4

1.6K 234 115
                                    


Setelah 3 hari sempat dirawat kini Ayah Suri sudah diperbolehkan pulang, meski hanya kecapean kata Dokter tapi tetap saja yang namanya orang sudah berumur harus lebih banyak beristirahat.

Juna tadi meminta Suri kerumah sakit karna Ayahnya yang mau dijemput anak gadisnya, bukan tanpa alasan tapi karna ada teman lamanya yang berkunjung bersama putranya.

Ayah Suri ingin agar anak mereka juga saling mengenal seperti orang tuanya, pria cukup tampan bernama Wisnu yang tampak sopan itu seperti menyambut baik keinginan orang tuanya agar mereka juga berkenalan.

Tapi tidak dengan Suri yang menanggapi seadanya bahkan terkesan biasa, hingga sampai dirumahpun pria itu juga Ayahnya ikut mengantar.

Jadilah kini Suri mau tak mau harus menemani Pria itu, sedang ayahnya bersama temannya diruangan lain, Juna yang biasanya selalu mengikutinya kinipun tampak sengaja memberi kesempatan pada keduanya untuk lebih banyak mengobrol.

Tentu saja adakalanya Juna harus lebih tau diri mana yang perlu ditunggui mana yang tidak, meski inginnya terkadang harus dipendam dalam-dalam.

"Apa kebun Tehnya masih jauh dari sini?" tanya Wisnu pada Suri.

Keduanya kini sedang duduk diteras bagian samping, rumah Keluarga Suri yang cukup luas memang terdapat beberapa teras untuk bersantai.

"Lumayan" balas Suri seadanya.

Wisnu menatapi Suri dari samping, senyumnya sedari tadi tampak sering terukir, sepertinya karna gadis yang kini sedang mengangkat gelas dimeja untuk menikmati isinya itu.

Sejenak Suri melirik pada Wisnu yang bagai betah dengan pemandangan barunya, tapi Suri tak ingin peduli itu.

"Apa kau menyukai suasana perkebunan atau kau lebih suka suasana yang lain?" lagi terdengar tanya Wisnu.

Tampaknya Pria itu ingin terus coba untuk mengajak gadis disampingnya mengobrol.

"Beberapa hari yang lalu belum, tapi setelah menjadi suka bahkan sangat suka" balas Suri.

Sejenak menoleh pada Wisnu, tapi kemudian menatap lagi lurus kedepan dengan sedikit senyuman tipis yang tersungging dibibirnya kala inget wajah seseorang.

"Beberapa hari yang lalu sungguhkah? kau bahkan seorang anak pemilik kebun itu" balas Wisnu sedikit tertawa.

Merasa jawaban Suri cukup unik dipendengarannya.

Suri tak lagi menanggapi ucapan Wisnu, karna ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk, setelah pamit pada Wisnu untuk menerima panggilan diponselnya Suri melangkah menjauh dari tempat duduknya.

Setelah selesai berbicara ditelfon Suri menghampiri Wisnu, bukan untuk kembali duduk tapi untuk pamit jika harus pergi, Wisnu yang tampak tak rela saat langkah Suri bagai tergesa menjauh darinya.

Kemudian Suri juga berpamitan pada Ayahnya juga Ayah Wisnu yang sedang asik mengobrol.

Tak membuang waktu Suri pergi tanpa ditemani Juna, cukup tergesa karna Suri sempat lupa akan apa yang harusnya sedari tadi dilakukannya.

Merutuki dirinya sendiri mengingat perjalanan yang cukup memakan waktu, tapi jika tak lupapun dirinya tadi juga menjemput Ayahnya, mendadak merasa kesal sendiri.

Sejam lebih mobil yang Suri  kendarai kini memasuki area Bandara, lalu bergegas keluar dari mobil tepat setelah  memarkirkannya.

Langkahnya cepat masuk kedalam, matanya awas menatap kesana kesini sekitaran mencari sosok yang harus dijemputnya itu.

Saat Suri mulai merasa kesal karna tak juga menemukan orang itu, tiba-tiba pundaknya ditepuk dari belakang, dan seketika membuat Suri berbalik badan, tapi saat itu juga kedua telapak tangan langsung menutupi kedua matanya dari depan.

Pelangi Di Batas Kemarau (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang