5

11 1 0
                                    

Oooiiiii balik lagi 😅😅😅








"Tae, kau dipanggil Hyung Manager" ucap Jin sambil menepuk pundak Tae.

Tae yang pada saat itu sedang duduk bersender tembok sambil memejamkan matanya di tempat latihan pun kaget. Ia lalu membuka matanya, meminum air mineral disampingnya kemudian berdiri dan pergi menuju ruang Managernya.

Tae membuka pintu ruang Managernya dan langsung mendapati Managernya sedang duduk di sofa.

" Hyung, apa kau memanggilku? " tanya Tae
" Ah iyaa, ada yang ingin aku sampaikan Tae" jawab Managernya

Tae lalu duduk di dekat Managernya.

" Tae, apa kau benar-benar menyukai gadis itu?.. Kau taukan apa resikonya? " ucap Managernya

Tae tidak menjawab. Ia hanya mengangguk pelan.

" Tae, kau masih sangat muda. Masih banyak sekali waktumu untuk mencari gadis yang akan kau nikahi dimasa depan.. Untuk saat ini, biarkan dia. Dan kau? Kau harus mengerti apa kewajibanmu sebagai artis" terus Managernya

Tae memandangi wajah Managenya, memang benar pasti akan sangat beresiko jika media tau kalau dia menyukai seseorang.

" Aku mengerti perasaanmu. Aku juga pernah merasakan jatuh cinta. Tetapi kau tidak boleh egois. Dia pasti juga akan tersiksa jika mendapat banyak tekanan dari media ataupun fansmu" lanjut Managernya

Tae benar-benar bingung. Ia begitu sangat menginginkan Jinri. Ia barusaja bertemu setelah sekian lama ia tidak bertemu dengan Jinri.

Apa ia harus pergi lagi?
Apa ia harus melupakan Jinri lagi?
Tae sudah sangat lelah dengan semua ini. Mengapa kisah cintanya seperti ini? Ia kira menjadi Idol akan sangat mudah mendapatkan pasangan. Tetapi malah kenyataan nya seperti ini. Ia harus membohongi dirinya sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jinri terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit. Tangan kirinya terdapat selang infus. Dihidungnya terdapat alat untuk membantunya bernafas. Sementara di dahi kiri, punggung tangan terdapat luka dan pipi putih Jinri masih sedikit terlihat merah bekas tamparan maut Sinhe.

Sungguh menyedihkan keadaan Jinri saat ini.

Selama ini, pembatu Jinri lah yang menemani Jinri di RS. Walau sudah 3 hari ini Jinri belum sadarkan diri.

Bibi Hwang selalu setia disamping Jinri. Ia lah yang merawat Jinri setelah Ibu Jinri meninggal dunia.

Bibi Hwang merasa sangat sakit hatinya melihat keadaan Jinri sekarang. Sesakit hati seorang ibu yang melihat anaknya terbaring lemah dengan banyak selang di tubuhnya.

Tok tok tok
Suara pintu berbunyi, otomatis Bibi Hwang langsung membuka pintu kamar RS.

" Tuan Tae.. " lirih Bibi Hwang

Tae berjalan lambat memasuki kamar rawat itu. Ia benar-benar sangat takut melihat keadaan Jinri sekarang. Dan benar saja, setelah Tae melihat keadaan Jinri ia sangat sesak.

Tae mendekati raga gadis idamannya itu. Ia mengamati dari ujung rambut sampai bagian bawah yaitu kaki Jinri yang tertutup oleh selimut. Matanya mengeluarkan cairan bening, hatinya sangat sakit, sangat.

Tae menggenggam tangan Jinri sambil mengamati wajah Jinri. Sungguh Tae tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Jinri seperti ini karena Tae.

Tae yang menyukai Jinri, tetapi kenapa Jinri yang menanggung semua ini?

Jinri tidak tau apa-apa.

Tae kembali meneteskan air mata sambil menyenderkan kepalanya di punggung tangan Jinri. Ia juga sesekali menciumi punggung tangan Jinri.

Melihat itu, bibi Hwang benar-benar tidak bisa menahan air matanya. Bibi Hwang menagis sejadi-jadinya di sofa kamar rawat itu.

" Bi, bagaimana dengan Ayahnya Jinri? Apa ia sudah tau keadaan Jinri sekarang? " tanya Tae

" Tuan besar sudah tau Tuan, dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju kesini " jelas bibi Hwang

Tiba-tiba pintu kamar rawat itu terbuka. Tae dan Bibi Hwang terkejut.

" Ohh Tuan Besar, Nyonya Besar.. " ucap Bibi Hwang sambil membungkukkan badan.

Tae yang melihat Bibi Hwang langsung ikut membungkukkan badan.

Ayah Jinri & ibu tiri Jinri langsung menuju ranjang segera melihat keadaan anaknya.

" Bi, apa Jinri sama sekali belum sadar? " tanya Ayah Jinri

" Belum Tuan Besar.. " jawab bibi Hwang sambil meneteskan air mata.

Ibu tiri Jinri menangis sendu. Bagaimanapun Jinri adalah anaknya. Ia memegang tangan Jinri dan tangan satunya mengelus rambut Jinri.

Tae tidak ingin mengganggu keluarga itu. Ia lalu pergi tanpa pamit sebelum Ayah & Ibu tiri Jinri menyadari keberadaannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tae memasuki gedung Bighit, mencari Managenya.

"Hyung.. " teriak Tae kepada Manager nya yg pada saat itu sedang berjalan menuju lift.

My Love Story ( Kisah Cintaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang