Setelah makan malam yang bagi Suri ada menyenangkannya ada tidaknya, kini dirinya juga Kasih sudah berada dikamar bersiap untuk tidur meski ntah bisa nyenyak atau sebaliknya.Sama berposisi terlentang menatapi langit kamar, ada sedikit jarak bagi kedunya meski tak ada bantal guling membatasi, Suri rasanya ingin menepis jarak itu, sesekali matanya melirik pada Kasih.
"Apa kau senang?" tanya Suri ditengah keheningan.
"Senang karna?" balas Kasih.
"Saat makan diluar tadi?" balas Suri.
"Ya itu sebenarnya menyangkan karna ada Yuli sama Rumi, sudah cukup lama tak jalan dengan mereka" balas Kasih.
"Hanya itu?" balas Suri.
"Apa kau ingin jawaban lain?" kali ini Kasih yang bertanya.
"Pria tadi?" balas Suri dengan nada tak sukanya saat teringat.
"Dia teman lama, anak sekitar sini juga, kita saling tau sejak dulu hanya itu saja" balas Kasih jujur.
Karna memang begitu adanya, meski sudah lama saling tau tapi tak pernah Kasih memperhatikan lebih pada Pria itu atau Pria mananpun.
Dirinya dekat hanya dengan kedua sahabatnya saja, bukan tak ada yang mendekati Kasih karna jika diingat justru banyak, bahkan dari SMP saja sudah ada beberapa Pria ganjen maupun kalem yang coba cari perhatiannya, tapi Kasih tak pedulikan itu.
Tiba-tiba Kasih merasa jantungnya berdebar saat sebelah tangannya tergenggam, perlahan dirinya menoleh kesampingnya, menatap mata yang ntah sejak kapan sudah menatapinya itu.
Posisi keduanya kini sudah sama memiringkan tubuhnya saling tatap, satu tangan Suri masih menggenggam hangat tangan Kasih, kemudian satu tangannya lagi terulur menyapu rambut Kasih yang berada dipipinya sampai belakang telingganya dengan lembut.
Kemudian sejenak jemarinya berhenti dirahang Kasih, mengusapnya pelan hingga sampai wajah dengan tatapan yang kian menujukan keinginan.
Ingin sekali Suri mengutarakan segala yang ada dihatinya, tapi batinnya menahan-nahannya tak mau terburu, meski rasanya begitu sulit dibendung untuk segera memiliki gadis didepannya.
Jangan tanya bagaiamana dengan Kasih, sudah barang tentu jantungnya sedari tadi meronta-ronta bagai ingin kabur dari tempat persembunyiannya, tubuhnya bahkan seolah mendadak tak kuasa bergerak.
Sentuhan Suri bagai satu hal yang mampu mematikan sendi geraknya, desiran bak semilir angin menyapa aliran darahnya menghantarkan kemerindingan, hanya bola mata yang terkadang bergerak sebagai pertanda bahwa pemilik mata sedang tak baik-baik saja dibuatnya.
Ingin memalingkan pandang tapi wajah Suri seakan merantainya untuk terpaku, tak pernah sebegitu dirinya mengkagumi wajah seseorang, tapi kali ini batinnya sudah puluhan kali merapalkan puji-pujian pada pahatan apik sang Pencipta didepannya.
Gemuruhnya debar menjadi saksi tersendiri betapa terkadang kata tak mampu mewakili, dua hati bagai sudah merasa saling isi, meski mulut masih seolah kelu terkunci.
*************
Minggu sore Kasih sudah harus bersiap kembali ketempat kerjanya, begitu sebentar rasanya bertemu sang Ibu tapi setidaknya cukuplah mengobati rindu dari pada tidak sama sekali.
Keduanya kini sudah bersiap didepan rumah, dimana ternyata sahabat Kasih juga berada, tapi ada yang tampak aneh karna seorang Pria yang semalam terlihat mendekati Kasih juga berada kini.
Pria itu tersenyum manis pada Kasih jelas sekali menunjukan kekagumannya, seseorang disamping Kasih menatap tak suka akan kehadiran Pria itu.
Sekali lihat dirinya langsung bisa menerka jika Pria itu menginginkan Kasih, meski Pria itu tak tau jika dirinya harus melewati rintangan yang tak main-main jika coba diterjang.
![](https://img.wattpad.com/cover/197184886-288-k723373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Batas Kemarau (GxG)
Romancejika hadirnya pelangi mampu mewarnai hari, maka hadirmu bak hujan yang menyirami gersang dihati ini.