Chapter 03 - Percaya

222 80 72
                                    

Setelah dititahkan oleh Seungwoo untuk melihat Lisa, Choco segera beranjak menuju ruangan yang selalu menjadi tempat bersarang mereka, yang biasanya juga digunakan sebagai ruangan pribadi untuk gerombolannya yang luar biasa berisik. Membuka pintu putih dengan papan gantungan yang lucu yang sudah dihapal sampai ke detail – detailnya, Choco menemukan Lisa yang lagi duduk frustasi di atas kasur. Kedua tangannya menjambak rambut depannya dan menunduk. Diam disana lama sebelum akhirnya menghela napas kasar dan mendongak untuk memperlihatkan cemberut besarnya pada Choco.

Perempuan yang menjadi sahabat terdekatnya itu tersenyum lembut untuk menenangkan sebelum duduk bersebelahan dengan Lisa. Choco mengayunkan kakinya, berharap untuk Lisa berbicara lebih dulu karena memang ketika Lisa sedang gelisah, kesal, ataupun marah dia akan membiarkan dirinya lebih dulu berkelakar sebelum nanti akan ditenangkan oleh Choco dengan kata – kata bijak yang kebal terhadap dirinya sendiri.

Lisa menatap Choco dengan perasaan campur aduk sebelum mengacak kembali rambutnya dan menjatuhkan diri di atas kasur. mulai mengacak – acak selimut dengan kesal sebelum akhirnya kembali duduk dengan rambut yang luar biasa berantakkan. Choco mengangguk kecil-, terlalu paham sifat sang sahabat.

"Gue kesel, Cho" Untungnya Lisa memulai. Choco mengangkat kedua kakinya untuk menyilangkan diatas ranjang. menatap penuh perhatian pada perempuan lainnya yang terlihat tersakiti dan kecewa dengan apa yang menimpanya. "Dia kira ini jaman siti nurbaya apa main jodoh – jodohan segala?! Gue kan nggak suka ya kalau masa depan gue dengan suami impian gue dirusuhin kayak begini" Lisa mulai mengomel, matanya jatuh dengan berapi – api ketika meremat selimut bergambar hello kitty yang dibelikan Seungwoo dari Amsterdam khusus untuknya. Katanya sih, waktu Seungwoo melihat selimut itu dia langsung kangen pada adiknya dan memutuskan mengambil satu.

Waktu itu Lisa mengomel dan tidak mau menerima karena kakaknya memperlakukannya seperti anak kecil, tetapi dengan wajah sedih Seungwoo dan tatapan bak anak anjing yang kehilangan induknya itu Lisa akhirnya menerima dengan berta hati meski akhirnya selmut hello kitty itu menjadi sesuatu yang berharga baginya dan pelepas rasa rindunya ketika dia sendirian dan kakaknya sedang pergi menjelajah dunia untuk urusan bisnis.

"Lagian juga mama sama papa nggak ada ngomong sama sekali sama gue! mereka lupa apa sama impian gue pengen nyari calon sendiri? pengen nemuin pangeran gue sendiri" Lisa mendengus. Ingat dulu dia dengan mata besar berbinar cerah mengatakan pada mama dan papanya dia akan menemukan orang yang dia cintai seperti papanya dan hidup bahagia layaknya puteri yang menemukan pangerannya sendiri. Sekarang, mama dan papanya sudah menerima lamaran dari orang asing yang baru Lisa temui dan juga kakaknya menyimpan hal itu selama banyak bulan berlalu.

"Gue nggak mau sampai dinikahin orang yang nggak gue cinta, Cho. gue harus gimana?" Lisa meratap, menatap Choco masih dengan tatapan kekesalannya. Lisa nggak nangis, dia juga bukan anak kecil yang gampang nangis meskipun masa depannya sedang ada ditangan orang lain dan terancam digunakan seperti dia tidak punya hak di dalamnya. Choco tau, daripada menangis Lisa lebih suka untuk menunjukkan kekesalan dan kemarahannya dengan caranya sendiri dan biasanya berhasil untuk menggagalkan sesuatu dengan banyak cara pintar diotaknya.

Choco manggut – manggut sebelum menepuk bahu Lisa dengan prihatin. "Kalau lo emang nggak mau atau nggak suka, lo tolak aja Lis. Lagian kak Seungwoo kan sayang banget sama lo, dia pasti bakal ngeduluin Lo daripada apapun kok" Choco meyakinkan, tapi Lisa melotot padanya dengan sebal. "Lo nggak denger ya apa kata Kak Seungwoo? dia udah setuju, Cho. lagian juga itu si Wooseok – Wooseok itu temen dekatnya dia dan dia bilang dia pengen yang terbaik buat gue kan? Kalau kak Seungwoo udah ngomong serius begitu itu tandanya emang udah selesai Cho. Dia nggak bakalan ngubah pandangan dia sesayang apapun dia ke gue"

Lisa mendengus, memainkan ujung bajunya sebelum bergerak – gerak gelisah di atas selimut. Choco berdiri dan menyelimuti Lisa yang sudah meringkuk-, memikirkan banyak hal dikepalanya.

Run To You - [Kim Wooseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang