Tepat Sabtu pagi, terhitung sebulan sudah Kasih bekerja meninggalkan Ibunya seorang diri, meski tak sebegitu jauhnya tapi tetap saja tak bisa seenaknya untuk menemui sang Ibu.Hingga tiba dipagi ini, Kasih meminta izin untuk pulang kerumahnya menjenguk Ibu tercinta yang telah dirindunya.
Kasih sudah sampai ditempat untuk menunggu Bis yang akan menuju daerahnya, diantar oleh Pamannya yang kini masih menungguinya sampai Bis datang.
Tak lama dari itu sebuah Bis berhenti tepat didepan Kasih, setelah berpamitan pada Pamannya Kasih kemudian melangkah masuk kedalam Bis.
Nampak tak begitu penuh, karna masih ada beberapa tempat duduk yang kosong, langkah pelan Kasih menuju barisan tengah, Bispun mulai lagi dilajukan oleh Sopirnya.
Hingga Kasih merasa dikejutkan oleh genggaman tangan sesseorang yang seketika membuat langkahnya terhenti.
Menatap tak percaya dengan sosok didepannya yang masih menggenggam tangannya dengan santai ditempat duduknya.
Kemudian kasih merasakan tarikan lembut pada tangannya, menuntun tubuhnya untuk mendekat duduk tepat disamping seseorang itu.
Kasih masih sedikit tak percaya jika Suri seseorang yang terkadang membuat perasaannya tak tentu, kini ada didalam Bis yang dirinya tumpangi.
"Kakk..ko bisa disini?" tanya Kasih yang sudah begitu ingin tau.
Tangannya yang sedari tadi masih digenggam Suri di tariknya perlahan, bukan tak nyaman tapi Kasih khawatirkan dirinya.
"Aku ingin kesuatu tempat" balas Suri.
Kasih yang tak tau lagi akan berkata apa hanya mengangguk, karna dirinya tak mau bertanya suatu tempat yang dimaksud Suri, bukan Kasih tak ingin tau tapi takut jika dikira sangat ingin tau.
Walau merasa cukup aneh, karna Suri lebih memilih menaiki Bis sedang dirinya bisa membawa mobil sendiri.
Hening kini menemani antara Kasih juga Suri meski duduk berdampingan, Kasih yang merasa canggung dan tak bebas bergerak sedari tadi hanya menatap kedepan ataupun kejendela Bis saja.
Sungguh dirinya tak berani menatap kesampingnya dimana Suri berada, meski begitu dirinya bagai merasa Suri terus menatapnya, dan memang begitu adanya karna sedari awal Suri bahkan seolah enggan memalingkan pandangannya kearah lain.
Bagai tampak begitu suka dengan pemandangan yang ada disebelahnya, sesekali tersenyum sesekali menatap dalam, meski Kasih tak melihat langsung tatapan itu tapi dirinya cukup merasa.
"Apa kau sangat merindukan Ibumu?" tanya Suri tiba-tiba.
Kali ini Kasih dibuat berani menoleh karna pertanyaan dari Suri, membuat mata keduanya bertemu.
"Sangat, ini kali pertama aku jauh dari Ibu" balas Kasih jujur.
"Ada yang lainkah?" lagi tanya Suri.
"Yang lain apanya?" balas Kasih memang tak tau.
"Yang kau rindukan?" balas Suri.
"Ada" balas Kasih sedikit tersenyum pada Suri.
Tapi reaksi Suri justru tampak beda, rautnya yang tadi seperti terlihat santai kini seolah berubah mendengar jawaban Kasih.
Bahkan tatapnya yang lembut mendadak menjadi cukup menajam lalu berpaling, Kasih bukan tak menyadari itu dirinya tau jelas jika raut Suri berbeda setelah mendengar jawabannya.
Tapi kenapa? Itulah yang membuat Kasih bertanya dalam hati karna tak berani dipertanyakan langsung pada orang disampingnya.
Sejam sudah berlalu dari awal Bis melaju, tatapan Suri kini lurus kedepan tak seperti tadi yang begitu betah memandangi wajah Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Batas Kemarau (GxG)
Romancejika hadirnya pelangi mampu mewarnai hari, maka hadirmu bak hujan yang menyirami gersang dihati ini.