Di mobil
" Bukan kah kita belum menyiapkan apapun, tapi mengapa semua sudah siap? " Bbh
" Ah, selama kau di rawat papah mamah ku mengurus itu semua dan eomma mu juga" Chan
" Ah.. " Bbh
Hening
" Chan.. "
" Ne? "
" Aku lapar"
" Kau lapar? Mau makan apa? "
" Chicken "
" Ah, kita akan cari restoran terdekat ne? "
" Ne! "
Akhirnya mereka sampai di tempat makan itu
" Kau mau makan apa? " Bbh
" Samakan saja "
" Nde "
" Aku memesan 2 porsi ayam dan Strawberry milkshake " Ucap baekhyun
" Kamu mau minum apa? " Bbh
" Samakan saja " Chan
" Strawbery milkshake nya 2"
" Ne" Ucap salah satu pegawai
Saat mereka menunggu makanan mereka tidak ada berbicara
Baekhyun merasa kesal kenapa namja chingu nya cuek kepada nya? Apa ada urusan yang penting yang harus dikerjakan? Dia sedang chatting an dengan siapa?
Banyak pertanyaan yang ada di dalam otak baekhyun
Sampai akhirnya makanan pun datang
" Permisi ini makanan nya ya " Pegawai
" Ne, Kamsa hamnida " Bbh
" Ne " Pegawai
" Kau hanya memesan ayam? " Chan
" Ne, tadi kau bilang samakan saja denganku" Bbh
" Apa kau cukup hanya makan ayam? "
" Cukup"
" Ani kau harus makan yang banyak, kita pesan lagi saja "
" Tidak usah Chan segini saja cukup, aku hanya mau makan ayam "
" Kalau begitu pesan yang banyak atau kau mau ambil punyaku? "
" Ani enough, aku segini cukup ko "
" Yakin? "
" Kalau kamu lapar lagi atao kurang pesan lagi saja "
" Iya channie "
Skip selesai makan
" Aku bayar dulu ya " Bbh
" Kau tidak lihat aku belum selesai makan, lagi pula nanti aku saja yang bayar "
" Tidak hari ini aku traktir "
" Terserah " Ketus
Baekhyun heran dengan sikap Chan yang judes dan jawab nya dengan nada ketus tapi dia tidak memikirkan itu mungkin chan sedang tidak ingin berdebat
" Kajja" Bbh
" Hmm "
Di dalam mobil
" Chan apakah gedung ini kau yang pilih? " Sambil melihat gambar sebuah gedung
" Bukan, itu gedung yang aku ingin pakai saat aku ingin pergi tunangan dengan jennie dan gedung itu jennie yang pilih " Chan
Jleb
Hati baekhyun serasa ada yang menusuk nya dalam dalam, entah apa yang ada di pikirin chan, kenapa dia bisa bicara seperti itu, bahkan membicarakan gedung yang di pilihkan oleh jennie
" Kau pernah ingin tunangan dengan jennie? "
" Ne, aku sangat menginginkan nya, tapi jennie menolak ku "
Rasanya tusukan di perdalam, baekhyun ingin menangis tapi dia harus tahan
" Kenapa dia bisa menolak mu padahal dia sudah memilih gedung? "
" Dia hanya mempermainkan ku, dia bilang akan menikahi ku nyatanya di hari H dia justru pergi bersama lelaki lain "
" Ah "
Tanpa sadar air mata baekhyun jatuh dengan cepat baekhyun mengusap air matanya dia tidak mau Chan melihat dia menangis sekarang
" Ah sudah sampe" Chan
" Ah, ne"
" Turunlah, temui mamah papah ku lebih dulu "
" Nde "
Baekhyun masuk terlebih dahulu
" Anyeonghaseo, om tante " Bbh
" Kau masih memanggil kita om dan tante baek? Panggil saja mam
ah dan papah " Irene" Ne mah "
" Baek apa kau habis menangis mata mu merah ? " Suho
" Ne matamu dan hidung memerah nak, ada apa? " Irene
" Ah ani gwenchana, aku tadi baru saja makan dengan Chan dan makanan itu sangat pedas jadi tanpa sadar aku menangis " Bohongnya
" Ah jangan menyiksa dirimu sendiri baek" Irene
" Nde mah "
" Dimana oppa ku? " Wendy
" Dia sedang memakirkan mobilnya " Bbh
" Opaaa! " Teriak wendy
" Wendy jangan teriak " Irene
Wendy memeluk oppanya
" Yak lepaskan, anak manja " Chan
" Biarkan "
" Chan bagaimana gedung ini bagus kan? " Suho
" Ne biarkan seperti rencana kita waktu itu dan tempatnya pun harus sama " Chan
" Ne Chan, semuanya sudah mamah urus " Irene.
" Aku percaya kan semuanya kepada kalian, ya kan baek? " Chan
" Baek? " Chan
" Baekhyun!" Chan
" Ne? "
" Kau kenapa bengong? " Chan
" Ah aku ijin ke kamar mandi dulu ya Chan " Bbh
" Perlu aku antar? " Chan
" Ani " Bbh
" Biar dengan ku saja " Wendy
" Jangan kau apa apakan baekhyun! " Chan
" Nde oppa, aku hanya akan mengobrol dengan baekhyun " Wendy
" Eonni! " Chan
" Ne eonni " Wendy
" Kajja baek " Wendy
" Yak! " Chan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is My Husband
Romance|| Gender switch || seorang sekretaris yang bekerja di suatu perusahaan dengan bos yang super duper dingin siapa sangka mereka justru berjodoh?