19

10.9K 604 3
                                    

Pov Ratama

"Jalang...jalang... jalang...."Aku mengutuk perempuan murahan itu. Sial ! Kenapa hati aku sakit melihat dia di cumbu oleh laki-laki lain? Kenapa rasanya sesak disini, tepatnya di ulu hatiku.

"Argghhh...Sial"aku menjambak rambutku kasar agar bayangan nista tadi menghilang dari otak dan pikiranku. Tapi tetap saja bayangan Ana yang mukanya terlihat terangsang dengan mulut yang terbuka membuat aku ingin memecahkan kepalaku di tembok. Belum lagi suara desahannya itu membuat telinga aku sakit mendengarnya sampai sekarang.

"Seharusnya dia hanya boleh mendesah untukku"teriakku tampa sadar.

Aku mematung mendengar teriakan spontanku tadi. Apa aku sudah gila?

"Hahaha...no Ratama kamu tidak gila!"Ucapku membantah pikiranku!

Hey mana mungkin seorang Ratama yang terhormat jatuh cinta pada gadis gembel yang kelas rendahan bahkan tidak ada status yang jelas dari tubuh Ana. Aku terlalu sempurna untuk perempuan jenis Ana.

Sama Saloni yang istriku saja aku merasa jijik! Tapi apa boleh buat, demi kebahgiaan mama aku menerimanya dengan terpaksa.

Sial ! aku melupakan istriku, istri yang baru aku nikahi kemarin.

Ini semua gara-gara jalang itu, Ana. Aku sungguh menyesal karena sempat membuat mama kecewa dan bahkan aku membuat mama menangis kemarin gara-gara aku menebar benih dan menanamnya di rahim yang salah.

Untungnya benih ku gagal hidup, mending dia mati dari pada lahir dirahim yang salah.

"Sial ! Dimana Saloni?"Aku keluar dari kamar dengan cepat untuk mencari istri yang baru aku nikahi kemarin.

"Ini salah mama! Kenapa harus memilih gadis kampung?"rutukku kesal.

Pasti dia tersesat di hotel berbintang ini. Membuang tenaga saja mencarinya, huh.

Sembari berjalan lebar tiba-tiba pikiranku tertuju pada Ana. Laki laki mana yang mau dan sudi membawanya ke tempat yang mahal ini. Mungkin pria itu gila karena mau membayar mahal hotel ini hanya untuk tidur dengan gadis sisa diriku.

Aku sekarang tepat berada di tempat dimana aku melihat Ana yang sedang berciuman tadi. Tempatnya sudah sepi dan kosong karena memang ini adalah ruangan Vip yang hanya orang kaya yang dapat masuk di dalamnya.

Kita-kira apa yang akan Ana lakukan? Apakah iyah akan melakukan itu ? ML?

"Argggg...kenapa disini rasanya sesak"Tanyaku pada diriku sendiri sambil menekan dadaku yang sesak kala aku memikirkan bahwa Ana akan melakukan Ml dengan pria yang pastinya kaya juga, seperti diriku.

"Lupakanlah Ana"Batinku berteriak kesal.

Aku memencet kasar lift untuk segera mencari dan membawa Saloni ke kamar dan membuat cucu dengan secepat mungkin untuk mama, agar mama tak menerorku lagi mungkin aku juga mau menceraikan Saloni apabila dia sudah memberikan cucu seperti yang diinginkan mama selama ini.

Ting...

Pintu lift terbuka dan aku melihat ada Saloni didalam sana yang tengah berdiri didampingi petugas hotel, tampa patah kata aku menariknya sedikit kadsar dan menyeretnya menuju kamar kami.

"Kamu kenapa bodoh sekali? Hafal kamar yang kamu pernah datangi lupa, istri yang buruk"sinis Ratama jengkel.

Kasar sama istri? Biarkan saja! Biar dia tidak merepotkan ku lain kali.

Kulihat mukanya menunduk, pasti dia sakit hati mendengar kata kasarku.

