0.1 - Prolog

406 104 178
                                    

 "Jadi.. gimana ceritanya lo bisa nikah sama kak Wooseok seminggu lagi, Lisa?"

Lisa melotot ketika Yohan nanyain itu ke dia sambil ngemilin sepotong pizza. Mereka sekarang lagi ngumpul di rumahnya Choco untuk merayakan acara diterimanya si Hangyul di cabang perusahaan terkenal di korea-, impiannya dia. jadilah mereka-, Lisa, Choco, Hangyul, Yohan, Yuvin dan Yeji ngumpul bareng disana. sekaligus mengobrol tentang acara pernikahan Lisa yang bakal digelar seminggu lagi, tepat awal bulan dengan konglomerat Kim Wooseok yang terdengar dingin tapi manis itu.

Han Lisa, satu – satunya dari grup mereka yang nggak lajang lagi ini punya seribu cerita tentang bagaimana dia akhirnya bisa dilamar. Yang Lisa mati – matian nggak akan mau nerima si Wooseok demi apapun juga. Lisa sudah punya banyak rencana untuk melarikan diri di acara pernikahannya-, dia ingin mempermalukan Wooseok dan membayangkan dengan jahat bagaimana wajah malu Wooseok di depan seluruh audience pentingnya.

Salahkan Kakaknya-, han Seungwoo yang tiba – tiba saja menamparnya di muka dengan sosok pria tampan manis yang mungkin saja Lisa bisa luluh dan jatuh cinta seketika jika saja seorang Wooseok itu normal-, Maksudnya Wooseok itu terlalu berbahaya. terlalu banyak hal unik yang bisa membahayakan nyawa Lisa sendiri. dan dengan kenyataan dimana Seungwoo mengatakan bahwa Wooseok tertarik padanya dan ingin menikahinya secepatnya-, Lisa langsung heboh menolak dan membuat ke kacauan di kafe hingga ia harus diseret oleh Choco dan Yeji pergi dari sana.

Lisa kan masih ingin menikmati hidupnya ! belum lagi-, Wooseok itu masih orang asing! tidak bisakah Wooseok itu mendekatinya secara normal layaknya pasangan biasa yang sedang dalam masa pendekatan? kenapa harus ngajak nikah tiba – tiba ketika pertama kali bertemu? dengan ancaman pula.

"Heh, kenapa malah bahasnya ke gue sih Han?! sekarang kan party buat Hangyul. yang harus ditanyain dan dibahas tuh dia, bukan gue" Lisa menendang kaki Yohan yang berada di bawah meja, Yohan meringis, melotot pada Lisa sebelum balas menendang kaki perempuan itu. "heh calon pengantin tuh ga boleh bar bar!"

"Ngomong sekali lagi gue lempar piring lo, Han"

Yohan tertawa keras sebelum mengangkat tangan keatas, menyerah. "Serem ah calonnya kak Wooseok"

"Kan udah gue bilang-,"

"Udah sih, Lisa" Choco tiba – tiba datang dengan kue kecil di tangannya, ditaruh di tengah meja. anak – anak lain yang emang nggak mau nimbrung percakapan Lisa Yohan lebih milih sibuk dengan makanannya sendiri. "Jangan marah – marah. Yohan kan nanyainnya nggak sampai nyindir sih. lagian gue juga penasaran tuh kenapa kak Wooseok ngebet banget pengen nikah sama lu cepat – cepat. terus pake cara aneh – aneh lagi buat bikin lo luluh" Choco cekikikan, sedangkan Lisa mendengus sebal.

"Gatau, itu orang otaknya emang udah geser sih Cho" yang lebih muda menarik gelas colanya untuk diteguk. Lisa selalu mencoba untuk menghindari topik tentang Wooseok dalam percakapan mereka, tetapi nyatanya itu tidak akan bisa jauh – jauh dari percakapan kelompok karena tentu saja, Wooseok udah jadi bagian mereka semua karena Lisa mau gak mau, bisa gak bisa, nolak ataupun terima akhirnya pun harus nikah sama Kim Wooseok seorang.

"Gue bingung sih sama lo, Lis" Hangyul bersuara setelah meneguk coke nya. Menatap Lisa dengan geli. "Kak Wooseok tuh impian banyak orang loh. Harusnya lo seneng tau bisa dipilih sampe segitunya sma kak Wooseok. Kok ini malah kesel setengah mati sama dia? Ya gak Vin?" Hangyul noleh ke Yuvin yang sibuk makanin kue yang ditaruh Choco tadi-, cokelat kesukaannya. Yuvin sama Yeji itu doyan makan, makanya mereka jarang nimbrung obrolan kalau udah dihadapkan sama makanan. "Yoi. terima ajalah, toh pasti hidup lo bakalan tenang bahagia selalu, Lis" Yuvin mengangkat kedua alisnya menggoda. Lisa semakin bete.

"Kalian tuh gatau sih gimana si Wooseok Wooseok itu sama gue! dia tuh aneh! masa iya kemarin dia nyuruh anak buahnya buat ngirimin bunga ke kantor gue sama Choco-, nggak satu atau dua, tapi dua lusin! dua lusin buket bunga da nisi kartunya itu anceman buat gue nerima atau nggak dia bakalan ngirim lebih banyak lagi buat Menuhin satu kantor. Kan gue malu! itu orang sialan banget sih"

Run To You - [Kim Wooseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang