Randy menghembuskan nafasnya pelan. Kepalanya menyembul dari balik pohon, saat ini cowok itu sedang serius mengamati markas lawan. Sudah hampir 20 menit Randy bersembunyi di sana, sudah 2 juga musuh yang bergantian patroli di area depan.
"Kevan mana dah lama amat." Ucap Randy kesal. Samar-samar ia mendengar suara Noah yang berteriak lalu berlari dari arah belakang.
Bocah itu sedang berusaha kabur?
"Wehhh bocah sialan sini!!" Ucap preman yang sedari tadi main kejar-kejaran dengan Noah, preman yang berjaga di area belakang pun spontan menghampiri mereka. Ia menatap sosok Noah kesal.
"Belum puas lu di pukulin hah?!"
"Noah mau pulang om, please lah jangan di culik gini.. keburu Epan di tikung Dimas tar!!"
"Epan? Epan siapa?!" Tanya preman itu bingung, Noah hanya cemberut. Ia melipat kedua tangannya di dada dan menghembuskan nafasnya kesal.
"Gebetan Noah.."
"Lu lagi di culik sempet-sempetnya mikirin gebetan!!" Balas preman yang satunya. "Emang gebetan lu mikirin lu hah?!" Lanjutnya lagi.
Noah hanya tertunduk, ia mengelap ingusnya kasar. "Om preman nyinyir nya tajem kek ibu-ibu.."
Randy yang menguping di balik pohon pun hanya bisa menahan tawanya, melihat tingkah Noah yang sekilas mirip seperti Kevan. Kalo di inget-inget, Kevan juga tipikal orang yang akan selalu mengutamakan Keylo di banding dirinya sendiri. Meskipun Keylo sudah jelas-jelas menolaknya dulu.
"Udah-udah, Badrol lu iket lagi nih anak.." ucap preman penjaga area depan itu dengan sorot mata kesal. Preman yang di panggil Badrol hanya mengangguk patuh, ia menangkap tubuh Noah dan mengikat lengan nya kencang.
"Sakit om!!"
"Suruh siapa kabur, kena marah kan gue!!"
"Kan om yang ijinin Noah kabur!!"
"Gue gak ijinin kabur, gue cuma ijinin lu lari!!"
"Tapi kan sama aj-"
"NOAHHHHHHHHHHHH!!!" Teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dengan langkah cepat dari semak-semak. Noah hanya melongo heran, saat semua preman itu menatap waspada ke arah Kevan.
Bapaknya ini, emang asal labrak markas orang aja.
"Pake otak dikit napa pan.." umpat Randy pelan. Ia masih stay ngumpet di balik pohon.
"Punten, akang siapa?" Tanya preman itu spontan. Kevan hanya terdiam, ia melotot kesal.
"BALIKIN ANAK GUE SIALANNNNNN!! GARA-GARA LU BINI GUE GAK NAFSU MAKAN, GAK NAFSU MINUM, GAK NAFSU NGETOD AMA GUE SIALAN EMANG LU PERMEN!!"
"Preman Van.." ucap Gilang mengoreksi, di kepalanya bertengger manis sesosok monyet kerdil.
"Iya itu!!"
"Jadi lu kesini mau serang markas kita hah?!" Ucap preman yang berjaga di area depan. Kevan mengangguk polos membuat Randy yang masih sembunyi kelimpungan mencari strategi.
"Bego, lu udah kalah jumlah! Lu liat kita disini 3 orang, belum yang ada di dalam.. kalo gue panggil semua kelar hidup lu berdua!!"
"Tuh Van, kata gue juga apa.. ayok balik aja.. ikhlasin aja Noah tar cari anak pungut baru.." ucap Gilang sambil menyeret paksa tubuh Kevan. Noah di sana spontan melotot kesal, ia berjanji akan menendang burung Gilang saat ia bebas dari preman-preman ini nanti.
"Lu kalo gak mau ikut berantem gpp Lang, mojok aja sono.. gue sendiri aja cukup." Ucap Kevan sambil menyisingkan lengan bajunya ke atas. Gilang hanya cemberut, ia mengungsi kan Marquez ke pinggir lalu kembali lagi ke samping Kevan.
"Inget gue juga personil geng MATADA Van.." ucap Gilang percaya diri. Ia membuka kancing atas kemejanya dan menyeringai licik.
"Hajar Van?"
"Hajarrrr!!"
***
"Om Randy, kita kemana?!" Ucap Noah bingung, saat Kevan dan Gilang asik menghajar preman-preman Randy datang dan membawa kabur Noah dan Marquez dari sana. Suasana di markas preman itu emang agak ricuh, Randy juga menduga kalo preman-preman itu pasti akan memanggil bantuan. Sebelum hal itu terjadi, yang pertama harus di amankan adalah Noah dan anak Gilang si Marquez.
"Kita ke tempat Keylo sama Andra dulu gimana pun emak lu udah khawatir setengah mampus Noah.."
"Mamih khawatir?!"
Randy mengangguk. "Lu kayak gak tau hebohnya Keylo kayak gimana kalo lagi cemas.."
Secarik senyum terlukis di wajah Noah. Ia beruntung mempunyai ibu angkat seperti Keylo, meskipun Keylo itu cowok dan mantan berandalan, tapi dia juga penyayang dan penuh perhatian.
"Om Randy bakal balik bantuin papih Kevan?"
Randy menoleh ia menatap Noah sambil menghembuskan nafasnya berat. "Kevan itu emang jago berantem, tapi kalo lagi panik otaknya jadi beku makannya bego.."
"Hoo iya Noah ngerti.."
Noah tersenyum lebar saat melihat Keylo dan Andra yang sedang menunggunya di depan mobil. Di dalam mobil itu juga masih ada Lio dengan penampilan yang lumayan acak-acakan. Noah jadi tidak enak hati melihat kondisi Lio yang babak belur.
"Mamihh!!" Ucap Noah sambil memeluk erat tubuh Keylo, Keylo pun spontan membalas pelukannya. Ia tersenyum lega menatap Noah.
"Mamih khawatir Noah gak pulang.." ucap Keylo jujur, Noah menunduk.. ia jadi tambah merasa bersalah.
"Maaf mamih.."
"Gpp Noah.."
"Key gue balik ya ke tempat Kevan.." ucap Randy tiba-tiba.
"Kevan, Gilang masih disana?"
Randy mengangguk, ia menyerahkan Marquez ke pangkuan Andra. "Gue bakal bantuin mereka.."
"Gue ikut!" Ucap Keylo.
"Gue juga!" Tambah Andra.
Randy menautkan kedua alisnya, ia menatap Keylo dan Andra bergantian. "Anak-anak gimana? Gak ada yang jagain tar!!"
"Biar gue yang anterin mereka pulang.." ucap seseorang yang spontan membuat Randy diam tak berkutik. Ia menoleh, menatap tak percaya sosok pria cebol yang tersenyum manis menatap nya sambil menjinjing sebuah kresek berisikan minuman dingin.
"Lu-"
"Mending lu semua cepet susulin Kevan sebelum preman-preman itu datang manggil bantuan ke boss nya.." ucapnya memotong. Keylo hanya mengangguk, ia menarik tangan Andra membuat Andra juga spontan menarik kerah baju Randy.
"Gue minta tolong anterin mereka ya!! Gue cabut dulu!!"
"Lu bisa percaya gue Key!!" Teriak orang itu sambil melambaikan tangannya riang. Ia menatap Noah saat sosok Keylo, Andra dan Randy sudah menghilang seiring dengan langkah mereka berlari.
"Yosh, ayok pulang!!"
____Zzz____
doain aja moga alurnya gak kelupaan lagi :v
minta vote and comment boleh?
KAMU SEDANG MEMBACA
MSE : NOPAN [1] ✓
Fanfiction#12 in pelangi (08/05/20) #2 in homo (26/03/21) "loving you it's hurt me, but lose you not fix me." . . . . . pria bertubuh jangkung itu menghembuskan nafasnya pelan. tangannya menggenggam erat sebuah bungkus kondom. ada hal yang saat ini mengganggu...