"Jangan pernah mencintaiku, kamu hanya akan sakit hati kalau kamu sampai mencintaiku"Ucapku serius padanya.

Dan tentang janjiku kemari yang sempat terucap dalam hatiku, aku menariknya kembali. Rasanya mustahil aku bisa jatuh cinta pada perempuan dengan type kampungan seperti Saloni.

Saloni hanya mengangguk kaku. Terserah! Yang penting aku sudah mengingatkannya.

****

Aku memandang datar tubuh telanjang isteriku, yang terbaring menggoda di atas ranjang yang telah di hias seperti kamar pengantin baru lainnya. Aku bergairah? Tidak! Mood ku sedang buruk saat ini. Inipun aku melakukan agar Saloni cepat hamil dan urusanku selesai.

Dia tersenyum menggoda padaku dan meneggoyangkn pinggulnya pelan, mencoba menggodaku,heh? Dia tersenyum sensual, tapi sayang mood ku sangat buruk hari ini.

"Kamu gadis kampung yang lumayan menggoda"Ucapku pelan dan melangkah kearah ranjang lalu menaikinya pelan.

Tangan kekarku menelusuri kulit Saloni yang memang mulus. Saloni merinding merasakan usapan selembut buluku, aku berusaha membuat diriku mengeras dengan cepat agar aku segera menyentuh  Saloni dan menebarkan benihku di dalam sana sebagaimana keinginan mamaku sedari dulu, yang menginginkan aku menikah dan cucu.

"Kamu sudah basah"Sinisku sambil membelai milik Saloni lembut.

Saloni malu dan mengangguk pelan.

Aku dengan cepat membuka celanaku, tepatnya hanya menurunkan resletingnya saja tampa mau repot membuka celana apalagi membuka baju. Aku malas! Tidak ada gairah yang menggebu untuk Saloni

"Akhh"rintih Saloni nikmat diiringa rasa sakit karena aku memasukinya dengan kasar dan tampa aba-aba. Biarlah! Buar cepat selesai.

Mataku melebar. Mukaku memandangnya dengan pandangan mengerikan dan aku menghujam milik Saloni kasar membuat Saloni memekik sakit. Saloni berusaha mendorong dorong tubuhku agar aku berhenti menyentuhnya  dengan kasar tapi aku tetap menghujamnya kasar. Dasar penipu cuih...

Aku meleguh pelan dan siap untuk menyemburkan benihku didalam sana, ah tidak aku akan membuangnya di luar.Saloni kaget melihatku yang dengan cepat menarik milikku dari miliknya dan dia semakin kaget melihatku yang membuang benihnku diatas perut datarnya.

"Kenapa di luar?"tanyanya bingung. Aku bersecih sinis sebagai balasan pertanyaannya.

"Kita pulang! Pakai bajumu"Ucapku sinis dan menaikan resleting celanaku kasar karena kesal.

Dan Meninggalkan Saloni yang bergetar takut di tempatnya, tepatnya diatas ranjang dengan tubuhnya yang telanjang bulat.

*****

Pov Athour

"Katakan kalau Ratama bohong Saloni!"Saloni menunduk mendengar ucapan tajam dan intimidasi mertuanya, Belinda.

Ratama geram karena Saloni bungkam.

"Aku anakmu, kenapa harus tidak percaya padaku,Mah. Dia sudah tidak perawan! " Ratama berucap geram dan menunjuk Saloni kesal.

"Ini gadis baik dan terhormat yang mama jodohkan bahkan Ratama sudah menikah dengannya"Ratama berucap sinis pada Belinda. Belinda terdiam.

Belinda terpukul mengetahui bahwa calon menantu yang dia banggakan ini ternyata sudah tidak suci.

Belinda memenadang Saloni tajam dan menuntun penjelasan dari Saloni sendiri.

"Lebih pantas Ana, Ana adalah gadis perawan yang aku perawani"Sindir Ratama pada Saloni dan Belinda membuat Saloni terutama Belinda yang mati kutu tampa membantah ucapan Ratama.

Ana lebih suci dari menantu yang ia seleksi!

Unexpected Child (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang