10

3 0 0
                                    


Jinri & Tae berada di ruang tengah rumah Jinri. Tae duduk di kursi, sementara Jinri berlutut di depan Tae. Jinri ngengoles cream di daerah kaki Tae yang kesleo. Tae sangat kesakitan.

" Aku pikir ini tidak akan membaik jika hanya diberi cream saja" ucap Jinri masih dengan tangannya yang mengoles cream pereda kesleo.

"Aku ingin melakukannya, tapi aku tidak tega.." lanjut lirih Jinri

Tae yang mendengar ucapan Jinri kemudian memegang tangan Jinri dan mengalihkannya agar tangan itu tidak disana.

Jinri tau apa yang akan Tae lakukan. Tae akan membenarkan posisi ototnya yang kesleo itu dengan tangannya sendiri.

Kedua tangan Tae sudah bersiap untuk mulai, tetapi kemudian kedua tangan Jinri menangkup wajah Tae,mengarahkan agar Tae fokus menatapnya bukan fokus ke tangan yang sedang memengangi kaki yang kesleo itu.

"KREEKKKK"

Tulang kaki Tae berbunyi seperti itu. Tae sangat kesakitan, ia ingin berteriak tetapi sesuatu yang lunak membungkam bibirnya.

Jinri mencium bibir Tae. Ia tidak tau harus berbuat apa supaya Tae merasa tidak terlalu kesakitan. Saat menatap wajah Tae tadi, terlintas begitu saja kalau ia harus menciumnya. Ia pikir dengan begitu bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan Tae.

Jinri menyadari apa yang dilakukannya itu salah, hingga akhirnya ia melepaskan ciuman itu. Ia sangat malu. Sungguh malu. Tae terus memandanginya dan semakin membuatnya MALU.

" Ohhhh.. Aku akan mengambil perban disana.. Sebentar yaa" alih Jinri.

Tae hanya diam. Ia memutar bola matanya mengikuti gerakan kemana perginya Jinri. Lalu setelah itu ia kembali fokus kepada kakinya yang sudah lumayan membaik.

Jinri kembali dengan membawa kain perban. Lalu berlutut lagi di hadapan Tae. Ia dengan cekatan memerban kaki Tae. Tae sungguh gila dibuatnya.

Saat Jinri fokus memerban kaki Tae, tiba tiba tangan tae memegang tengkuk Jinri hingga berhasil membuat Jinri menatapnaya. Kemudian Tae mendekatkan wajahnya dan menghapus jejak diantara mereka. Tae mengecup lembut bibir itu. Bibir yang pernah ia rasakan 2 tahun lalu. Rasanya masih sama, manis.. Sangat manis.

Jinri yang saat itu tangannya sedang memerban pun semakin mempercepat tugasnya. Setelah selesai, kemudian kedua tangan Jinri menggenggam satu sama lain. Tangannya sangat gemetar saat itu.

Mereka melumat bibir satu sama lain dengan sangat lembut. Ada rasa lega disana, ada rasa rindu yang terbalaskan..

Malam ini.. Bisakah berhenti?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jason memasuki kamarnya. Ia lalu duduk di kursi sambil memandangi wajahnya yang sangat menyedihkan itu. Kata-kata penolakan Jinri terus berputar di telinganya.

"Jason.. Kau tau kan sebenarnya siapa pemilik hatiku?.. Maaf, aku belum bisa melupakannya.. Aku harus menunggu kepastian dulu darinya.. Jika memang dia sudah melupakanku, akupun dengan berusaha keras akan melupakannya juga. Tapi mungkin itu membutuhkan waktu yang lama.. Jangan begini.. Tetaplah jadi Jason yang aku kenal dulu..Ayo menjadi sahabat saja.. "

Jason mengacak kasar rambutnya. Ia ingin malam ini ia melupakan kejadian tadi.

Minum alkohol mungkin menjadi pilihan tepat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tae turun dari taxi yang ditumpanginya. Ia melihat lampu Dormnya sudah hampir dimatikan semua, menyisakkan lampu depan saja yang menyala. Mungkin semua member sudah tertidur.

My Love Story ( Kisah Cintaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang