Published : May 18, 2019
Author Note : Rough translate. Unchecked._
"Nong Tihn, ini benar-benar kamu?" Tante Pang berjalan masuk menemuiku, wajahnya terlihat kageet tidak percaya. Tangannya mencoba meraihku sebelum memelukku dengan erat. Aku membungkuk untuk memeluknya kembali dengan lembut. Ia melepaskanku dan memandang wajahku. Aku dan Tante Pang bertemu di area CCU yang mengijinkan keluarga untuk masuk mengunjungi pasien. AKu langsung memperkenal kan diriku bahwa aku adalah anak dari dokter Tul dan Mae Gan. Ia terlihat sangat senang dan bahagia. "AKu menemukanmu, yang dulu seorang anak kecil sekarang sudah menjadi dokter muda yang tampan."
AKu tersenyum saat menerima pujiannya. "Sebenarnya aku sudah melihat Tante Pang sejak tadi malam, dan aku sungguh-sungguh minta maaf karena baru tahu jika anda Tante Pang."
Wanita paruh baya dihadapanku menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah. Nong Tihn sudah tumbuh dewasa. Tante juga jadi tidak ingat dengan nong Tihn."
"Paman Oat?" Tanyaku.
"Masih menyelesaikan pekerjaannya. Mungkin satu jam lagi akan menyusul." Tante Pang menghapus air matanya yang berada di ujung kelopak matanya. AKu dengan cepat mengambil tissue untuknya. "Terima kasih..." Ia menghapus air matanya dan mencoba menenangkan dirinya sebelum melanjutkan percakapan lebih lagi. "Terima kasih ya sudah membawa Nong Tol ke UGD. Jika tidak ada Nong Tihn, tidak tahu apa yang akan terjadi pada Nong Tol."
AKu menggelengkan kepalaku, "Tidak apa-apa. Justru aku yang harus minta maaf, akrena hanya bisa menolong nong sampai disini saja." Pandanganku mengaran ke arah Tol dengan tatapan sedih. "Aku harusnya bisa lebih baik dari ini."
Tante Pang memegang tanganku dan menggenggamnya dengan erat seakan memberi semangat padahal ia yang sedang membutuhkannya. "Tante melihatmu di UGD, dan menurut tante Nong Tihn sudah melakukan yang terbaik. Nong Tihn sudah seperti dokter Tul."
AKu jujur kagum dengan Tante Pang. Ini bukan pertama kalinya aku berbicara dengannya. AKu sudah berbicara dengannya beberapa kali sejak kematian Tol yang pertama. Dan setiap aku berbicara dengannya, untuk meminta maaf dan dokter sudah berusaha penuh, dan ia meninggal. "Tante Pang tidak perlu khawatir, akan ada banyak orang yang menjaga nong. AKu juga akan datang menjenguk di setiap waktu pergantian shift.
Tante Pang mengangguk, "Tante senang mendengarnya. Terima kasih dokter Tihn, Nong Tol berhutang budi akan hidupnya pada dokter Tul dan juga dokter Tihn. Sangat ebruntung sekali kita bisa mengenal satu sama lain."
Aku mengobrol dengan ibu Tol untuk beberapa saat sebelum kembali keluar ruang CCU dengan perasaan yang berat. AKu masih shock dengan fakta bahwa Tol adalah anak yang pernah kukenal. Ditambah lagi masalah janji jika aku akan menjaganya hingga menikah. Seberapa polos masa kecilku itu. Seharusnya aku sudah cukup dewasa untuk memahami itu semua. Aku tidak akan mengira bahwa Tol adalah perempuan diusia itu.
Tapi aku yakin aku tidak salah jika itu alasan kenapa hidupku berkutat di dalam loop hingga Tol bisa bertahan hidup dan menikahiku.
"Ini gila!" Aku mengangkat kedua tanganku dan memegang kepalaku. "Apa yang kamu lakukan!"
"Sejak kapan kamu berubah haluan (preference)? Kenapa tidak beri tahu aku?" Komplain Fakfang padaku di dalam restoran yang aku dan Fakfang kunjungi di sebelah rumah sakit. Ia meneleponku saat aku baru saja kembali dari CCU jam 6 sore dan berkata bahwa ia ingin makan, yang mana aku ikut dengannya langsung. Ini adalah hal biasa yang aku dan Fakfang lakukan, janjian untuk pergi makan bersama.
"Aku tidak pacaran dengan nong. Para perawat hanya berkata sesuka mereka. Jangan terlalu didengarkan." Kataku dengan kesal. Fakfang adalah orang pertama yang aku jelaskan. "Nong dan aku sudah saling kenal. Ibuku dan Ibunya adalah teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Triage [INDONESIA]
Ficción General(DISCONTINUED) By Sammon_Scene Dokter Tihn tidak bisa menyelamatkan hidup seorang pasien. Ini bukan hal yang baru baginya. Tapi.. Apa jadinya kalau ia mendapat kesempatan kedua? ketiga? dan selanjutnya? Kesempatan yang tak terhingga untuk menyelama...