, si koplok! Gue teriakin maling juga lu!"
"Silahkan.."
"MALINGGGGG MALINGGGGG!! Keylo MALINGGGGG MALINGGGGG!!"
Suara langkah kaki terburu-buru turun dari tangga. Ia menghidupkan lampu dan bersiap memukul tubuh Kevan habis-habisan dengan tongkat baseball. Kevan yang menyadari dirinya telah salah langkah pun berlari spontan. Ia menghindari setiap raih an tangan Keylo.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Key! Kok gue yang di pukulin sih?!"
"Sini lu bangsat!"
Kevan menggeleng cepat, ia menatap wajah Keylo melas. "Atuh sayang! Buang tongkatnya ngeri itu!"
"Apaan?! Enak aja! Ini buat gebukin maling yang masuk ngendap-ngendap!"
Kevan menggeplak jidatnya spontan. Fix ini mah! Kevan salah langkah.
"Atuh Key~"
"Atuh, atuh we.. sini sia!" Sorot mata tajam Keylo mampu membuat Kevan lemas seketika. Ia menghampiri sosok pria yang telah menjadi istrinya itu dengan langkah ragu.
"Key.. gue-"
"Ngakunya meeting! Tapi malah keluyuran gak jelas!"
"Key, dengerin dulu.. gue-"
"Lu pikir gue gak tau! Lu dinner sama bule kampung itu!?!"
"Atuh Key, dengerin.. gue-"
"DIAMMMM!!"
Kevan mengangguk patuh. Ia berjongkok sambil mendengarkan ceramah malam dari Keylo. Memang salah dirinya juga tidak mengabari Keylo, tapi ya mau gimana lagi.. hp nya inalillahi gan.
"Mulai sekarang, gue hukum lu! Tidur di sofa!"
Kevan menghembuskan nafasnya pelan. Ia menyanggupi permintaan Keylo cepat. Keylo yang merasa kasian pun langsung menjambak jambul Kevan, ia menatap mata Kevan dalam.
"Kecapean lu?"
"Nggak Key.."
"Mata lu kayak yang ngantuk.."
Kevan mengucek-ngucek matanya. Memang akhir-akhir ini kesibukan Kevan membuat dirinya sendiri melupakan waktu istirahat.
"Yaudah, lu tidur di kamar aja.."
"Gpp, Key.. gue disini aja.."
"Ck, ayok tidur gue kelonin.."
"Seriusan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MSE : NOPAN [1] ✓
Fanfiction#12 in pelangi (08/05/20) #2 in homo (26/03/21) "loving you it's hurt me, but lose you not fix me." . . . . . pria bertubuh jangkung itu menghembuskan nafasnya pelan. tangannya menggenggam erat sebuah bungkus kondom. ada hal yang saat ini mengganggu...