"Noah!" Remaja berseragam SMP itu menoleh, menatap heran sosok Lio yang berlari ke arahnya dengan raut wajah khawatir. Seragamnya terlihat kotor penampilan nya juga sedikit acak-acakan.
"Lio kenapa?" Tanya Noah spontan, Lio menggeleng. Ia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi entah kenapa mulutnya bungkam.
"L-Lio.. temenin pulang ya!" Ucapnya gugup sambil menyunggingkan senyuman tipis, Noah hanya mengangguk, otaknya kini sedang tidak ingin memikirkan hal lain.
"N-Noah, kenapa jalannya lewat sini?" Lio tak enak hati, ia memeluk lengan Noah erat. Membuat Noah menghembuskan nafasnya berat.
"Karena kalo lewat gang ini cepet sampe rumahnya.."
"Gak bisa cari jalan lain Noah? Gpp jalan gede juga asal rame!"
Noah menghempaskan tangan Lio, sedikit risih karena mood nya sedang tidak bagus hari ini. Setelah mendengar kabar kalo Epan akan mengunjungi rumah Dimas untuk belajar bersama, Noah merasa kalah saing seketika.
"Lio kalo mau pulang bareng, jangan rewel!" Bentak Noah, Lio mengangguk pelan. Entah kenapa Noah merasa Lio tidak seperti biasanya.
Ia seperti, ketakutan?
"Abis pulang sekolah ya?" Noah spontan menghentikan langkahnya, ia menatap gerombolan pria sanggar yang sedang nongkrong di hadapannya. Karena tidak fokus Noah jadi kurang menyadari kehadiran mereka.
Mungkin, Lio takut karena itu?
"Misi om, numpang lewat.." ucap Noah sopan. Ia berjalan sambil membungkuk melewati segerombolan preman, tapi langkahnya lagi-lagi terhenti saat sesosok pria dengan badan tegap memblokir jalannya.
"Om disini nungguin kamu kok.." ucapnya sambil menyeringai. Noah terkejut spontan, ia memundurkan langkahnya.. membuat Lio yang berada di belakangnya terjatuh karena terdorong.
"Aduh.."
"Lio, maaf.." Noah mengulurkan tangannya tapi Lio tak kunjung menggapainya. Ia hanya menatap takut sosok pria di hadapan Noah.
"Thanks ya bocah sialan, gue kasih lu hadiah nanti!" Ucap pria itu sambil tersenyum licik. Ia menggendong tubuh Noah, membuat Noah spontan memberontak.
"Siapa kalian! Lepasin weh!!"
"Diamm!!"
Noah terus saja berteriak sampai salah satu preman itu menutup mulutnya dengan kain, membuat Noah tidak bisa banyak bicara. Sementara Lio hanya mematung diam, ia berdiri dan mengambil sebuah batu besar lalu melemparkannya ke arah pria yang menggendong Noah.
"Noah lari!" Ucap Lio sambil melepaskan Noah dari tangan preman itu. Ia menghadang beberapa orang dewasa yang berusaha mengejar Noah.
Noah hanya terdiam, ia tidak tau siapa mereka dan kenapa mereka berusaha menculiknya. "L-Lio, kenal mereka?"
Lio mengangguk pelan, terdengar jelas isakan tangis penuh sesal dari mulutnya. Noah semakin bingung, apa yang Lio lakukan? Kenapa ia menangis.
"Kabur Noah, kasih tau om Kevan!!"
Noah tersentak saat salah satu preman itu hendak memukul tubuhnya menggunakan balok kayu. Sementara pria yang di timpuk Lio perlahan bangkit, ia menatap sosok Killio geram.
"Gue mampusin lu bocah sialan!!!"
***
"Permisi pak.." Kevan yang masih berkutat dengan laptopnya spontan menoleh, menatap Andre yang melangkah masuk sambil membawa beberapa berkas.
"Itu apa?" Tanya Kevan heran. Andre menunduk ia meletakan berkas-berkas di tangannya di meja Kevan.
"Beberapa dokumen yang harus bapak selesaikan hari ini.."
KAMU SEDANG MEMBACA
MSE : NOPAN [1] ✓
Fanfiction#12 in pelangi (08/05/20) #2 in homo (26/03/21) "loving you it's hurt me, but lose you not fix me." . . . . . pria bertubuh jangkung itu menghembuskan nafasnya pelan. tangannya menggenggam erat sebuah bungkus kondom. ada hal yang saat ini mengganggu...