pesantren

2.5K 102 2
                                    

العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر

Ilmu tanpa amal/praktek bagaikan pohon yang tidak berbuah

*👳🏻👳🏻*


@

gus_balya

Sepulang dari jogja, sengaja aku berada diri di rumah, berkumpul bersama keluarga, dan juga ponakan-ponakan ku.

Namun aneh sepertinya, rumah yang biasa ramai, kini seperti sibuk sendiri-sendiri, entah mereka hendak mau kemana. Tapi apa peduli ku, toh biasanya juga aku tidak pernah mengurusi neng-neng ku, walau aku berada di rumah sekalipun.

Biasanya jika aku free tidak ada kegiatan apapun, aku sering bermain-main bersama ke 8  ponakan ku, yang rata-rata  masih berumur 8 th namun ada juga yang masih berumur 4 th, namun ada juga yang berumur 15 th dan 13 th sebanyak 5 orang dan mereka semua masih mondok di kediri.  jadi bisa di total ponakan ku ada 13 orang.

sudah kebayang betapa ramainya rumah ini jika waktunya mereka sudah pada pulangan.
jika aku sudah di rumah biasanya 8  ponakan- ku selalu menghampiri ku di kamar atau menarik ku menuju ruang tamu untuk bermain, entah itu bermain ular tangga atau boneka dan juga masak-msak kan, karena memang rata-rata ponakan ku itu perempuan, hanya 2 saja yang laki-laki itupun masih berumur 5 th dan 4 th, jadi wajar jika permainan perempuan lebih dominan dari permainan laki-laki.

Lebih tepatnya itu jika aku sudah berada di rumah, aku seperti menjadi baby suster nya mereka,

Ummi dan abah mempunyai 8 anak diantaranya 7 anak perempuan dan 1 anak laki-laki, semuanya sudah menikah pengecualian hanya diriku saja yang masih lajang, karena memang aku adalah anak terakhir, jadi wajar jika aku sudah terbiasa dengan permainan terkhusus masak-masakan maupun boneka, karena sejak kecil aku di ajak ke 7 saudara ku bermain permainan perempuan, tapi bukan berarti aku suka bermain perempuan ya, itu pengecualian saja.

"neng, pada mau kemana semua neng tumben?" aku menayai neng ku yang no 1 karena hanya dia yang masih santai duduk di shofa, sambil membaca kitab, sedang neng ku yang lainnya sudah mondar mandir keluar kedalam kadang di ikuti oleh suaminya.

"Oh mereka mau ke nikahannya gus tahfidzi" gus tahfidzi adalah sepupu ku lebih tepatnya ponakan ummi.

"Loh sekarang ta neng?, terus kok neng gak siap-siap juga?"

"Aku gak ikut, soalnya ada jadwal ngajar santri putri, lagian mas irfan juga nanti sore dateng dari jakarta"
Mas irfan ini adalah suaminya neng ku, dia ke jakarta sedang menghadiri acara harlah NU

"Owalah, terus abah sama ummi juga ikut ta neng?"

"Iya lah ya, tapi abah sama ummi masih di pondok kayak e, belum berangkat"

"Owalah, yo wes neng, aku tak tidur aja"

"Pancet aja kamu ya, tidur aja kerjaan mu"

"Ya kan eman neng, mubadzir membuang waktu kosong ku dari sekian waktu kesibukan ku" ucapku sambil melangkah menuju ke kamar.

"Halah, lah itu abah, sama ummi"
Seketika langkah ku terhenti, karena sejak sepulang dari jogja aku belum bersaliman pada abah dan ummi.

"Assalamualaikum bah, mi"

"Waalaikum salam, sudah pulang ta ya?" tanya abah.

"Iya bah"

"Mau ikut ta, datang ke acaranya tahfidzi?"

"Tidak bah, saya jaga pondok saja"

"Gak papa ya, lagian ada suaminya neng mu habis ini sudah datang dari jakarta" pungkas ummi seperti menginginkan aku untuk ikut bersama.

Gus (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang