Pagi berlalu dengan agak kasar. Lisa memiliki banyak keluhan kepada kakaknya yang tidak ada habis – habisnya menggoda dirinya hingga ia membanting pintu tepat di depan wajah kakaknya dan mengoceh tanpa henti kepada Yohan yang menjemputnya. Lisa tahu, Yohan mendengarnya meskipun anak itu jengah dan harus menutup telinganya yang panas sesegera mungkin, tetapi dia masih berterimakasih karena anak itu tidak mencoba untuk memotong semua ocehannya selama di perjalanan meskipun dia mengeluh ketika mereka telah sampai di depan gedung kantor Lisa.
Melambaikan tangan dan memberikan salam perpisahan khas mereka, dia segera memasuki gedung dan mulai mengangkat semua beban kerjanya di atas meja. Dia melambai kecil pada Choco yang sudah berada disana dan tengah berdiskusi untuk serius dengan Hyebin-, salah satu anggota divisinya.
Lisa ingat bagaimana kakaknya mencoba bertanya apa saja yang terjadi malam itu ketika Wooseok mengantarnya pulang yang kemudian Lisa bantah dengan mereka tidak mengatakan apapun selama perjalanan. Sementara kakaknya tidak percaya, ucapan Wooseok kembali mengambil alih pikiran Lisa malam itu.
Dia bahkan menyangkal bagaimana ketika Wooseok mengatakan padanya bahwa dia tidak akan menyerah dan berusaha untuk mendapatkan hati Lisa, dia tidak bisa tidur hampir sebagian waktu malam itu. tetapi dia bersyukur bahwa wajahnya masih terlihat segar meskipun dia menggerutu untuk jam tidurnya sendiri.
Hari ini pasti menjadi hari yang kurang dari sibuk untuknya karena mereka sudah agak longgar, berbeda dengan Choco yang akan turun langsung ke lapangan untuk proses pemasaran produk baru yang akan launching hari ini.
Dia tenggelam dalam pekerjaannya dengan waktu yang tau berapa lama sebelum akhirnya seseorang mengejutkannya dengan menepuk bahunya. Lisa mendongak. mendengar suara pergeseran tulangnya di telinga karena tidak bergerak beberapa waktu. Itu Eunseo-, rekan divisinya yang dengan wajah berseri – seri memberikannya sebuah buket kecil bunga dan secangkir es Caramel Macciato. Dia menatap bingung pada yang lebih muda sebelum Eunseo kemudian bersuara,
"Gue nggak tau kalau lo lagi deket sama orang Lis" Ada cekikikan dari perempuan itu yang menambah kerutan di dahinya. "Maksud lo apaan sih Eun?" Eunseo mencebik sebelum meletakkan barang – barang itu di atas meja kerjanya. "Ini loh" dia menunjuk pada buket bunga dan kopi. "Tadi ada yang nganter ini katanya buat lo dari seseorang yang spesial. itu di dalam buketnya ada surat, jangan lupa dibaca"
Eunseo menunjuk buket bunga mawar putih yang cantik. "Manis banget loh Lis. lo lagi deket sama siapa nih? cerita dong biar jadi bahan gossip" Perempuan itu tertawa lepas membuat Lisa mendengus. Matanya menatap kartu pesan yang mencuat dari balik kelopak mawar putih. "Lo taunya ngegosip mulu Eun. Dah sana lo balik ke kursi. gue nggak punya orang spesial sama sekali"
"Ah nggak asik lo Lis" Eunseo cemberut, memukul bahu Lisa dengan main – main. "Yaudah deh kalau lo nggak mau cerita, semoga lancar ya. jangan lupa makan makan kalau udah jadi"
Lisa melotot pada yang lebih muda, Eunseo terbahak sebelum melambai dan duduk kembali ke kursinya. Menghela napas, Lisa menatap kesekeliling, agak sepi karena mungkin sebagian tengah melakukan pekerjaan di ruangan lain dan beberapa ikut bersama tim pemasaran ke lapangan.
Buket bunga masih terduduk dengan cantik disana, Lisa mengambil dengan ragu kertas yang terselip. Tidak ada yang pernah melakukan ini padanya. mengirim hal – hal sok manis seperti ini-, terlebih teman- temannya juga tidak akan melakukan hal ini. Memikirkan kembali, dia pikir itu kakaknya yang meminta maaf dengan cara berbeda untuk meluluhkan hatinya, tetapi dia cepat – cepat menampik pemikiran itu karena kemudian sosok Wooseok mampir di kepalanya, dan ucapannya terngiang di telinganya dengan cepat.
Jantung Lisa berdetak cepat ketika dia menarik kartu itu dan membukanya. Itu tulisan yang lumayan rapi dan yang pasti bukan tulisan orang – orang terdekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To You - [Kim Wooseok]
Fanfic"Lo mau tau gimana ceritanya gue bisa nikah sama kak Wooseok? Lo ga bakalan percaya kalau kak Wooseok yang berwajah manis itu bisa licik banget! gue dipaksa nikah woy!" Lisa sih mau aja Nikah, tapi nggak gitu dong caranya. Masa main tarik ulur-, lar...