8

1.5K 212 101
                                    


Bagaimana tak dibuat bingung, jika saat ini orang yang meski sedari tadi bersamanya itu tak pernah bilang akan ikut kerumahnya, bahkan Kasih masih tak mengerti kehadiran Suri dirumahnya hanya sekedar singgah atau bagaimana.

"Jangan sungkan dirumah yang sederhana ini ya Nak, mari masuk istirahatlah dikamar Kasih, hanya ada dua kamar jadi Nak Suri gak keberatankan kalau sekamar dengan Kasih?" ucap Ibu Kasih.

Seketika membuat hati Kasih mendadak cemas, tak terfikir sebelumnya jika Suri mungkin akan menginap dan haruslah memang sekamar dengan dirinya, karna tak mungkin jika bersama sang ibu atau didepan TV, apalagi Suri sudah memperkenalkan dirinya sebagai teman Kasih.

"Iya Bu, tidak masalah" balas Suri dengan senyuman penuh arti.

Matanya beradu lirik dengan Kasih yang sedang meredam gugupnya.

"Kasih ajak Suri kekamarmu" pinta Ibunya pada Kasih.

"I..iya Bu" balas Kasih.

Jika saja Suri temannya sungguhan pastilah tak akan ada rasa gugup atau semacamnya, kenyataan Suri adalah anak pemilik tempatnya bekerja, yang sudah Kasih pastikan adalah orang sangat berada, jauh dengan dirinya gadis kampung biasa saja.

Ada rasa malu ada juga tak enak karna harus membawa Suri kekamarnya yang sederhana, tanpa Kasih tau jika Suri tak keberatan akan hal itu, apalagi jika bersama dirinya.

Satu hal yang belum Kasih fahami, jikalau Suri bukan gadis manja, bukan juga gadis yang selalu menuntut sempurna, dia bahkan bisa bersikap sama seperti Kasih sesuai dengan apapun suasananya.

Suri kini sudah berada dikmar Kasih, duduk ditepian kasur menatapi seisi kamar sederhana itu, senyumnya perlahan terukir dibibirnya, merasa jika kamar Kasih akan jadi kamar favoritnya sepanjang hidup asal bersama pemiliknya.

"Jadi tujuan Kakak sebenarnya kemana?" tanya Kasih.

Membuat tatapan Suri langsung berpindah padanya.

"Kekamar ini" balas Suri tanpa malu.

Sekedar menggoda pemiliknya  atau sejujurnya begitu.

"Kak, jangan becanda" balas Kasih.

Merasa jika jawaban Suri adalah candaan yang mampu mendebarkan jantungnya.

"Serius" balas Suri.

Tentu saja itu serius, bahkan sudah Suri fikirkan sedari awal kalau tidak buat apa dirinya berada di Bis lebih dulu.

"Tapi buat apa?" tanya Kasih.

"Nemenin kamu, mastiin kamu baik-baik aja dijalan, sekalian main kerumahmu ketemu orang tuamu, apa itu berlebihan?" balas Suri.

Menghampiri Kasih yang masih tak beranjak dari posisinya, seolah takut melangkah mendekati ranjangnya sendiri.

"Jika ada yang tau Kakak siapa pasti mereka akan berfikir berlebihan" balas Kasih.

"Aku gak butuh pendapat mereka, yang ku butuh cuma pendapatmu" balas Suri.

"Aku..aku jadi tak enak sendiri Kak, bagaimana kalau Paman tau atau bahkan pekerja lain" balas Kasih.

Membuang pandangan kesampingnya tak mau terus bertatapan dengan mata didepannya.

"Jangan fikirkan itu, ini antara aku dan kamu, harusnya tak ada yang berhak mencampuri, apalagi melarangku yang ingin menjadi dekat dengamu seperti saat ini" balas Suri.

Pelangi Di Batas Kemarau (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang