Chapter 18 : Loop 10

1.7K 162 17
                                    

Published : May 19, 2020
Author Note : Rough translate. Unchecked.

_

Jika perasaanku sekarang dijelaskan, tidak akan ada bedanya dengan perasaan patah hati. Jatuh cinta adalah saat dimana aku hanya bisa duduk dan memikirkannya dengan sedih, tapi aku harus kembali bekerja di UGD agar aku dapat menghapus kesedihan di hatiku. Masih ada waktu selama 3 hari sebelum Nong Tol meminta Nong Mai menjadi pacarnya, dan empat hari sebelum ia meninggal. Hubunganku dengan Tol bukannya maju kedepan, tapi semua yang sudah aku coba sudah hancur. Ini lebih parah daripada aku harus memulainya lagi. Tol bahkan tidak membaca dan merespon semua chatku. Ia sudah membenciku sekarang.

Jika aku tidak bisa memperbaiki situasi ini, aku mungkin harus menunggu hingga melihat Tol meninggal. Tapi aku tidak mau hal itu terjadi. Tol harus merasakan sakit saat ia kecelakaan. Ia terluka setiapkali jantungnya berdegup kencang. Ketika aku melihatnya kesakitan, akupun merasa sakit.

Aku berjalan keluar dari UGD di pagi hari dalam kondisi yang buruk terlihat dari wajah, rambut, dan mentalku. Tadi malam aku bekerja seperti kerasukan hantu. Sekarang, aku ingin pulang dan memeluk Zebra. Tapi aku tidak yakin jika kucingku bisa mengobatiku saat ini. AKu berjalan bagaikan di kapal yang terombang-ambing. Aku berusaha mengangkat tanganku untuk membantuku berjalan dengan meraba tembok. Aku berkedip beberapa kali, sedikit kaget dengan gejala yang tidak pernah aku jumpai sebelumnya.

Mungkin saja ini karena kurang tidur dan juga stress. Aku bisa idur dan menjadi lebih baik. Seeorang sepertiku tidak pernah jatuh sakit sebelumnya. Aku bisa meredam rasa sakit lebih dari seekor kuda, dan aku lebih kuat daripada batu. Tidak ada yang bisa membuatku jatuh.

Sebelum aku kembali ke condoku, aku memutuskan untuk pergi ke fakultas bisnis administrasi. Aku berdiri dan memandang gedung di depanku dengan perasaan tidak yakin. Sudah berapa kali aku kesini? Terlalu sering hingga aku hampir saja tahu berapa jumlah ubin yang ada di lantainya. AKu menghela nafas panjang. Aku tidak tahu kenapa aku merasa jauh lebih buruk daripada sebelumnya. Mungkin aku hanya ingin melakukan perpisahan dengan tempat ini sekali lagi sebelum aku akan bebas dari loop ini dan melanjutkan hingga akhir sebelum nong Tol meninggalkan aku lagi.

"Halo, P' dokter." Suara yang tidak asing menyapaku membuatku membalikan badanku. Seorang gadis cantik dengan seragam kampusnya tersenyum padaku. Dia adalah Nong Mai.

"H..Halo nong." Untung saja aku tidak kelepasan menyebut namanya.

"Noo adalah temannya Tol. Kita sudah ernah bertemu sebelumnya kan?" Mai berkata padaku dengan senyumannya. "Apakah kesini untuk mencari Tol?"

(note : Noo = Nong tapi lebih lembut/manis)

"Ehm.. aku tidak kesini untuk mencari Tol. Hanya lewat saja." Aku mengangkat tanganku dan menggosok hidungku. "Kalau egitu, phi pergi duluan ya."

"Phi!" Mai memanggilku dan membuatku menghentikan langkahku. "Bisakah phi tinggal menemani noo sebentar?"

"Hah?" Aku menoleh ke arah Nong Mai. Dan yang aku lihat sedikit mengagetkan. Nong Mai yang aku tahu adalah seorang wanita muda dengan kepercayaan diri, tapi sekarang dia terlihat ketakutan. "Nong, kamu kenapa?"

Nong Mai berjalan mendekatiku. "Ada pria yang duduk dibelakang pohon di belakangku, ia adalah mantan pacarku. Ia sudah mengikutiku sejak dari fakultas. Ia berkata dengan lembut, "Maaf jika aku jadi merepotkan phi."

"A..Apa yang kamu mau aku untuk lakukan?" Aku melihat kearah pohon yang ada di belakang Nong Mai. Ada banyak mahasiswa yang duduk disitu. AKu tidak tahu yang mana mantan pacar Nong Mai.

"Temani aku saja. Nanti aku akan dijemput oleh Tol disini. Tapi mantan pacarku teteap mengikuti noo. Noo takut sekali." Mai melihat kearahku dengan tatapan penuh harapan. Gadis ini sangat manis, seseorang yang cantik sepertinya bisa membuat pria manapun tergila-gila.

Triage [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang