Seharian kemarin aku digodai Aura, setiap batang hidung Anan terlihat dia mulai mencubit lenganku, perutku, pipiku, mana saja yang bisa dicubitnya dengan tujuan supaya aku melihat Anan dan terus berlanjut sampai pagi ini.
"Ngapain sih Ra, ampun deh! Abis badan gua, lu cubitin terus dari tadi!" Kataku gemas.
"Ish, lu tuh Din g peka, tuh pangeran lu baru dateng!"
"Pangeran dari Hongkong?" Kataku sambil melengos.
"Bukan, gua pangeran dari jalan Bugisan, bukan dari Hongkong, kalo ke Hongkong gua liburan doang!" Tiba-tiba yang sedang dibicarakan nyaut. Anan sambil cengar-cengir muncul dari belakangku.
"Gua nggak nanya!" Kataku ketus.
"Anan jadi rumah lu di Bugisan, bisa dong nebengin Dinda kalo pulang, kan lumayan searah?" Kata aura menimpali.
"Emang rumah Dinda dimana?"
"Deket pasar Lempuyangan, bisa kan dilewatin pas balik?"
"Ya,bisa aja sih.."
"Heh, lu berdua asik sendiri ngebahas, gua yang jadi topik bahasan ogah! Gua bisa balik sendiri, gua bawa motor" kataku geram.
"Din, kalo gitu lu diiringi aja motornya sama anan, gimana?"
Tobat deh, udah tak bisa berkata-kata lagi aku terhadap sahabatku dari SMP ini. Apa motivasi dia terus menawarkan diriku ke Anan. Apa dia tidak menyadari kalau kelakuan Anan kemarin cuma keisengannya membalas kelakuanku di lapangan saat upacara penerimaan? Cuma untuk seru-seruan. Nothing serious. Kenapa harus terus diperpanjang oleh bocah satu ini. Sudah tak tahan lagi, aku pergi keluar kelas.
"Yah ngambek, Din, kemana Din?!" Teriak Aura.
"Kamar mandi, ngebasahin kepala biar adem ngadepin lu!" Kataku sambil memonyongkan bibir kearah Aura, dia malah tertawa terbahak-bahak, begitu juga Anan.
😆😆😆
Setelah pengarahan oleh kakak OSIS di kelas sejenak, sekarang kami menuju ke lapangan, hari ini kami MOS lapangan. Selain itu kami diberi tugas untuk mengumpulkan tanda tangan dari anggota OSIS dan ketua exskul, minimal 30 buah sembari kami pengenalan terhadap organisasi dan kegiatan yang ada di sekolah. Jika tidak berhasil, besok kami akan diberi tugas tambahan.
Awalnya kukira akan mudah, rupanya inilah momen yang ditunggu kakak-kakak kelasku ini. Mereka akan mengerjai kami dulu baru memberikan tanda tangan, jika begini, rasanya 10 tanda tangan saja sulit. Terlebih lagi aku sekelompok dengan Anan, si penarik perhatian! Kami dibagi sesuai urutan presensi, Adinda, Alex, Ananda, Aura, kuartet A.
"Oke, kita mau ke booth mana dulu nih?" Kata Alex.
"OSIS lah jelas! Gua udah banyak kenal kakak-kakak OSIS soalnya." Balas Anan pasti.
"Nggak ah,pasti bakal dikerjain abis-abisan, kemarin aja dikerjain lu Nan!" Sanggahku
"No no no, kemarin bukan dikerjain, itu show!" Kata Anan sambil mengangkat kedua kerah bajunya bangga.
"Tapi bawa-bawa guaaa..."
"Ya kan kemarin sama lu bikin masalah di lapangannya" kata Anan santai.
"Apa? Kan lu yang tidur, salah sendiri dong, kok jadi gua juga kena?"
Sedang kami ribut sendiri, tiba-tiba kak Reno dan teman-temannya menghampiri. "Yo, Anan mamen, gua tunggu dari tadi di booth OSIS ternyata malah disini, ayo ikut!"
Ck! Sial amat sih, pekikku dalam hati. "Kalo mau bikin show jangan libatin gua lagi, Anan!" Aku berbisik ke telinga Anan sambil berjalan ke arah booth OSIS.
"Kak, kelompok gua bagi tanda tangan gratis dong!" Anan setengah berlari mengejar kak Reno yang berjalan di depan lalu merangkul pundaknya.
"Tenang aja, gua kasih tanda tangan 10 anak OSIS deh, nggak cuma gua doang. Tapi, hibur kita dulu kayak kemarin, nggak bisa gratis." Kata Reno sambil tertawa jahil. Perasaanku jadi nggak enak nih!
Dan benar saja, Anan disuruh nyanyi lagu dangdut, kami tertiga disuruh joged. Yang didapuk menyanyi sih happy, kami bertiga ini, bingung. Lagu yang dinyanyikan Anan adalah lagu Alam - Mbah Dukun. Joged seperti apa yang sesuai dengan lagu ini?
~~~
Ada Mbah dukun, sedang ngobatin pasiennya..heyaaahhh..Konon katanya, sakitnya karena diguna-guna..
Dengan segelas air putih Mbah dukun baca mantra..
Sambil komat-kamit lalu
pasien disembur,burrr.........
~~~
Anan dan Alex joged dengan aktaktif seperti orang kesurupan, aku dan Aura mengaruk kepala kami yang tak gatal. Sedangkan kakak-kakak OSIS tertawa terbahak-bahak, juga anak-anak lain yang melihat disekitar kami.
😵😵😵
KAMU SEDANG MEMBACA
Anan-Dinda, first love should be end
RomanceKadang orang yang tepat datang diwaktu yang salah, kadang kau merasa bukan dia orangnya tapi dia yang hadir diwaktu yang tepat. Perkara hati memang tak pernah sederhana, selalu rumit. Anan mencintai Dinda tapi tak dapat memilikinya karena keadaan. D...