senja

3.7K 153 6
                                    

Pertemuan terjadi bukan karena sebuah kebetulan..
Melainkan takdir yang telah mempertemukan...
Dari yang awalnya tidak kenal menjadi kenal, dari yang awalnya tak saling tau kini menjadi tau.
Ya, dari sebuah pertemuan lah..
Kita ada!!

*👳🏻👳🏻*

Senja membias indah di langit, memberi kesan bahwa keindahan telah terlukis indah dalam kanvas yang membentang luas cakrawala, segerombolan burung terbang dengan beriringan menuju ke tempat sangkar yang telah di buatnya, ia, mereka semua akan pulang ke tempat masing-masing, bersamaan dengan arah angin yang membawanya.lain halnya angin yang sesekali membawa helai ujung hijabku menari melambai-lambai,

''assalamualaikum, loh kok masih sepi?'' pungkasku karena mendapati di ruangan yang ku datangi hanya ada beberapa orang saja tak lain dan tak bukan adalah pengurus inti.

''waalaikum salam, oh iya bu negara, rapatnya di tunda,habis magrib, kamu tidak cek group WA?'' segera saja aku ambil hp yang ada di tas.

''ah iya ta?, aku gak tau, soalnya tadi aku keburu berangkat tanpa negcek hp, tau gitu aku berangkat habis magrib, oh iya btw mas balya katanya udah ada di sini, kok gak keliatan, apa jangan-jangan dia pulang?''

jika aku berada di tempat umum, biasanya aku memang memanggil dia dengan sebutan mas bukan gus, karena memang hanya aku yang tau jika dia adalah gus di kampus ini.

''ada bu negara, pak presiden ada di lantai atas'' nely sambil menunjuk tangannya ke atas,

Bahkan aku sudah tau, jika dia sudah memilih ke lantai atas atau Rooftop biasanya dia nyabet dulu alias ngerokok, segera saja aku langsung naik ke atas, satu demi satu anak tangga ku naiki, sambil tersenyum simpul, entah kenapa dengan diriku ini, ku lihat dia sedang menatap matahari yang akan kembali ke peraduan, sambil mengepul asap rokok di bibirnya.

''gus'' teriakku dari belakang, berlari kecil menghampirinya.

''etz, stop ra, tunggu situ aja, aku mau ngerokok dulu'' kaki ku terhenti saat dia mengeluarkan suara untuk mencegahku menghampirinya.

''oh ya udah aku nunggu di sini aja kalau gitu''. Teriakku walau sedikit merasa kurang nyaman, entah kenapa dengan diriku, aku masih melihat punggungnya sesekali asap yang melayang ke atas terlihat, betapa hebatnya dia dalam hal merokok, dan tak lama kemudian dia pun menoleh ke arah ku.

''ra''

''hem'' aku masih berada di posisi berdiriku, tanpa melangkah 1 kalipun, aku masih diam, melihat wajahnya yang sedikit terkena biasnya sinar matahari.

''kalau mau kesini kamu tutup hidung dulu, pakek maskernya''

''aku gak bawa masker'' jawab ku entah mengapa aku merasa sedkit kecewa.

''gak bawa apa udah habis? Tiba-tiba saja dia menanyaiku kembali.

''ya lebih tepatnya udah habis, tapi kemaren aku udah beli sih tapi lupa'' ya memang aku selalu mendapat jatah masker darinya, jadi wajar jika dia menanyai ku perihal masker itu.

''oh ya udah'' hanya itu lontaran yang keluar sebelum akhirnya membelakangiku untuk terhadap matahari kembali.

''tapi gak papa kok gus, kalau kamu mau ngerokok, biar aku nunggu di sini aja'' dia menoleh ke arah ku lagi, lalu melebarkan senyum membuat aku sedikit tidak enak hati padanya.

Gus (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang