02 || Diantar Raga

44 13 1
                                    

Kebahagiaan bagi setiap murid salah satunya adalah bel pulang berbunyi. Semua orang segera membereskan peralatan tulis dan memasukannya pada tas.

Seperti Laska.

Gadis itu ingin segera pergi ke rumah sakit, karena tadi ia dikabarkan oleh Mbak Ratna bahwa keadaan Cahaya sudah berangsur membaik dan diperbolehkan untuk pulang hari ini.
Sungguh, itu adalah kabar yang sangat-sangat membuatnya bahagia luas biasa.

Berdiri menunggu angkutan umum dengan tidak sabar. Setiap ada yang berhenti, selalu saja ia tidak kebagian tempat. Mungkin sebaiknya ia memesan ojol saja daripada menunggu lama disini.

Laska merogoh saku roknya dan mengambil ponsel. Namun, sebelum ia memesan ojolnya, panggilan seseorang membuat perhatiannya teralihkan.

"Laska!"

Wajah Laska kembali terangkat. Ia melihat ke sekeliling. Memastikan bahwa memang pendengarannya tidak sedang bermasalah.

Tak ada siapapun yang tengah menatapnya. Ia menggelengkan kepalanya. Mungkin tadi itu hanya perasaannya saja.

"Laska."

Tubuh Laska menegang kala tangan seseorang menepuk pundaknya. Bukan karena yang menepuk itu adalah seseorang yang disuka atau apa, bahkan Laska sendiri tak tahu siapa orang itu. Hanya saja, ia kurang suka jika ada orang yang menepuknya sembarangan.

Tubuhnya berbalik. Ia mengerjapkan matanya. Wajah lelaki dihadapannya itu tidak asing. Ah, iya, dia ingat sekarang. Dia Raga, kalau tidak salah.

"Apa?"

Mata Raga terbelalak. Ia senang bukan main dapat mendengar suara Laska. Ternyata, suaranya lembut bak pantat anak tetangganya yang baru lahir itu.

"M-mau pulang?"

Ah, shit! Pake acara gagap segala lagi! Racau Raga dalam hati.

Laska menggeleng. Ia kemudian kembali membuka ponselnya untuk memesan ojol. Namun, tak ada yang kosong satu pun. Ada sih sebenarnya, tapi jaraknya lumayan jauh daru tempat Laksa berdiri menunggu.

"Terus kemana?" tanya Raga kepo.

"RS."

Raga meneguk ludah. Sungguh jawaban yang sangat singkat, padat, dan jelas.

"Ngapain?" lanjut Raga. Sungguh, ia sangat penasaran kenapa Laska akan pergi ke rumah sakit. Apakah Laska sakit? Jenguk keluarganya? Jenguk tetangganya? Jenguk pacaranya? Atau yang lebih parahnya lagi ... jenguk suaminya?!

Laska diam. Raga hanya menghembuskan nafas seraya mengelus dadanya sabar.

"Mau gue anterin?" tawar Raga.

Laska menggeleng. Ia kembali melihat kanan kiri jalan raya. Tak ada angkutan umum yang lewat. Jika naik taksi, harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Raga melirik arloji hitam dipergelangan tangannya. "Ini udah mau sore, lho. Biasanya angkot jarang lewat sini." ia mulai mengeluarkan jurus modus andalannya.

Laska terdiam. Memang, jika sudah mulai agak sore, jarang ada angkutan umum yang lewat sekolahnya. Apa memang ia harus mengiyakan ajakan Raga?

"Gimana? Mau gak?" desak Raga. "Kalo gak mau, gue duluan." Ia berjalan menuju mobilnya yang terparkir. Dalam hati ia tertawa, pasti dalam hitungan detik Laska akan memanggil namanya.

Satu.

Dua.

Tig-

"Oke."

Tuh, kan, apa gue bilang. Sorak Raga dalam hati. Tanpa menyembunyikan raut wajah senangnya, ia mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Ia memberhentikan mobilnya tepat di hadapan Laksa.

"Naik, La," suruh Raga dari dalam mobil. Ia melihat raut wajah Laska yang gelisah dari jendela yang memang sengaja ia buka. "Gue gak bakal culik lo kok, La," lanjut Raga seperti tahu apa yang dipikirkan Laska.

Dengan gugup, Laska membuka pintu mobil bagian depan dan duduk di sebelah Raga.

Bibir Raga melengkung. "Nah, dari tadi, kek." ia mulai mengjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Btw, rumah sakit mana, nih?"

Laska menyebutkan nama tempat rumah sakit Cahaya dirawat dengan pelan.

"Siapa yang sakit?" tanya Raga. Ia menahan nafas menunggu Laska menjawab pertanyaannya. Ia hanya takut jika memang Laska akan menjenguk pacar atau bahkan suaminya. Tapi, kalau Laksa memang sudah bersuami ... kenapa Laska masih sekolah? Ah, sepertinya pikiran Raga sudah berkeliaran sampai ke benua Antartika.

"Adik."

Akhirnya Raga bernafas lega. "Adik lo sakit?"

Laska mengangguk singkat. Ia malas menjawab semua pertanyaan yang sungguh aneh. Kenapa? Karena kalau seseorang di rawat di rumah sakit pastilah sedang dalam kondisi tidak sehat. Tapi, ia harus bersikap sopan karena cowok itu dengan baik memberikan tumpangan untuknya. Ia sudah tak sabar sampai di rumah sakit dan membawa Cahaya untuk pulang.

Laska rindu ketika ia dan Cahaya tidur sekamar.

Laska rindu ketika menemani Cahaya belajar.

Laska rindu ketika Cahaya selalu menunggunya di teras kala ia masih berada di sekolah.

Laska sangat merindukan semua tentang Cahaya, keluarga satu-satunya yang sangat ia sayangi dan ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga dan merawat adiknya.

¤¤¤

Yey!

Bagaimana?

Masih penasaran dengan siapa Raga? Laska? Cahaya?

Bagaimana nantinya?

Vomentnya di antos:v

Next!

Kisah Laskara Alinea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang