Published : Dec 15, 2019
Author Note : Rough translate. Unchecked._
Alkohol itu berbahaya bagi tubuh. Ini adalah hal yang sudah diajarkan padaku berkali-kali sejak aku mejadi mahasiswa medis. api tetap saja, kita memilih alkohol sebagai tambahan kenikmatan selama pesta. Dan akhirnya akan bagun dengan sakit kepala di pagi hari, hampir muntah ketika bangun dan duduk untuk mengecek badanku. Sing dan Gap tidur bersama di bagian lain dari tempat tidur ini. Dan untuk para wanitanya, mereka sudah pulang larut malam. AKu bahkan tidak ingat apa yang terjadi tadi malam. Aku hanya ingat jika akulah yang memegang kue untuk Sing dan menyanyikan lagu ulang tahun bersama Ai'Gap, Ai'Pong, Nong Pin, dan Nong Gung. Bersama-sama kita makan daging babi dan minum minuman keras. Dan semuanya menjadi kacau membuatku bingung.
AKu bangun dan berjalan ke kamar mandi. Menyalakan kran air dan menyiramkan air ke wajahku untuk membangunkan diriku. Aku seharusnya tidak boleh minum terlalu banyak, karena aku harus pergi pagi-pagi. Aku mengangkat tanganku dan menahan rambut yang sudah memanjang sehingga menutupi mataku. AKu berkata pada diriku sendiri jika aku akan memotongnya beratus-ratus kali, tapi belum sempat.
Aku berjalan keluar dari kamar mandi dan memukul kepala Gap yang sedang tidur bersama dengan Sing. "Bangun! Kamu shift pagi denganku."
"Kalau kamu tidak bangun..." Aku menimbang-nimbang, "..akan ku potong hari pelajaran efektifmu menjadi satu bulan saja!" (a/n : pelajaran praktek pilihan)
"Hah?" Ujung bibirku pun tersenyum. Aku tahu Gap ingin bekerja di UGD di rumah sakit dekat pantai dan akan melanjutkan pergi ke luar negri. Jika hari efektinya terpotong, maka mimpinya akan hancur.
_
Pagi ini sangat damai. Aku punya waktu untuk duduk dan berbicara dengan Ajarn Sukrit, seorang profesor ahli emergensi yang ikut bekerja sebagai staff hari ini. Professor memberiku masukan tentang bekerja di rumah sakit di provinsi, karena dulu ia adalah seorang staff di salah satu rumah sakit teramai di negri ini. Aku sendiri menerima beasiswa dari rumah sakit di kota asalku, jadi aku harus bekerja sebagaimana Ajarn Sukrit bekerja dulu.
"Dalam beberapa point, kamu akan mempertanyakan dirimu sendiri. Kenapa kita harus menyelamatkan nyawa orang yang kita tidak cintai? Terutama mereka yang mabuk lalu menyetir (drunk-driving) atau bunuh diri. Kadang kamu akan bosan dan tidak senang dengan pekerjaan ini." Kata professor dengan nada serius. AKu mendengarkan perkataan professor sambil mengecek list pasien yang diberikan nong extern padaku. "Tapi kamu harus selalu berpikir bahwa jika beberapa orang tidak sayang hidupnya, tapi ia mungkin memiliki orang yang mencintainya atau orang yang dia cintai. Menolong orang akan membuat banyak orang bahagia."
"Itu adalah cara berpikir yang bagus. Saat aku merasa buruk, aku akan memikirkannya." aku mengembalikan list tadi kepada perawat. "Pasien yang ini sudah boleh pulang ya.."
"Okay.." Perawat yang menerima list itu tadi adalah Nong Aim. Seorang perawat yang terkenal di UGD. Walaupun professor terlihat menakutkan, tapi seseorang sepertinya sangat dibutuhkan untuk menyampaikan pesan kepada pasien. "Er.. Pak dokter, barusan ada telepon, jika ada seseorang yang pingsan di mall. Sekarang sudah sadar, dan bersiap menerima perawatan."
"Baiklah." Aku mengangkat tanganku kepada Nong Aim dan berbalik pada professor, "Ajarn, aku akan ke kasus yang disana dulu."
Ajarn Sukrit mengangguk. "Jangan sungkan, jika ada sesuatu yang ingin di diskusikan."
Aku bangun dan berjalan kearah kasus seorang nenek yang sedang duduk di tempat tidur dan sedang mengobrol dengan ekstern dengan wajah tersenyum. Ketika mereka melihatku, ia langsung memberikanku report kasusnya, "Seorang wanita 72 tahun, terjatuh dan ankel nya terluka, jatuh kira-kira 3 jam yang lalu. Tidak bisa berdiri. Saat ditekan dari luar terasa sakit, sebentar lagi akan mengirimkan Film untuk melihat ankle nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Triage [INDONESIA]
Tiểu Thuyết Chung(DISCONTINUED) By Sammon_Scene Dokter Tihn tidak bisa menyelamatkan hidup seorang pasien. Ini bukan hal yang baru baginya. Tapi.. Apa jadinya kalau ia mendapat kesempatan kedua? ketiga? dan selanjutnya? Kesempatan yang tak terhingga untuk menyelama...