Kevan menghembuskan nafasnya pelan. Seperti biasa, hari ini dia di sibukkan oleh setumpuk pekerjaan. Sibuk? Bisa di bilang begitu, waktu untuk tidur saja kurang apalagi waktu buat berduaan dengan Keylo. Ck miris!
"Kayaknya gue bakal lembur lagi.." keluh Kevan sambil memijit pelipisnya pelan. Ia menatap bingkai foto Keylo dengan sorot mata lelah.
"Ya Allah gini amat idup gue.."
Suara ketukan membuat perhatian Kevan teralihkan tiba-tiba. Ia menatap ke arah pintu ruang kerjanya yang mulai terbuka pelan.
"Permisi pak, apa bapak memanggil saya?" Ucap seorang pemuda bertubuh kurus itu sambil tersenyum sopan. Kevan hanya membalas senyumannya, ia mempersilakan sosok itu untuk duduk di hadapannya.
"Saya cuman butuh sedikit bantuan, kamu anak baru kan?" Pertanyaan dari Kevan spontan di jawab cepat oleh pemuda itu, ia tersenyum sopan untuk yang kesekian kalinya dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Andrean pak, saya di tugaskan untuk membantu bapak.." ucapnya lembut. Kevan hanya tersenyum tipis. Alhamdulilah beban kerjanya akan berkurang.
"Syukurlah.. bantuin gue sekarang lah ndre!"
Andre nampak mengerutkan keningnya heran, ia menatap wajah Kevan pekat. "Bantuin apa pak?"
"Pijitin! Nyeri awak aing duh.. minta di pijit di imah ku bini, bukannya sembuh.. malah salah urat.." celetukan Kevan membuat Andre tertawa geli seketika. Ia mengangguk patuh sebagai respon untuk permintaan Kevan.
Kevan yang sudah lelah pun tersenyum lebar. Ia membuka kemeja putihnya dan mulai tengkurap di atas sofa.
"Pijitin punggung gue aja sakit ndre.."
"Pake minyak gak pak?"
"Gak usah lah! Pake pelumas ae!"
"Istighfar pak! Istighfar!"
"Astaghfirullah, sok geuwat njir!" (Note : geuwat = cepet)
Andre hanya tersenyum tipis. Ia dari awal sudah tau boss nya tidak se formal tampilannya. Meskipun dari luar Kevan terlihat tegas dan berwibawa, tapi jika sudah begini? Andra bisa melihat sendiri sosok Kevan sebenarnya.
"Pak, kayaknya masih muda.. hebat kok bisa megang perusahaan?" Tanya Andre basa-basi sembari memijit punggung Kevan pelan. Kevan hanya berdehem, dia membalas pertanyaan Andre spontan.
"Gara-gara janji sama bokap, udah nikah gue harus bantuin bisnisnya.."
"Oh gitu.." ucap Andre yang di respon Kevan dengan suara dengkuran halus. Andre hanya bisa melongo heran, secepat itukah Kevan ngebo?
"Pak bapak udah tidur?"
"Udah.."
"Kok bisa jawab kalo udah?"
"Biar ada kepastian, kalo saya gak jawab tar kamu penasaran.." ucap Kevan pelan. Andre hanya tertawa geli, se absurd itukah boss nya sekarang?
"Pak?"
Kevan tidak menjawab, matanya terpejam sempurna. Membuat senyum Andre makin terukir jelas di wajahnya.
"Bapak aneh ya.." ucap Andre sambil tertawa geli. Kevan sudah tepar di tempatnya tengkurep, ya mungkin karena kerjaannya dari kemarin numpuk, membuat cogan berparas elit itu harus lembur hampir tiap hari.
Andre menghentikan kegiatannya saat dirasa Kevan telah terlarut dalam ke mimpinya, ia mengerutkan keningnya heran saat deringan hp Kevan mulai terdengar nyaring di telinganya.
"Pak.. ada telpon.." ucap Andre sambil menggoyangkan pundak Kevan. Kevan malah menyingkirkan tangan Andre risih. Ia berganti posisi jadi menyamping membelakangi Andre.
KAMU SEDANG MEMBACA
MSE : NOPAN [1] ✓
Fanfic#12 in pelangi (08/05/20) #2 in homo (26/03/21) "loving you it's hurt me, but lose you not fix me." . . . . . pria bertubuh jangkung itu menghembuskan nafasnya pelan. tangannya menggenggam erat sebuah bungkus kondom. ada hal yang saat ini mengganggu...